Ahmadiyah Telanjang Bulat
di Panggung Sejarah

oleh Abdullah Hasan Alhadar

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

TITIK BERTOLAK - AWAL BERKAIT
 
KEDATANGAN KEMBALI ALMASIH
 
Pada  akhirnya  diketemukanlah  semacam  obat  penawar  yang
kelihatannya  dipaksakan  pada  tubuh yang sedang sakit itu.
Obatnya tidak lagi berkisar  pada  cerita  "KUBURAN  KOSONG"
atau pada "KEMATIAN TUHAN DISALIB" atau pada cerita "BANGKIT
DARI MAUT" melainkan pada cerita baru:  "KEDATANGAN  KEMBALI
ALMASIH"  ke atas dunia ini. Entah kapan ia datang, namun ia
sudah berjanji untuk kembali dan mendirikan  kerajaan  Allah
yang kekal. Charles H. Spurgeon berkata dalam kitabnya:
 
  "Drama keseluruhan yang meliputi kebangkitan kembali
   itu belum komplit jika Yesus Kristus belum juga datang
   kembali ke dunia sebagai Raja. Jika dia sudah datang,
   dia tidak akan dihina, diludahi lagi. Setiap orang akan
   berlutut padanya. Dia akan datang bersama salib namun
   tidak sepotongpun paku akan melukai tangannya yang
   halus lembut itu. Dia datang untuk mendirikan kerajaan
   Allah yang kekal dan akan memerintah untuk
   selama-lamanya. Haleluyah!"1
 
Demikian  makna   kedatangan   kembali   Yesus   ke   dunia;
menjadiobat  penawar,  sinar  cerah dan keyakinan usang yang
diperbarui.
 
Masa keragu-raguan tampaknya hilang sudah karena konsep baru
telah  diperoleh.  Akan tetapi pada hakikatnya dalam praktek
penindoktrinasian  konsepsi  baru  tersebut  ternyata  tidak
sanggup  mendominir  ratio  maupun  fitrah  insaniah di dada
setiap orang.  Logika  mulai  menolak,  dada  mulai  sangsi.
Bentrokan-bentrokan   opini   timbul  kembali.  Masih  belum
terjawab juga soal: "SIAPA YESUS ITU." Ahli sejarah  Inggris
yang mashur, Prof. J. Arnold Toynbee berkata:
 
  "Sudah jelas bahwa kedatangan kembali Almasih mula-mula
   dipusakai sendiri oleh gereja, tatkala mereka diliputi
   kelemahan kepercayaan serta kegagalan dalam pokok
   keimanan mereka. Jelas pula bahwa doktrin kedatangan
   kembali menjalar dengan cepat pada masyarakat,
   sekte-sekte dan orang-orang yang sama-sama merasa serta
   mengalami kekecewaan karena kehilangan pegangan."2
 
Demikian yang terjadi  doktrin  kedatangan  kembali  Almasih
menyerap  ke  dalam tubuh kristen hanya sebagai penawar iman
"yang semu belaka." Ia tidak lebih dari pada suatu sumbangan
konsep yang harus diterima oleh setiap Kristiani yang setiap
waktu  pula   bersiap-siap   pergi   karena   ditolak   oleh
rongga-rongga  dada yang sesak yang telah lama menyimpannya,
maupun  oleh  logika  kritis  yang  memberontak  atas  dogma
membeku yang melekat padanya.
 
Catatan kaki:
1 Charles H. Spurgeon, The Second Coming of Christ,
  Moody Press, Chicago, th.?, hal. 101: (Make you sure of
  this that the whole drama of redemption cannot be
  perfected without this last act of coming the king.
  None shall spit in his face then, but every knee shall
  bow before him. The crucified shall come again, no nails
  shall then fasten his dear hands to the tree, haleluyah!).
2 Arnold J. Toynbee, A Study of History, Vol. III,
  London Oxford University Press, 1956, hal. 462:
 (It is certainly true that the doctrine of the second
  coming was conceived in the primitive christians church
  at a time when church was oppressed by a sense of weakness
  and failure ... It is also true that this doctrine here
  since been adopted with the greatest enthusiasm by
  societies and sects and people that have been in the
  same dissapointed or frustrated state of mind.)
 
---------------------------------------------
Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah
Abdullah Hasan Alhadar
PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980
Jln. Tamblong No.48-50, Bandung
Telp. 50708, 57177, 58332

Indeks Islam | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team