|
di Panggung Sejarah |
|
BASHIRUDDIN M.A. VERSUS NAGA RAKSASA Keistimewaan Khalifah Ahmadiyah yang kedua ini bukan saja ahli kashaf memperoleh info-info militer yang rinci dan top secret dari peperangan Dunia yang kedua, melainkan ia juga yang empunya ru'yah (mimpi) tentang nasib kehancuran Komunisme. Entah bagaimana caranya menghancurkan komunisme itu. Yang pasti, bahwa ia dan Ahmadiyahnya tidak melakukan peperangan dengan senjata pedang atau lainnya melainkan ia lakukan dengan senjata do'a yang konon sangat ampuh. Mungkin ada proses-proses pendahuluan yang terjadi menjelang masa hancurnya Komunisme itu. Mungkin proses itu adalah peperangan dengan senjata entah dengan siapa, mungkin dengan Inggris, Amerika atau dengan negara-negara lain. Baru setelah kekalahan menimpa Komunisme Russia, sebagaimana kekalahan kaum facist melawan sekutu, maka barulah pasukan-pasukan Ahmadiyah melancarkan serbuan besar-besaran ke negeri taklukan sekutu itu. Kalau mereka berbicara lantang, bahwa di samping missi-missi Kristen aktif menyiarkan agamanya, terdapat pula di sana missi-missi Ahmadiyah menyebarkan Islam versi Ghulam Ahmad. Missi yang terakhir ini meskipun berbeda dengan anutan kaum kolonialis, akan tetapi mudah menaruh diri dan mudah memperoleh izin kerja, terutama karena identitasnya telah dikenal lama. Peristiwa kehancuran facist nazi Jerman Itali dan Nippon dikabarkan oleh Tuhan liwat rentetan kashaf dan wahyu, maka juga peristiwa kehancuran Komunisme dikabarkan Tuhan pada Bashir liwat ru'yah. Apakah ada proses pendahuluannya, seperti kehancuran facist mula-mula harus melalui peperangan dunia, Ahmadiyah dalam hal ini tidak berbicara apa-apa Yang penting dan menarik untuk diketahui disini ialah cara-cara Bashiruddin mengalahkan Komunis itu. Hal ini ia tulis dalam salahsatu kitabnya, dengan judul pasal: "Ru'yahku berkenaan dengan hancurnya Komunis."1 Ceritanya adalah berikut ini: "Duapuluh empat tahun yang lalu, aku pernah melihat dalam suatu mimpi, suatu padang luas. Pada waktu itu aku tengah berdiri di tengah-tengah dari padang luas itu. Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seekor naga raksasa bergerak mendekatiku. Naga itu kelihatannya sedang melata dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi yang lain sambil menelan mengunyah apa saja yang ada di sekitarnya. Akhirnya,makhluk yang mengerikan itu tiba di tempat dimana aku sedang berdiri, dan beberapa orang berada di sekitarku. Makhluk itu menelan hidup-hidup setiap orang yang berada di dekatku Akhirnya tibalah saatnya giliran seorang Ahmadiyah menjadl korban. Aku lihat orang ini berusaha lari menyelamatkan dirinya. Kemudian dengan tongkat di tanganku kawan Ahmadiyah tadi aku tolong. Hanya sayang oleh cepatnya sang naga bergerak, aku tak dapat mengejarnya. Meskipun demikian aku tak putus asa dan tetap mengejarnya sambil berusaha menghalang-halangi naga itu memakan kawanku. Ketika dicapainya sebuah pohon, kawanku tadi langsung memanjatnya; tetapi belum sampai ia ke puncaknya, kepala naga itu telah berada di depannya. Dengan sekejap saja mulut naga itu telah melahap korbannya. Sesudah itu, naga tadi tiba-tiba berbalik dan menuju padaku dengan murka karena aku berusaha merintanginya. Ketika ia akan menerkam diriku, mendadak sebuah carpai (semacam balai-balai tempat tidur dengan alas tali yang dianyamkan pada bingkainya) berada tepat di dekatku. Aku loncat ke atasnya kemudian dengan masing-masing kakiku, aku berdiri siap pada bingkainya. Ketika itu mahluk jahat tadi makin dekat padaku, dan beberapa orang bertanya padaku, apakah aku sanggup mengalahkannya, padahal Nabi s.a.w. telah bersabda bahwa tidak seorangpun sanggup mengalahkan mahluk itu. Barulah kemudian aku meyakini bahwa mahluk itu tidak lain adalah GOG dan MAGOG pada siapa hadits Nabi itu ditujukan. Maka aku angkat tanganku tinggi-tinggi memohon do'a padaTuhan bagi pertolonganNya. Kepada orang-orang di sekitarku yang meragukan menyangsikan aku mengalahkan naga itu, aku tegaskan bahwa aku tidak melawannya dengan kekuatanku melainkan dengan kekuatan do'a. Ketika aku sedang asyik berdo'a, sesuatu kejadian yang ajaib telah terlihat pada mahluk jahat itu. Ia tidak lagi bergerak cepat, malahan bergerak pelahan dan malas. Kemudian ia berhenti tampaknya lelah dan lemas dan akhirnya lumpuh bersimpuh di bawah aku berdiri. Tubuhnya mulai mencair sedikit demi sedikit dan akhirnya tubuh itu meleleh menjadi larutan mengalir ke segala arah. Tammatlah riwayat mahluk jahat itu, kemudian aku sampaikan pada orang-orang bagaimana ampuhnya kekuatan do'a yang kuucapkan tadi." Demikianlah konon kisah Bashiruddin Mahmud Ahmad mengalahkan naga raksasa yang amat jahat itu. GOG dan MAGOG adalah nama lain dari mahluk jahat itu, juga ia dinamakan: YA'JUJ dan MA'JUJ.2 Siapakah mereka Gog Magog atau Ya'juj Ma'juj itu, Ahmadiyah menjawab bahwa mereka adalah: Russia, Inggris, Amerika dan kawan-kawannya.3 Mimpi duel antara Bashir dengan Ular naga atau Komunis Russia itu terjadi pada tahun 1921, kemudian diceritakan oleh Bashir dalam kuliahnya di Lahore pada tahun 1945.4 Apakah gerangan yang terjadi pada tahun 1921 an di daratan luas negara Russia, dimana ratusan juta ummat diperintah secara despotisme oleh pengabdi-pengabdi Leninisme atau Komunisme itu? Tiga tahun sebelumnya, nabi kaum komunis itu telah memerintahkan angkatan perang Russia untuk menyerang negeri-negeri Turkistan, Idil Ural, Krimea, Azerbaijan, Ingush, Kiva, Alasha Urdu dan Bukhara. Semua negeri-negeri itu adalah negeri-negeri Islam yang merdeka. Bukan hanya penaklukan wilayah yang dilakukan pasukan Lenin itu melainkan pemusnahan kaum Muslimin telah mereka kerjakan secara biadab. Doktrin yang ditanamkan dalam hati dan pikiran mereka telah mereka cetuskan dalam suatu perbuatan yang paling mengerikan. Doktrin itu mereka peroleh dari nabinya Lenin dan dari tokoh-tokoh lain pembina Komunisme, yang antara lain berbunyi: "Untuk menghadapi agama dan pikiran-pikiran kerohanian, yang paling penting untuk dikerjakan ialah memusnahkan akar-akar dimana agama itu mulai tumbuh maupun berkembang."5 Kemudian Lenin melanjutkan ultimatumnya terhadap agama dengan kata-kata: "Partai Komunis akan memerangi lembaga-lembaga agama dengan senjata ideologi, dengan pers, dengan pidato-pidato dan lain-lain cara."6 Doktrin di atas itulah yang dititipkan pada angkatan perang Russia ketika mereka menyerang kaum muslimin di rumahnya masing-masing. Angka-angka yang konkrit tentang kematian muslimin sulit untuk dihitung lagi. Baru saja di negeri Kremia, penduduk muslimin sebanyak lima juta jiwa tertinggal 400.000 saja. Komunis telah melakukan pemusnahan seluruh segi-segi hidup kaum muslimin sampai ke akar-akarnya. Kendati demikian parahnya situasi, namun ummat Muhammad s.a.w. itu masih sanggup untuk bangkit dan menerjang kekuatan ular naga raksasa itu dengan jihad. Di Bukhara ulama-ulama memimpin pasukan mujahidin menangkis serangan gila kaum Komunis itu. Mereka para mujahidin itu bertempur mati-matian sampai syahid hingga tahun 1924. Di Khiva pasukan mujahidin bertempur sampai titik darah yang akhir, dimana pasukan-pasukan Junaid Khan sanggup bertahan sampai tahun 1928.7 Pemusnahan terhadap tempat-tempat ibadah, di Kremia misalnya, terdapat 1.558 buah mesjid tertinggal 700 buah saja. Itupun telah dijadikan rumah-rumah hiburan kedai-kedai, club-club pertemuan memperdalam komunisme, gudang-gudang senjata dan rumah-rumah museum.8 Hampir Sembilan puluh ribu mesjid yang terdapat di Turkistan, Azerbaijan, Kaukasus, Idil-ural, dan Siberia selatan, telah diubah oleh hamba-hamba komunis itu menjadi tempat-tempat seperti di atas. Pada tahun 1921, pasukan Komunis melakukan pemusnahan terhadap bahan makanan rakyat muslimin, perampokan harta benda yang tak terbilang banyaknya. Pada tahun 1922, harian resmi negara "Isvetzia" melaporkan bahwa kelaparan telah melanda negeri dimana kaum Muslimin berdiam, menyusul jatuhnya korban-korban kematian yang tak terhingga jumlahnya. Sampai tahun 1944 masih dapat ditemukan catatan-catatan kematian ummat Islam di Karachae, Ingush, Balkar, Chechen, Daghistan Kizlyar, dan Kaukasus Utara.9 Adalah sulit untuk mengatakan dengan lisan maupun tulisan betapa hebatnya malapetaka yang telah menimpa Islam dan ummatnya di negara-negara Komunis itu. Lembaga Marxist-Leninisme yang berkedudukan di Moskow menyatakan hasil pemusnahan itu secara ringkas: "... di Soviet Russia kehidupan sosial serta keyakinan yang berlandaskan agama telah musnah untuk selama-lamanya."10 Demikianlah Ular naga Komunis Rusia telah menelan mengunyah mangsanya, bahkan terus- menerus berbuat demikian hingga waktu-waktu yang tak tertentu. Bagaimana dengan Bashiruddin dan Ahmadiyahnya? Semenjak tahun-tahun dua-puluhan hingga 45 tahun kemudian, ia menjabat sebagai khalifall II Ahmadiyah, yang dikatakan sebagai khalifah ummat Muslimin dengan jemaat Islami yang disebut Ahmadiyah itu. Lantas, apakah gerangan yang diperbuat Bashiruddin pada masa tahun 20-an itu? Ia tertidur, dan dalam tidurnya yang nyenyak itu, ia bermimpi indah. Ia bermimpi sedang berhadapan langsung dengan Komunis Russia. Hanya saja Komunis Russia yang diimpikan Bashir berupa Ular naga raksasa yang kekuatannya, ternyata seperti seekor Bekicot saja. Sebab kemudian ia telah berhasil mengalahkan Ular naga itu, hanya dengan sepotong do'a yang menyebabkan sang Naga meleleh bagaikan kena larutan garam belaka. Tatkala ia bangun, ia merasa bangga karena hasil kemenangannya itu; Bahkan ia catat dengan rapi dan ia kuliahkan di universitas Lahore tentunya sebagai kuliah "sejarah runtuhnya Gog Magog menurut impiannya." Bukan itu saja yang dikerjakan Tukang mimpi Bashiruddin ini. Bahkan ia sebagai khalifah dengan gagahnya berkata: "Pada zaman sekarang ini tindakan yang gila untuk berpropaganda guna hancurnya suatu AGAMA melalui jalan kekerasan senjata telah lenyap. Karena itu Agama ISLAM tidak lagi memerlukan pertahanan dirinya dengan kekuatan senjata."11 Betapa pandainya Bashir dengan ucapannya itu. Apakah ia sudah research ataukah ia mensinyalir atau kira-kira saja. Ataukah ia buta pandangan maupun buta akan peristiwa-perisliwa yang terjadi selama ia hidup. Ataukah ia masa bodoh dengan peristiwa pembunuhan yang kejam itu?! Padahal selama 20 tahun, yaitu semenjak ia mendapat mimpi istimewa sampai pada saat mimpinya itu ia kuliahkan di Universitas Lahore tahun 1945, selama itu pula telah terjadi di depan matanya tindakan-tindakan gila guna hancurnya agama ISLAM dan penganut-penganutnya oleh tangan besi Ular naga Komunisme Soviet. Bashiruddin dan Ahmadiyahnya, apakah mereka buta terhadap peristiwa jatuhnya korban-korban kematian ummat muslimin Kremia, Turkistan, Bukhara, Azerbaijan dan di tempat-tempat lain, oleh tindakan biadab Leninisme komunisme? Mereka sebenarnya tidak buta akan peristiwa-peristiwa pembunuhan itu, bahkan mereka mengetahui, namun mereka punya pandangan sendiri dan punya alasan untuk tidak menaruh perhatian akan peristiwa-peristiwa itu. Ucapannya yang senewen, bahwa tindakan gila guna hancurnya suatu agama dengan jalan kekerasan telah lenyap pada zaman sekarang ini, merupakan cetusan "fatwa" yang didasari pada pendirian bahwa Islam bukan ummat Muslimin Kremia dan sebagainya. Bashiruddin dan Ahmadiyahnya dengan lantang berkata: "Islam bukan kaum muslimin tanah Arab; Islam bukan kaum Muslimin Afghanistan, Syria, Iran. Islam adalah mempunyai claim international. Islam harus dalam satu JEMAAT ISLAMI dengan seorang IMAM dan pengganti-penggantinya sebagai KHALIFAH."12 Itulah alasan mereka! Bahkan andaikan ucapan-ucapan Bashir tersebut diperpanjang maka dapat dipastikan pula bahwa Islam bukan kaum Muslimin Kremia, Islam bukan kaum muslimin Turkistan; Islam bukan kaum muslimin Palestina. Sebab Islam, mempunyai claim internasional maka harus ada organisasinya yang internasional; harus ada Jema'at Islami di bawah seorang IMAM dan diganti dengan KHALIFAH-KHALIFAH. Jika semua itu belum ada maka orang-orang Ahmadiyah akan menjawab di hadapan ALLAH Ta'ala bahwa masih belum tiba waktunya untuk jihad di saat saat itu.13 Padahal justru semua itu telah diadakan! Sebuah Jema'at Islami telah terbentuk, AHMADIYAH namanya; seorang Imam atau Nabi atau Al Mahdi atau Al Masih telah datang MIRZA GHULAM AHMAD namanya, dan khalifah-khalifah telah datang bergilir berganti seperti Nuruddin, Basiruddin serta menyusul yang lain . Bagalmana dengan jihad? Claim internasional telah tercapai dengan terbentuknya Ahmadiyah plus nabinya dan khalifah-khalifahnya. Apakah Ahmadiyah akan menjawab bahwa jihad sudah dilancarkan, yaitu jihad "berdo'a dalam mimpi" tatkala tidur mendengkur? Sehingga sang NAGA KOMUNIS bagaikan bekicot kena larutan garam, meleleh hancur karena do'a Basir yang manjur. Jika demikian maka bravo buat si Basir dan Ahmadiyahnya. Sungguh suatu kemenangan yang gemilang. Padahal kenyataannya sejak kemenangan dalam mimpi sampai masa 20 tahun kemudian, sang Naga Komunis ternyata masih hidup utuh, masih ganas masih biadab dan masih melahap korban jutaan ummat Muslimin. Apakah do'a Basir hanya khususiyah saja, apakah doa Basir mirip do'a bapaknya Ghulam Ahmad tatkala wabah pes melanda Punjab, tatkala tikus di rumah Mirza lebih dihargai tuhannya dari pada jiwa manusia tetangganya yang mati tergeletak karena bukan Ahmadiyah? Tentu saja do'a kemenangan dan keselamatan hanya bagi kaum Ahmadiyah. Bagi kaum muslimin Turkistan, Kremia, Azerbaijan dan lain-lain tempat, do'a Basiruddin tidak naik ke atas tapi jatuh ke GOT! Lebih stress lagi ialah pendirian Ahmadiyah yang angkuh terhadap mereka yang bukan Ahmadiyah. Baik itu kaum Muslimin Turkistan, Azerbaijan, Kremia, Bukhara, Palestina dan di tempat-tempat lain, Ahmadiyah telah menjatuhkan vonnis "tidak berampun" terhadap mereka. Melalui khalifahnya Basiruddin Mahmud Ahmad putera sang nabi India itu berfatwa: "Barang siapa mengingkari seorang NABI menurut istilah Agama Islam disebut KAFIR! Demikian pula seorang yang tidak taat pada KHALIFAH zamannya menurut Islam disebut FASIK! Bahkan bila kita tinjau lebih dalam, orang yang tidak taat pada khalifah zamannya bukan saja berakibal fasik tapi membawa manusia ke arah ke-KAFIRAN!"14 "Bahwa semua orang Islam harus percaya kepada NABI MIRZA GHULAM AHMAD. Kalau tidak berarli mereka tidak mengikuti ajaran Al-Qur'an. Dan siapa-siapa yang tidak mengikuti Al-Qur'an maka ia bukan MUSLIM. Dan barangsiapa mengingkari seorang Nabi menurut istilah agama Islam disebut KAFIR!"15 Kaum Muslimin yang terkena vonnis itu jelas bukan orang-orang pengikut Ahmadiyah. Mereka tidak mengakui Basiruddin menjadi Khalifah. Mereka tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad menjadi NABI atau IMAM ZAMANnya atau apa saja. Dalam pikiran mereka tidak terlintas sedikitpun untuk mengakui orang-orang OADIAN INDIA itu jadi apa saja. Ahmadiyah mencap mereka FASIKIN, ummat yang fasik ! Tikus-tikus yang nyengir di kolong rumah Ghulam Ahmad dan pengikut-pengikutnya lebih berharga dari jiwa mereka. Karena penolakannya terhadap kenabian orang India itu, Ahmadiyah mencap kaum muslimin mati jahiliyah, KAFIR TANPA AMPUNAN! Catatan kaki: 1 Bashiruddin Mahmud Ahmad, The Economic Structure of Islamic Society, 1962, Rabwah Ahmadiyya Muslim Foreign Missions Office, hal. 149/150. 2 Sinar Islam, no. 13 th. XV/1965, hal. 15/16. 3 idem. 4 Bashiruddin Mahmud Ahmad, The Economic Structure of Islamic Society, 1962, Rabwah Ahmadiyya Muslim Foreign Missions Office, prakata. 5 M. Rafiq Khan, Islam in China, Delhi, National Academy, 1963, hal. 74: (to overcome religion and supertitious ideas, the most important thing to do is to destroy the roots from where religlon sprouts). 6 idem, hal 75: (the party, would fight the religious fog with ideological weapons alone, our press, our words ...) 7 idem, hal. 79. 8 Prof Nur. Muh. Khan, di bawah lindungan palu arit, Jakarta manar, 1956, hal 70. 9 idem 10 M. Rafiq Khan, Islam in China, hal. 72: (The institute claims that .... in the USSR the social and ideological roots of religion have been torn out for ever"). 11 Bashiruddin M.A., Ahmadiyya Movement, hal. 13: (In the present age that particular form of insanity which sought to propogate or destroy a religion by the sword has almost disappeared; and Islam is no longer under the necessity of defending itself by the sword). 12 Bashiruddin M.A., Apakah Ahmadiyah itu? terjemah Abdulwahid H.A., Djakarta Djemaah Ahmadiyah Indonesia, 1963, hal. 21-22. 13 idem, hal. 13. 14 Majallah Sinar Islam, No. 13, 1965, hal. 8 dan Imam Zaman, hal. 10. 15 Syafi R. Batuah, Ahmadiyah Apa dan Mengapa, hal. 19. --------------------------------------------- Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah Abdullah Hasan Alhadar PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980 Jln. Tamblong No.48-50, Bandung Telp. 50708, 57177, 58332 |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |