|
di Panggung Sejarah |
|
YESUS INDIA (INKARNASI SRINAGAR) Pada waktu Ismail Sahib melancarkan tuduhan-tuduhan pada Mirza Ghulam, orang yang terakhir ini sudah berada dalam puncak kemuliaannya. Di samping pangkatnya sebagai Al-Mahdi, nabi, ia terkenal pada pengikut-pengikutnya sebagai Al-Masih Al-Mau'ud pula. Perihal dirinya sendiri, Mirza berkata: "Saya keelokan yang elok dalam abad ini, barangsiapa meninggalkan saya, meninggalkan DIA yang mengutus saya. Lihatlah saya memegang lampu di tangan saya, maka barangsiapa datang padaku, akan memperoleh sebagian dari cahayaku dan barangsiapa memilih melarikan diri dari saya, karena ragu-ragu dan sak wasangka atau takhayul akan dilemparkan ke dalam kegelapan dan kebinasaan."1 Kemudian tentang hakikat dirinya yang superior itu, Mirza berkata: "Saya ini adalah baruz (titisan) nabi Isa a.s. karena saya diutus dalam roh dan kuasa beliau dan budi pekerti yang sama. Demikian pula saya menerima nama Muhammad Ahmad berdasarkan jabatan saya sebagai pembangun lagi daripada pelanggaran-pelanggaran kepada hukum Tuhan. Karena itu saya diutus buat mengembangkan ke-Esaan Allah dalam roh dan kuasa serta budi-pekerti yang bersamaan dengan nabi Muhammad. Dengan kemurahan Allah dan PengasihNya maka saya dijadikan ahli waris kedua gelaran itu dalam abad ini dan keduanya tergabung menjadi satu ternyata atas diri saya... dan batin saya ini ialah pergabungan kedua nabi yang mulia itu."2 Pada suatu ketika yang tidak terduga-duga Mirza Ghulam berkata lagi tentang dirinya: "Aku melihat dalam mimpi bahwa aku ini jadi Allah."3 Dengan gabungan baruz Nabi Isa dan Nabi Muhammad serta sekaligus dalam mimpi Mirza Ghulam Ahmad telah jadi Allah, maka ahlak yang ia miliki tentu saja akhlak termulia. Ini cocok dengan kata-kata pujian dr. Meer dan Mirza Mubarak Ahmad, bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang pengampun pada mereka yang bersalah, berbudi pekerti baik, rendah hati, suka memberi maaf, wajahnya selalu tersenyum, dimana dalam hidupku saya belum pernah melihat seorang sepertidia, lebih berbtidi lebih pemurah lebih berkasih sayang, dan seterusnya, dst.4 Maka marilah meneliti bagaimana orang Qadian yang mimpi jadi Allah itu bertingkah-laku ketika menghadapi kritikan- kritikan Muhammad Ismail Sahib dari Aligarh itu. Siapa yang sebenarnya dikatakan tuduhan-tuduhan, fitnahan-fitnahan Ismail Sahib tidak lain hanyalah bantahan-bantahan yang sederhana saja. Ia katakan bahwa Mirza: "Tidak tahu sastra, tidak percaya bahwa ia seorang yang telah dapat wahyu, tidak percaya bahwa buku-buku itu adalah karangan Mirza, dan Mirza mempunyai tenaga sihir serta menggunakan tenaga itu." Maka andaikata Mirza Ghulam Ahmad tidak membalas tuduhan-tuduhan atau fitnahan itu, hal mana itu adalah yang terbaik baginya. Bagi seorang yang memiliki dua roh kenabian dan sekaligus mimpi jadi Allah, hanya akan membuang waktu dan tenaga saja bila melayani obrolan Ismail Sahib itu. Namun pada kenyataannya tidak demikian dengan nabi Qadian itu. Justru ia menjadi marah dan meradang. Ia berkata dengan seluruh emosinya: "Maulvi Ismail Sahib telah tenggelam dalam kegelapan, tenggelam dalam keinginan yang mementingkan diri sendiri serta kesukaan yang sia-sia. Saya (Mirza Ghulam Ahmad) tidak menaruh penghargaan lebih besar dari pada terhadap cacing yang sudah mati. Tuan seorang yang dungu, ulama yang tidak cakap. Faham tuan sudah ketinggalan zaman. Tuan berada dalam kehinaan tuan bertabiat mencurigakan, fikiran jahat dan berbuat kejahatan, tuan terbawa dalam ketakhayulan, tuan tidak mempunyai pikiran sehat, tuan berputar lidah, tidak mengerti, keras hati dan congkak dan tak berbudi. Tuan seperti orang-orang munafik zaman Isa, tuan seperti Fir'aun, tuan seperti Abu Jahal, tuan pendusta, tuan kafir."5 Sungguh kasihan Maulvi Ismail Sahib mendapat balasan yang demikian dari Mirza. Namun itu sudah seharusnya bahwa orang seperti Maulvi Ismail berani menyerang nabi Qadian itu. Balasannya kelihatan setimpal. Akan tetapi kalau ditilik kembali derajat orang Qadian yang kena serang Maulvi Sahib itu maka ada kejanggalan-kejanggalan yang menyolok dalam tingkah lakunya. Pada waktu itu ia sudah jadi nabi, Al-Mahdi, Al-Masih Al-Mau'ud. Maka pada kedudukan yang ia miliki itu, selayaknyalah jika ia merasa malu atas kata-kata yang telah ia lontarkan pada lawannya yang juga dikenal sebagai muslim. Tidak diketemukan dalam sejarah keagamaan kiranya, betapapun ia dari desa, yang membalas kata-kata lawannya dengan kata-kata pedas serta mengutuk, bahkan mengkafirkan! Maka gambaran apakah yang lebih terang tentang Mirza Ghulam Ahmad ini? Itu semua sudah terlalu, menyamakan seorang pengumpat, penghina, pengutuk macam Mirza Ghulam Ahmad ini dengan pribadi Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w. Apakah mereka telah rabun mata terhadap sejarah sepak-terjangnya yang berlebih-lebihan itu? Ismail Sahib seorang ulama Islam, imam mesjid Aligarh, sekedar mengatakan tentang nabi Qadian itu, bahwa ia tidak percaya, lalu datang balasan Mirza Ghulam Ahmad dengan kata-kata: "Kamu tidak berbudi, kamu jahat, cacing mati lebih kuhargai dari padamu, kamu munafik, kamu pendusta, kamu kafir." Seorang yang mengaku Al-Masih tidak layak berkata demikian. Justru kenyataan-kenyataan yang terdapat dalam pribadi Mirza Ghulam Ahmad dan jemaatnya selalu kita temukan bentuk-bentuk kepalsuan dan penipuannya. Rombongan Musailamah modern ini masih banyak mempertontonkan kisah-kisah ajaib serta ketidak warasan logika pada mereka yang akan membuat mereka telanjang bulat di atas panggung sejarah Islam. 1 Mirza Ghulam Ahmad, Kemenangan Islam, hal. 57. 2 Sudewo, Asas-asas Ahmadiyah Lahore, 1937, tansocijbing, Sukabumi, hal. 47. 3 Sudewo, asas-asas Ahmadiyah Lahore, hal. 70: (wa raaitani fil manaam 'ainullah.) 4 M.B. Ahmad, Seerati Tayyiba, A.Q. niaz Lion Press, Lahore, 1960, hal. 68: 18 dan Mubarak Ahmad, Masih Mau'ud a.s., hal. 85/86. 5 Mirza Ghulam Ahmad, Kemenangan Islam, hal. 36 sampai dengan hal. 45. --------------------------------------------- Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah Abdullah Hasan Alhadar PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1980 Jln. Tamblong No.48-50, Bandung Telp. 50708, 57177, 58332 |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |