|
di Panggung Sejarah |
|
MUSLIM INDIA AWAL, ABAD 19 MASEHI JIHAD AKBAR 1857 Sesudah peristiwa Balakot, masa yang ditempuh dan situasi yang dialami kaum Muslimin merupakan tragedi hidup yang sangat menyedihkan. Waktu terasa sangat lama dan bencana yang terjadi terasa sangat berat. Jumlah kaum Muslimin yang sudah terpecah-pecah akibat adanya pengkhianatan dari dalam tubuh sendiri meminta korban lebih banyak lagi. Bangsa Sikh yang menang perang lebih leluasa melakukan tindakan-tindakan keji, hina dan kejam. Tikaman tombak mereka terhadap tubuh Islam menancap begitu dalamnya sehingga setiap gerak dari sendi-sendi tubuh itu dirasakan sangat sakit. Di lain pihak, bangsa Inggris yang telah lama bermukim di India secara lambat-lambat akan tetapi meyakinkan mulai menancapkan akar-akar kolonialnya. Pada akhirnya bangsa pendatang dari Eropah itu menjadi satu kekuatan yang kokoh yang ditakdirkan untuk mendominir anak benua itu untuk selama 100 tahun. Salahsatu unsur yang meratakan jalan bagi Inggris untuk menjadi yang dipertuan di daratan sungai Indus itu ialah karena bantuan anak-anak negeri yang effektif dan konkrit. Badut-badut ulama yang menfatwakan dengan nyaring bahwa jihad terhadap Inggrls adalah terlarang bahkan merupakan perbuatan terkutuk, serta yang menfatwakan bahwa kedatangan Inggris di India merupakan "Juruselamat" kaum Muslimin dari siksaan kaum Sikh, adalah virus-virus yang telah merusak kesatuan dan memperbesar prasangka buruk antara sesama Mushm. Maka dengan mudahnya basil-basil beracun itu menjalar hampir ke seluruh tubuh Islam India. Yang lebih menyedihkan lagi ialah adanya manusia-manusia yang mengaku Muslim, akan tetapi berbakti pada Inggris dan ikut berperang di sisinya, membunuh sesama saudara dalam seagama. Tidak ada yang lebih menyakitkan hati daripada perbuatan-perbuatan hina seperti itu . Dalam dua kali peperangan yang hebat antara Inggris melawan Sikh, yaitu antara tahun 1845 dan 1848, akhirnya bangsa dari Eropah itu berhasil menghancurkan seluruh kekuatan Sikh. Mulailah babakan baru dalam sejarah India dimana Inggris memegang kendali kehidupan ratusan juta manusia.1 Berkat keahlian administrateur-administrateur mereka maka bangsa Sikh mulai melupakan pahit getirnya kalah perang. Mereka bersimpati pada Inggris begitu dalam sehingga beberapa tahun kemudian suatu keanehan telah terjadi. Orang-orang Sikh itu ikut dalam pasukan Inggris berjuang mati-matian bersama tuannya menghancurkan kaum Muslimin dalam perang besar tahun 1857.2 Apa sebab bangsa Sikh begitu cepat membalik dan merangkul bekas musuhnya bahkan sekaligus mengabdi kepadanya secara mengharukan? Untuk menjawab soal di atas tidak cukup dengan memberikan jawab, bahwa berkat keahlian administrateur-administrateur Inggrislah maka mereka bangsa Sikh itu berobah sikap dan perbuatan. Melainkan masih ada cara-cara lain yang digunakan Inggris meyakinkan dan lebih berdasar pada kenyataan sehingga membuat kaum Sikh rela mati Inggris. Meskipun pecahan-pecahan yang tidak berarti sudah melumpuhkan tubuh Islam, namun bagi Inggris kaum Muslimin yang berantakan itu masih diawasi dan dicurigai. Sebab mereka masih memiliki gairah Agama yang kuat, dimana pada suatu saat gairah itu berobah menjadi suatu ledakan "jihad." Maka hanya dengan tekanan-tekanan berat secara continue kaum Muslimin akan terbelenggu, bahkan mungkin bisa mati dalam belenggu itu. Jelas kiranya, kedatangan Inggris bagi kaum Muslimin merupakan phase kedua dari awal pengebirian hidup sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Sikh. Adanya perbedaan keyakinan mendasar yang menyolok antara muslim di satu pihak dengan Inggris Hindu di lain pihak; adanya tradisi-tradisi agama yang bertolakbelakang yang seringkali menimbulkan korban berdarah, segi-segi inipun dipakai oleh Inggris untuk mengajak kaum Hindu pada sisinya dan menghantam bersama-sama setiap Muslim. Kaum Sikh bernafas lega bahwa ada bangsa Eropah yang meskipun telah mengalahkannya dalam peperangan yang hebat, akan tetapi memiliki akidah yang senasib dan sepengalaman dengan mereka. Justru perasaan inilah yang ditanamkan Inggris pada mereka. Disamping itu Inggris sangat memperhatikan segi-segi sosial, ekonomi, kebudayaan dan kesehatan mereka. Kesempatan untuk bekerja di kantor-kantor pemerintahan diberikan padanya, pengambilalihan hak milik Muslim, fasilitas-fasilitas untuk perdagangan industri; kesehatan keluarga-keluarga mereka, dan pendidikan buat mereka diadakan. Sebaliknya kaum Muslimin tidak pernah memperolehnya semua itu. Sir William Hunter pegawai sipil bangsa Inggris telah memperingatkan bangsanya untuk tindakan-tindakan yang blunder itu. Hunter berkata: "Tidaklah ada gunanya untuk menutup telinga kita terhadap kenyataan, bahwa kaum Muslimin mempersiapkan beberapa tuduhan terhadap kita yang pernah dengan sungguh-sungguh dituduhkan terhadap suatu pemerintahan. Mereka menyalahkan kita menutup kebebasan bergerak bagi ulama-ulamanya. Mereka menyalahkan kita telah memasukkan suatu sistim pendidikan yang menghancurkan seluruh masyarakatnya yang berakhir dengan penghinaan dan pengemisan. Mereka menyalahkan kita membawa kesengsaraan bagi beribu-ribu rumah tangga dengan menghapuskan pembesar-pembesar kehakimannya yang telah memberikan pengestu agama pada perkawinan-perkawinannya. Mereka menyalahkan kita membahayakan jiwanya dengan mencegah melakukan ibadat keagamaan mereka. Lebih-lebih lagi mereka menuduh kita dengan sengaja menghilangkan pokokpokok keagamaannya; menggelapkan sejumlah besar dana pendidikannya."3 Diskriminasi hebat yang dilakukan Inggris itu menggilas seluruh gerak hidup kaum Muslimin. Agaknya dengan jalan itulah Inggris lebih menstabilkan keamanan negeri Punjab maupun seluruh anak benua itu. Nyaris sirna seluruh hak milik kaum Muslimin India. Peristiwa-peristiwa yang tidak mereka duga telah terjadi. Harapan harapan yang akan datang yang pada mulanya cerah, menjadi gelap gulita. Tikaman tombak untuk kedua kalinya pada tubuh Islam membuat tubuh itu hampir sekarat. Pada saat-saat itulah air bah bercampur air busa lautan, membalik ke lautan lepas kemudian secara drastis dan menggelombang balik kembali memukul keras batu karang pantai dengan pukulan yang paling dahsyat. Gairah kuat terhadap agama yang masih dimiliki kaum Muslimin tiba-tiba berobah menjadi ledakan jihad. Pada hari Ahad bulan Mei tahun 1857, mereka takbir mengangkat senjata untuk suatu perang kemerdekaan melawan tyran raksasa Inggris. Catatan kaki: 1 Beatrice Pitney Lamb, India a World of Transition, 1963, Frederick A. Praeger Washington, hal. 130. (The British finally conquered the Sikhs in two hard fought war between 1845 and 1848). 2 Beatrice Pitncy Lamb, India a World of Transition, hal. 130: (Under skilfull British administrators they quickly became reconciled to British rule, and fought valiantly on the British side in rebellion of 1857). 3 K.K. Aziz, Britain and Muslim India, 1963. London Heinemann Ltd, hal. 24: (Most-British writers believed that the mutiny was the result of a Muslim conspiracy) --------------------------------------------- Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah Abdullah Hasan Alhadar PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980 Jln. Tamblong No.48-50, Bandung Telp. 50708, 57177, 58332 |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |