| |
|
UKURAN YANG BENAR: PERHATIAN TERHADAP ISU-ISU YANG DISOROT OLEH AL-QUR'AN DI ANTARA ukuran yang perlu kita rujuk kembali dalam menjelaskan apa yang paling benar untuk kita perhatikan dan dahulukan ialah perhatian terhadap isu-isu yang diperhatikan oleh al-Qur'an . Kita selayaknya mengetahui apa yang sangat dipedulikan oleh al-Qur'an dan sering diulang-ulang di dalam surat dan ayat-ayatnya, dan apa pula yang ditegaskan dalam perintah dan larangannya, janji dan ancamannya. Itulah yang harus diprioritaskan, didahulukan, dan diberi perhatian oleh pemikiran, tingkah laku, penilaian, dan penghargaan kita. Yaitu seperti keimanan kepada Allah SWT, kepada para nabi-Nya, hari akhirat, pahala dan siksaan, surga dan neraka. Contoh lainnya yaitu pokok-pokok ibadah dan syiar-syiarnya, mendirikan shalat dan membayar zakat, puasa, haji, zikir kepada Allah, bertasbih, tahmid, istighfar, tobat, tawakkal kepada-Nya, mengharapkan rahmat dan takut terhadap azab-Nya, syukur kepada nikmat-nikmat-Nya, bersabar terhadap cobaan-Nya, dan ibadah-ibadah batiniah, serta maqam-maqam ketuhanan yang tinggi. Dan juga pokok-pokok keutamaan, akhlak yang mulia, sifat-sifat yang baik, kejujuran, kebenaran, kesederhanaan, ketulusan, kelembutan, rasa malu, rendah hati, pemurah, rendah hati terhadap orang-orang yang beriman dan berbesar hati menghadapi orang kafir, mengasihi orang yang lemah, berbuat baik terhadap kedua orangtua, silaturahim, menghormati tetangga, memelihara orang miskin, anak yatim dan orang yang sedang dalam perjalanan. Kita juga perlu mengetahui isu-isu yang tidak begitu diberi perhatian oleh Islam kecuali sangat sedikit, misalnya masalah Isra' Nabi saw. Al-Qur'an hanya membicarakannya dalam satu ayat saja, berbeda dengan peperangan yang dibicarakan oleh al-Qur'an di dalam satu surat penuh. Adapun maulid (istilah yang benar adalah milad) Rasul saw sama sekali tidak dibicarakan oleh al-Qur'an. Hal ini menunjukkan bahwa perkara ini tidak begitu penting dalam kehidupan Islam, karena hal ini tidak berkaitan dengan mukjizat; sebagaimana keterkaitan kelahiran al-Masih terhadap ajaran agamanya. Maulid tidak berkaitan dengan amalan dan ibadah yang harus dilakukan oleh kaum Muslimin atau sesuatu yang dianjurkan. Itulah sebenarnya ukuran yang benar, karena sesungguhnya al-Qur'an merupakan tiang agama, landasan dan sumber Islam; dengan sunnah Nabi saw yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan dan keterangannya. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya al-Qu'ran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal salih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (al-Isra,:9) "... Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (al-Ma'idah: 15-16) "... Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri." (an-Nahl: 89) Artinya, sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung maupun tidak. Khalifah kita yang pertama pernah berkata, "Kalau aku kehilangan 'kendali unta' maka aku dapat menemukannya di dalam kitab Allah." ------------------------------------------------------ FIQH PRIORITAS Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah Dr. Yusuf Al Qardhawy Robbani Press, Jakarta Cetakan pertama, Rajab 1416H/Desember 1996M |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |