KATA PENGANTAR
"Zaman kekuasaan orang-orang kulit putih
segera berakhir. Saya yakin mereka tidak lagi memenuhi
hari-hari indah seperti hari-hari yang pernah mereka alami
empat belas abad yang silam." (Bertrand Russel, dalam Islam
The Religion of The Future karya Sayyid Quthub)
Dari berbagai penelitian, fakta dan data yang diungkap
dari realita peradaban Barat 'modern' yang 'mengungguli'
jaman-jaman sebelumnya dalam kemajuan material dan
penemuan-penemuan ilmiah ini, para sosiolog, psikolog, dan
pakar kedokteran di Barat ternyata kebingungan menghadapi
jumlah penderita penyakit syaraf yang melonjak secara
mengerikan.
Hal ini terjadi karena peradaban yang dibangun oleh Barat
--sebagaimana kita saksikan kerapuhannya pada saat ini --
menafikan aspek-aspek fundamental yang seharusnya ada dan
mengesampingkan nilai-nilai moralitas yang melingkupinya.
Bahkan secara tragis menghancurkan nilai fitrah kemanusiaan
manusia.
Peradaban barat benar-benar telah mencapai puncak
'kemajuannya' sekaligus sedang menggapai kehancurannya.
Karena sesungguhnya sistem nilai yang ditegakkannya berada
di luar fitrah kemanusiaan, sebagaimana dipaparkan oleh Abul
Hasan Ali An-Nadwi dalam Madza Khasiral 'Aalam Binhithathil
Muslimin bahwa, "Sesungguhnya agama yang dipeluk bangsa
Barat dewasa ini adalah materialisme."
Joan Jeans, salah seorang jurnalis Amerika, mengemukakan
hasil pengamatannya terhadap keadaan yang tengah melanda
dunia Barat dewasa ini dengan ejekan yang khas mengatakan,
"Warga Inggris benar-benar telah mendewakan Bank Inggris
selama enam hari, barulah pada hari ketujuh mereka
berbondong-bondong mendatangi gereja." (Manhaj Ilmiah Islam,
Dr. Hasan Asy-Syarqawi)
Bahkan di Barat, banyak gereja makin"laris"
diperjual-belikan karena tidak ada lagi pengunjungnya,
misalnya ada sebuah gereja -- menurut Dr. Musthafa As-Siba'i
-- yang menyelenggarakan pesta dansa gaya anak muda guna
menarik pengunjung, meski hanya sekedar melintas di
depannya. Fenomena lain kita saksikan lahirnya 'tuhan-tuhan'
baru berupa sepakbola, televisi dan berbagai sarana pemuas
nafsu syahwat. Juga kita saksikan mereka melontarkan gagasan
untuk"Back to Nature" meski dalam prakteknya justru semakin
parah, yaitu lahirnya kaum nudis.
Maka tepatlah apa yang dikatakan oleh Presiden George
Bush pada pasca kemenangan perang Teluk dan runtuhnya
komunisme dengan meyakinkan, "Kita adalah pemimpin dunia
yang tidak diragukan lagi. Masih tetap nomor satu!" Dan
benar, bahwa Amerika adalah nomor satu dalam segaIanya,
termasuk sebagai pusat dan sumber inspirasi kerusakan dunia,
yang kini telah ditransfer dengan perangkat teknologi
informasi ke seluruh dunia. Bahkan disebutkan dalam Amerika
No. 1, 'prestasi' penderita AIDS Amerika pun adalah yang
teratas dengan jumlah penderita, sepuluh kali lipat daripada
negeri asalnya, Uganda.
Fakta-fakta di atas jauh-jauh hari sebelumnya
sesungguhnya telah diingatkan oleh para ilmuwan, baik Barat
maupun muslim, sekaligus analisa dan solusinya. sebagaimana
dipaparkan dalam Islam the Religion of The Future-nya Sayyid
Quthub,
Dr. Hasan Asy-Syarqawi daIam Manhaj Ilmlah Islami; Min
Riwai-i Hadharatina karya Dr. Mushtafa As-Siba'i, dan
Evolusi Moral karya Muhammad Quthub.
Adapun Dr. Yusuf Qardhawi dalam Malaamihu Mujtama' Muslim
Alladzi Nansuduh ini merupakan karya kontemporer dengan
mengungkapkan fakta-fakta dan analisa sistematis, yang pada
akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa alternatif peradaban
manusia di masa kini dan masa yang akan datang hanyalah
Islam, sebagaimana terlihat dalam lintasan sejarah serta
firman Allah dalam Al Qur'an.
"Demikianlah, Kami jadikan kalian sebagai ummat yang adil
untuk menyadi saksi bagi seluruh manusia, dan Dia jadikan
seorang Rasul sebagai saksi atas kalian." (Al Baqarah 143)
Dr. Yusuf Qardhawi dalam buku "Sistem Masyarakat Islam
dalam Al Qur'an dan Sunnah" ini memaparkan gambaran utuh
masyarakat yang tegak di atas pijakan yang kokoh serta
dibangun di atasnya sistem kehidupan yang sempurna
sebagaimana janji Allah bahwa ummat Islam adalah khairu
ummah yang pantas memimpin peradaban.
Metodologi pemaparan yang disajikan oleh beliau ketika
membahas setiap aspek dilengkapi dengan hujjah-hujjah yang
akurat dan argumentatif, sehingga setiap pembahasan akan
melahirkan sebuah pemahaman yang utuh tentang gambaran
masyarakat Islam yang benar, yaitu sebuah masyarakat yang
sama sekali berbeda dengan sistem jahiliyah yang ada. Ini
berarti bahwa hanya ada dua pilihan, yaitu sistem Islam dan
sistem jahiliyah. Dan bila direfleksikan pada realita
kekinian akan tampak semakin jelas bahwa yang tengah
berkibar saat ini adalah sistem jahiliyah yang berada di
jurang kehancuran. Kejahiliyahan dengan wujudnya yang baru
neo-jahiliyah merupakan tantangan berat bagi tegaknya
masyarakat Islam."amun dengan arif beliau sebagai mufakkir
yang faqih di abad ini mampu mengedepankan sebuah prototipe
paripurna masyarakat Islam. Seolah kita merasakan tengah
meniti kehidupan bersama Rasulullah SAW dan para shahabat
Ra.
Selain itu, di dalam menyampaikan analisa terhadap
permasalahan yang pelik, seperti seni misalnya, beliau
sangat berhati-hati. sehingga akan kita temukan sebuah
hakikat bahwa Islam menghilangkan sikap berlebih-lebihan
dalam memandang sesuatu serta melarang untuk meremehkannya.
Beliau mengawali uraiannya dengan menjelaskan Aqidah dan
Keimanan sebagai pondasi ditegakkannya masyarakat Islam.
Kemudian di bangun di atasnya berbagai sistem kehidupan
berupa Ibadah. Pemikiran dan Pemahaman. Perasaan dan Kasih
Sayang, Akhlaq dan Keutamaan, Adab dan Tradisi, Kemanusiaan,
Syari'at dan Perundang-undangan, Sistem Perekonomian, Seni
dan Keindahan. Dan pada bagian akhir ditutup dengan
menjelaskan Hakikat dan Kedudukan Wanita di dalam Masyarakat
Islam. Kesemuanya dilandasi dengan berbagai hujjah, baik Al
Qur'an. Sunnah, Sirah maupun Ijtihad para ulama, sehingga
pandangan-pandangan yang dipaparkan dalam buku ini -insya
Allah- akan merupakan jawaban tuntas atas setiap
permasalahan yang hadir di pentas kontemporer.
Semoga kehadiran buku dapat memberikan kontribusi bagi
ummat Islam untuk bangkit kembali memimpin peradaban dunia
dalam naungan ridha Allah. Amin.
Penerbit
|