Al Qur'an & Sunnah | |
AL QUR'AN MEMAPARKAN DUA UNSUR, MANFAAT DAN KEINDAHAN DALAM KEHIDUPANApabila jiwa seni itu adalah bagaimana merasakan adanya keindahan dan menghayatinya, maka itulah yang diingatkan oleh Al Qur'an untuk diperhatikan, dan Al Qur'an telah menegaskan dalam banyak ayatnya. Al Qur'an mengingatkan kita dengan tegas akan pentingnya unsur keindahan dan kecantikan yang telah Allah ciptakan pada setiap makhluq-Nya, selain unsur manfaat atau faedah yang juga ada padanya. Demikian juga Allah telah memberikan kemampuannya kepada manusia untuk bisa merasakan keindahan dan hiasan sekaligus manfaat dari sesuatu. Allah SWT berfirman menjelaskan karunia-Nya yaitu tentang penciptaan binatang ternak,
Ayat tersebut menjelaskan tentang hikmah dan manfaat binatang. Kemudian pada ayat berikutnya Allah SWT berfirman:
Ayat ini mengingatkan sisi keindahan yang mengingatkan kita akan keindahan Rabbani yang belum pernah disentuh oleh tangan pelukis seni yang dia hanya seorang makhluq, tetapi justru digambar langsung oleh Tangan Sang Pencipta, yakni Allah SWT. Di dalam surat yang sama Allah berfirman,
Menungganginya dapat menghasilkan manfaat, adapun hiasan itu merupakan kenikmatan tersendiri berupa keindahan yang bernilai seni yang dengannya siapa pun orangnya akan menyukainya. Pada surat yang sama, Allah SWT juga menjelaskan tentang nikmat-Nya berupa lautan yang ditundukkan untuk manusia. Firman-Nya,
Di dalam ayat ini Allah tidak hanya menjelaskan faedah lautan dari unsur materi saja yaitu ikan yang bisa dimakan dan dimanfaatkan oleh tubuh, tetapi juga disertai hiasan yang dipakai sebagai perhiasan sehingga bisa dinikmati oleh mata dan dirasakan oleh hati. Taujih Qur'ani seperti ini juga disebutkan berulang kali dalam Al Qur'an di berbagai lapangan kehidupan, seperti tumbuh-tumbuhan, tanaman, kurma, anggur, zaitun, delima dan yang lainnya, Allah SWT berfirman di dalam surat Al An'am:
Di dalam ayat lain pada surat yang sama Allah berfirman setelah menjelaskan tanam-tanaman, kebun kurma dan anggur sebagai berikut:
Sebagaimana jasad kita membutuhkan makan buah-buahan pada saat berbuah, demikian juga jiwa kita membutuhkan hiburan yaitu dengan melihat buah itu apabila saatnya berbuah dan matang. Dengan demikian maka manusia harus menghindari dari harapannya yang berlebihan yaitu kepentingan perut. Allah SWT juga berfirman:
Hiasan itu merupakan kebutuhan jiwa kita sedangkan makan dan minum itu adalah kebutuhan jasad kita. Keduanya sama-sama diperlukan. Demikian juga kita dapatkan istifham inkari (pertanyaan dalam bentuk pengingkaran) pada ayat yang kedua di atas yang ditujukan pada dua sasaran, yaitu sikap mengharamkan "Hiasan Allah" yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan mengharamkan "Ath-Thayyibaat" (yang baik-baik) dari rezki. "Zinatullah" (hiasan Allah) menggambarkan tentang keindahan yang telah Allah persiapkan untuk hamba-hamba-Nya, selain unsur manfaat yang tergambar dalam ungkapan "Ath-Thayyibaat min ar-Rizqi." Coba renungkanlah penyandaran ini yaitu penyandaran kata "Ziinah" kepada "lafadz Allah," ini membuktikan kemuliaan zinah (hiasan) dan mengingatkan kita akan urgensinya. Dalam dua ayat berikut ini Allah SWT berfirman, menjelaskan tentang fungsi pakaian sebagai berikut:
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan tentang fungsi pakaian dalam tiga unsur, yaitu menutupi 'aurat yang diungkapkan dalam, "Yuwwarii sau'aatikum," kemudian berfungsi sebagai keindahan dan hiasan, yaitu sebagai upaya pemeliharaan dari panas dan dingin, dan pakaian taqwa yang diungkapkan dengan, "Wa libaasut-taqwaa." | |
| |
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |