|
di Panggung Sejarah |
|
KUNING LANGSAT BUKAN KEMERAH-MERAHAN Sesudah kita ketahui sejumlah nama maupun keturunan-keturunan Mirza Ghulam Ahmad, maka adalah lebih sempurna lagi jika kita kenal lebih jauh identitas lahiriyahnya. Dalam hal ini perihal warna atau kelir kulit Mirza Ghulam Ahmad mustahaq untuk diketahui dan dibicarakan di sini. Sebabnya tidak lain ialah karena orang-orang Ahmadiyah merasa bangga akan kelir kulit pemimpinnya itu. Ahmadiyah menjelaskan bahwa dalam beberapa Hadits diterangkan: "Kelir kulit yang mulia Nabi Muhammad s.a.w. adalah PUTIH. Kulit yang mulia Nabi Isa a.s. adalah KEMERAH-MERAHAN. Kulit yang mulia Nabi AHMAD a.s. (Al-Masih, II) adalah KUNING LANGSAT."1 Yang dimaksud dengan yang mulia Nabi Ahmad a.s., tidak lain ialah Mirza Ghulam Ahmad. Dikemukakan oleh Ahmadiyah bahwa ada beberapa Hadils yang menerangkan tentang kelir kulit-kulit ke-tiga Nabi di atas itu. Manakah beberapa Hadits itu? Cukup kiranya sebuah saja dikemukakan di sini, maka Ahmadiyah akan tertolong dirinya dari kecerobohan-kecerobohannya. Lebih lanjut Ahmadiyah menambahkan bahwa kalau Nabi Isa a.s. itu kulitnya kemerah-merahan sedangkan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. itu kulitnya kuning langsat, itu merupakan satu bukti yang menggelora, bahwa Al-Masih yang datang kedua kalinya itu bukanlah Almasih putera Maryam r.a. yang dulu itu. Sebab seandainya Nabi Isa a.s. yang dulu itu datang keduakalinya di dunia ini selaku Al-Masih II, pastilah Almasih II itu kulitnyapun kemerah-merahan, bukan kuning langsat.2 Demikianlah salah satu alasan dari seribu satu macam alasan yang dipakai Ahmadiyah untuk memahkotai Mirza Ghulam dengan gelar Al-Masih kedua. Berbicara tentang warna kulit manusia di atas dunia ini, maka warna "kuning langsat" itulah yang lebih menarik bagi orang-orang Asia khususnya. Memang demikian, justru itulah kulit yang dimiliki Mirza Ghulam Ahmad, benar-benar menggelora! Seorang cucunya berkata tentang kakeknya itu: "Bahwasanya Mirza Ghulam Ahmad termasuk dalam golongan yang paling elok."3 Begitu eloknya dia, wahai siapa pula yang lidak jatuh hati padanya?! Catatan kaki: 1 lih. Suara lajnah Imaillah, no. 10 th. 11, 1974, hal. 33. 2 idem, hal. 33. 3 lih Mirza Mubarak Ahmad, Masih Mau'ud a.s., Yayasan Wisma Damai, Bandung 1971, hal. 7 --------------------------------------------- Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah Abdullah Hasan Alhadar PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980 Jln. Tamblong No.48-50, Bandung Telp. 50708, 57177, 58332 |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |