Faham Mahdi Syi'ah dan
Ahmadiyah dalam Perspektif

oleh Drs. Muslih Fathoni, M.A.

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 
PAHAM MAHDI SYI'AH                                     (6/8)
oleh Drs. Muslih Fathoni, M.A.
 
Perpecahan Syi'ah Imamiyyah sesudah Ja'far  as-Sadiq  wafat,
semakin  meluas  dan  perpecahan  ini  tampaknya berpangkal,
siapa  di  antara   enam   puteranya   yang   lebih   berhak
menggantikannya.  Maka  mulailah  muncul  sub-sub sekte baru
seperti:  An-Nawusiyyah,  yang  memandang  Ja'far   as-Sadiq
sebagai  al-Qa'im  atau al-Mahdi demikian pula halnya dengan
al-Musawiyah, pengikut Musa al-Kazim yang berkeyakinan bahwa
Musa tidak mati, ia hanya gaib saja dan akan kembali lagi ke
dunia, dan tidak akan ada lagi seorang imam sesudahnya. Oleh
karena  itu,  sekte  yang  terakhir  ini disebut juga dengan
al-Qat'iyyah.  Dalam  bahasan  ini  akan   dibicarakan   dua
subsekte  yang  terpenting,  dan  keduanya  mempunyai  corak
kemahdian yang berbeda satu sama lain
 
1. SYI'AH ISMAILLIYYAH
 
Aliran ini dikenal pula dengan Syi'ah Sab'iyyah atau  Syi'ah
Batiniyyah.   Disebut   demikian,   karena   pengikut  sekte
berkeyakinan bahwa Imam  yang  ketujuh  bagi  mereka  adalah
Isma'il  atau  karena pendirian mereka yang menyatakan bahwa
setiap yang lahir, pasti ada yang batin dan setiap ayat yang
turun pasfi ada Ta'wil atauTafsir Batiniyyah-nya.
 
Syi'ah  Isma'iliyyah ini muncul sesudah tahun 200 H, menurut
penuturan al-Mahdi Lidinillah Ahmad yang mengutip pernyataan
al-Hakim  dan  kesepakatan  para penulis Muslim, bahwa orang
yang mula-mula membangun mazhab ini  ialah  anak-anak  orang
Majusi  dan  sisa-sisa  pengikut aliran Huramiyyah.30 Mereka
dihimpun oleh suatu perkumpulan  yang  bekerja  sama  dengan
orang-orang  yang  ahli  tentang  Islam  dan filsafat. Motif
mereka tidak lain, karena mereka  ingin  membuat  tipu  daya
guna  merusak  Islam  dengan menyusupkan para propagandisnya
kedalam masyarakat Syi'ah yang masih awam, karena mereka iri
terhadap  kejayaan  Islam.31 Untuk pertama kalinya sekte ini
lahir di Irak, kemudian ia mengalihkan gerakannya ke Persia,
Khurasan,  India,  dan Turkistan. Di daerah-daerah tersebut,
ajaran-ajarannya bercampur dengan kepercayaan versi lama dan
pemikiran   Hindu.   Dalam   hubungan   ini   Fazlur  Rahman
menjelaskan bahwa Syi'ah Isma'iliyyah ini giat berpropaganda
di  sekitar  abad  II  H/IX M - V H/XI M, sehingga ia pernah
menjadi aliran terkuat di dunia  Islam,  sejak  dari  Afrika
sampai  ke India dengan mengobarkan revolusi sosial, melalui
asimilasi ide-ide dari  luar  terutama  ide  platonisme  dan
gnostik.   Dari   sinilah  sekte  tersebut  menyusun  sistem
filsafat diatas mana  dibangun  suatu  agama  baru,  setelah
merongrong struktur keagamaan ortodoks.32
 
Isma'il  yang wafat mendahului ayahnya, diyakini keimamannya
melalui nas dari ayahnya, Ja'far  as-Sadiq.  Pengikut  sekte
ini   mengingkari   kematiannya  dan  ia  dipandang  sebagai
al-Qa'im  (yang  bangkit)  sampai  ia  menguasai  bumi   dan
menegakkan  urusan  manusia.  Sesudah  Isma'il, jabatan imam
diteruskan oleh anaknya, Muhammad al-Maktum dan  selanjutnya
jabatan   tersebut   diteruskan   oleh  puteranya,  Muhammad
al-Habib, kemudian oleh  penggantinya,  'Abdullah  al-Mahdi.
Dalam  propagandanya  ia  mendapat  sukses  karena  jasa Abu
'Abdullah   as-Syi'i,   sesudah   ia   lolos   dari   tempat
penahanannya   di  Sijilmasah,  ia  dapat  menguasai  daerah
Kairuwan   dan   Magrib   (Afrika).    Dalam    perkembangan
selanjutnya,  anak  keturunan  al-Mahdi  ini  akhirnya dapat
menguasai Mesir dan mendirikan dinasti Fatimiyyah.
 
Sesudah sekte ini merasa kuat  posisinya,  berakhirlah  Imam
Mastur  dan  muncullah  'Abdullah ibn Muhammad al-Habib yang
mengaku sebagai Imam Mahdi  yang  dijanjikan.  Diantara  sub
sektenya  yang paling agresif adalah golongan Qaramitah yang
dipelopori oleh Hamdan ibn Qarmat dipenghujung abad ke-3 H/9
M.   Gerakannya   bertujuan,  di  bidang  politik,  membantu
berdirinya dinasti Fatimiyyah di Mesir, sedangkan di  bidang
sosial,  membangun  masyarakat  yang  didasarkan  atas  asas
kebersamaan. Mereka hidup dalam  suatu  komune  yang  hampir
menyerupai  sistem kehidupan masyarakat komunis. Kepercayaan
aliran ini terhadap  al-Mahdi,  tidak  jauh  berbeda  dengan
keyakinan Syi'ah Isna 'Asyariyyah. Hanya saja pengikut sekte
Qaramitah  ini  menganggap  Muhammad  ibn  Isma'il   sebagai
al-Mahdi  atau  al-Qa'im. Ia masih hidup dan tidak akan mati
serta akan kembali lagi ke dunia dan  memenuhi  bumi  dengan
keadilan.  Menurut  keyakinan  mereka,  berita  kemahdiannya
telah disampaikan oleh imam-imam pendahulunya.33
 
Selain aliran Qaramitah,  muncul  pula  golongan  Druziyyah,
yang  dipimpin dan didirikan oleh ad-Durzi. Tampaknya aliran
ini rapat hubungannya dengan Syi'ah al-Hakimiyyah yang lahir
di masa al-Hakim bi Amrillah al-Fatimi yang memerintah Mesir
di tahun 386 H. Dialah yang  didewa-dewakan  sebagai  tuhan.
Dalam  hubungan  ini, menurut salah satu riwayat, dia adalah
Hamzah ad-Durzi yang datang dari Persia ke  Mesir,  kemudian
membujuk   al-Hakim   agar   dirinya   diperbolehkan   untuk
mempropagandakan paham  baru  yaitu  bahwa  al-Hakim  adalah
tuhan,  sehingga  manusia  mau  menyembahnya.34 Sangat boleh
jadi,  ajaran  tentang  Hulul  dan  Tanasukh  versi   aliran
Druziyyah  ini, dipengaruhi oleh ajaran al-Hallaj (858 - 922
M), yang dalam  konsep  filsafat  ketuhanannya,  menjelaskan
bahwa  Tuhan  mempunyai  sifat-sifat kemanusiaan (an-Nasut),
dan manusia pun memiliki sifat-sifat  ketuhanan  (al-Lahut).
Kemudian  ajaran  ini  oleh  ad-Durzi  diterapkan  pada diri
al-Hakim yang dipropagandakan sebagai tuhan.
 
Doktrin esoteris ciptaan Syi'ah  Batiniyyah  yang  inovatif,
terutama   dalam   menginterpretasikan  ayat-ayat  al-Quran,
adalah benar-benar jauh dari ruh Islam dan mengingatkan kita
pada aliran kebatinan Gatholoco di Jawa. Sekte ini pada masa
Aga Khan, sewaktu Inggris berkuasa di India, demikian  Ahmad
Syalabi    menjelaskan,   dijadikan   sebagai   alat   untuk
menghancurkan Islam dan menguasai ummat Islam dengan hak dan
kewajiban  yang  saling  menguntungkan  kedua belah pihak.35
Taktik Inggris ini rupanya  sama  dengan  yang  dilakukannya
terhadap    golongan   Ahmadiyah,   yaitu   untuk   membantu
kepentingan Inggris  di  India.  Dalam  kerjasamanya  dengan
Inggris,  aliran  Batiniyyah atau Isma'iliyyah ini, mendapat
kebebasan menyebarkan pahamnya di koloni-koloni Inggris, dan
sebagai imbalannya, aliran ini harus patuh pada Inggris.
 
2. SYI'AH ISNA 'ASYARIYYAH
 
Aliran ini lebih luas pengaruhnya dan lebih  kuat  posisinya
sampai hari ini bila dibandingkan dengan pengaruh dan posisi
aliran-aliran Syi'ah lainnya. Mayoritas pengikut  sekte  ini
tinggal  di Iran dan Irak. Aliran ini didirikan sesudah abad
ke-3 H, akan tetapi ada  pula  yang  berpendapat,  bahwa  ia
lahir sesudah hilangnya Muhammad al-Mahdi al-Muntazar secara
misterius pada tahun 260 H.
 
Keimaman pada sekte ini,  sesudah  Ja'far  as-Sadiq,  adalah
Musa  al-Kazim,  sesudah  itu  jabatan  imam  dipegang  oleh
puteranya, 'Ali Rida. Dialah satu-satunya Imam  Syi'ah  dari
Ahlul-Bait   yang   diangkat  sebagai  putera  mahkota  oleh
Khalifah  al-Ma'mun  dari  dinasti   'Abbasiyyah.   Kemudian
keimaman   sesudahnya   beralih  kepada  puteranya  Muhammad
at-Taqi, dan selanjutnya ia pun  digantikan  oleh  puteranya
'Ali an-Naqi atau al-Hadi. Ia tinggal di Madinah dan memberi
pengajaran  di  sana.  Akibat  kritik-kritiknya  yang  tajam
terhadap  Khalifah  al-Mu'tasim,  ia dipenjarakan di Samarra
sampai wafatnya tahun 254 H/ 868  M  dalam  usia  40  tahun.
Selanjutnya   keimaman   beralih   kepada  puteranya,  Hasan
al-'Askari,  yang  dikenal  sebagai  Imam  yang  tekun   dan
menguasai beberapa bahasa.
 
                                            (bersambung 7/8)
 
-------------------------------------------------
Faham Mahdi Syi'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif
Drs. Muslih Fathoni, M.A.
Edisi 1 Cetakan 1 (1994)
PT. RajaGrafindo Persada
Jln. Pelepah Hijau IV TN.I No.14-15
Telp. (021) 4520951 Kelapa Gading Permai
Jakarta Utara 14240

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team