|
Muhammad Sulaiman Takeuchi
Ethnolog Jepang
Alhamdulillah saya telah menjadi seorang Muslim. Islam
telah menarik perhatian saya karena tiga hal:
- Persaudaraan dalam Islam dan isinya merupakan
kekuatan pertahanan.
- Penyelesaian praktis tentang beberapa masalah
kehidupan manusia. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara
ibadat dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Bahkan
orang-orang Islam melakukan sembahyang secara
bersama-sama (berjamaah), sama seperti kalau mereka
melakukan tugas-tugas kemasyarakatan, karena mengharap
keridlaan Allah s.w.t.
- Islam adalah kombinasi material dan spiritual dalam
kehidupan manusia.
Persaudaraan Islam itu tidak mengenal golongan, suku
bangsa dan keturunan. Persaudaraan Islam menghimpun semua
kaum Muslimin dari seluruh pelosok dunia. Lebih dari itu,
Islam tidak khusus untuk segolongan tertentu, Islam adalah
agama umum untuk semua manusia dari segala bangsa; apakah
mereka orang-orang Pakistan atau orang-orang India; apakah
mereka orang-orang Arab atau orang-orang Afganistan; China
atau Jepang. Singkatnya Islam itu agama dunia untuk semua
bangsa dan semua benua. Islam menjamin dapat memecahkan
segala kesulitan hidup. Islam adalah agama langit
satu-satunya yang menang terhadap segala tantangan zaman dan
ajaran-ajarannya tetap asli sebagaimana yang diwahyukan
kepada Rasulullah s.a.w. sejak 14 abad yang lalu. Islam
adalah agama fithrah (natural religion), dan karena itulah
maka Islam adalah agama yang fleksibel, sesuai dengan segala
kebutuhan manusia dengan segala perbedaannya pada setiap
zaman, sebagaimana Islam telah membuktikan peranannya yang
penting dalam perkembangan sejarah kenegaraan dan
kemasyarakatan dalam waktu yang relatif singkat. Islam
mengatur susunan masyarakat dalam usahanya untuk
menyelamatkan kemanusiaan, sebagaimana juga Islam bukan
suatu agama yang berdiri di pinggir lapangan hidup manusia.
Tidak seperti agama Buddha dan Kristen yang menganjurkan
supaya mengkesampingkan segala hubungan duniawi dan
menjauhkan diri dari masyarakat kemanusiaan. Sebagian
penganut Buddha mendirikan kelenteng-kelenteng di kaki-kaki
gunung yang, tidak bisa dicapai oleh manusia, kecuali dengan
susah payah. Banyak contoh dalam kehidupan keagamaan
orang-orang Jepang, di mana mereka menjadikan "tuhan" itu
jauh dari jangkauan manusia.
Begitu juga halnya dengan orang-orang Kristen yang
mendirikan tempat-tempat bersemedi (monasteries) di
tempat-tempat yang yang terpencil. Kedua agama itu
memisahkan kehidupan keagamaan dari kehidupan manusia yang
biasa. Sedangkan Islam kita dapatkan sebaliknya. Kaum
Muslimin mendirikan mesjid-mesjid di tengah-tengah kampung
atau kota, atau di pusat-pusat perdagangan kota. Agama kita
(Islam) menganjurkan supaya melakukan sembahyang
bersama-sama dan supaya menjaga kemaslahatan masyarakat,
dengan ketentuan bahwa hal itu termasuk bagian dari
agama.
Kehidupan manusia adalah campuran antara jiwa dan benda,
sebab Allah s.w.t. telah menciptakan kita dari ruh dan
jasad, sehingga kalau kita memang menginginkan kesempurnaan
dalam hidup, kita harus mempersatukan roh dan jasad, dan
tidak memisahkan kehidupan rohani dari kehidupan kebendaan.
Islam menganggap kedua-duanya (kerohanian dan kebendaan) itu
penting, dan meletakkan keduanya pada tempatnya yang benar.
Atas dasar inilah falsafah kehidupan Islam berdiri, mencakup
semua segi kehidupan manusia.
Saya adalah orang yang baru saja memeluk Islam. Sejak
saya memeluknya dua tahun yang lalu, saya telah menemukan
Islam sebagai agama persaudaraan atas dasar akidah
(kepercayaan) dan amal.
Jepang pada waktu ini adalah suatu negara yang paling
maju dalam bidang industri, dan masyarakat Jepang telah
berubahnya seluruhnya, sebagai akibat revolusi teknologi
dengan akibatnya yang berupa corak kehidupan yang
materialistis. Dan karena negeri ini miskin dengan
sumber-sumber alam, maka bangsa Jepang harus bekerja keras
siang dan malam untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan
menjaga keseimbangan perdagangan dan industrinya. Itulah
sebabnya, makanya kami selalu sibuk dengan usaha-usaha
mencari kekayaan untuk hidup yang tidak ada pengaruhnya
dalam kehidupan rohani. Seluruh perhatian kami ditumpahkan
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, karena kami
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan soal-soal
yang bukan kebendaan.
Bangsa Jepang tidak mempunyai agama dan tidak mempunyai
tujuan apa-apa. Bangsa Jepang hanya mengikuti pengaruh
materialisme Eropa, dan mungkin inilah yang menambah
kebekuan jiwa bangsa Jepang, sebab jasmani mereka yang telah
mengecap kenikmatan makanan yang lezat dan pakaian yang
bagus, tidak disertai dengan jiwa yang berbahagia.
Saya yakin bahwa momentum ini adalah kesempatan yang
paling baik untuk menyiarkan agama Islam di kalangan bangsa
Jepang. Sebab ketidak-tahuan yang menjalar di belakang benda
duniawi telah menyebabkan bangsa-bangsa yang menyebut
dirinya maju itu telah menjadi mangsa atau korban kekosongan
jiwa. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang sanggup
mengisi kekosongan jiwa mereka, dan kalau langkah-langkah
yang teratur dilakukan untuk dakwah Islam di Jepang
sekarang, maka tidak akan lebih dari dua atau tiga turunan,
seluruh bangsa ini telah masuk dalam agama ini. Saya
menegaskan bahwa usaha serupa itu akan merupakan pertolongan
yang besar buat Islam di Timur jauh, sekaligus merupakan
nikmat terbesar bagi kemanusiaan di bagian dunia ini.
|