From: Robert Sanjaya <sanjaya666@yahoo.com
Sent: Tuesday, February 08, 2000 9:51 PM
To: <is-lam@isnet.org; <hikmah@isnet.org
Salam
Saya ingin menanyakan kepada peserta milis ini yang
beragama islam maksud dari surat al mukminun yang
menghalalkan hubungan sex dengan budak seperti yang tertulis
pada ayat 5-6, apakah ini yang jadi pedoman bagi para
raja-raja islam termasuk Sultan Hamengkubowono IX untuk
memelihara gundik, selir, harem dll yang jumlahnya kadang
sampai puluhan bahkan ratusan, jadi apakah dalam islam
selain memiliki 4 isri juga diperbolehkan memelihara wanita
lain untuk dijadikan budak sex. Mohon penjelasan
Terima Kasih
Subject: Penjelasan tafsir surat al-mu'minun (23) ayat 5-7
Date: Fri, 11 Feb 2000 15:14:59 +0700
From: Dwitas <ute_rid_strc@ut.astra.co.id
To: is-lam@isnet.org
Jawab:
Tidak. Ayat-ayat tsb bukan sebagai landasan pembenaran
dan pembolehan beristri lebih dari 4 atau memiliki
gundik/selir.
Sebagai tambahan saya sertakan tanya jawab yang pernah
saya lakukan dengan "Ustadz Fathallah" agar dapat memberikan
kejelasan bagi ummat islam sendiri maupun ummat lain.
At 08:55 09/09/99 +0800, Dwitas wrote:
Pertanyaan itu terutama mengenai tafsir :
ayat 6 dari surat 23 tsb.
Bila saya ambil terjemahan sepintas akan muncul
kesimpulan bahwa seseorang boleh menggauli istri dan budak
mereka. Namun saya tidak tahu prosesnya apakah memang wajib
sebelumnya seorang budak yang dimiliki itu juga harus
dinikahi untuk dapat digauli (berhubungan sebagaimana
suami-istri /jimak).
Fathallah <fathalaz@sby.centrin.net.id on 09/10/99
10:25:35 AM:
Kita sebagai orang awam tidak boleh terus membaca
al-Qur'an dan membuat kesimpulan hukumnya secara literari
(harfi), ia mesti dirujuk kepada kitab-kitab tafsir (tafsir
Hamka contohnya) untuk mendapat penjelasan.
Isu perbudakan atau slavery adalah isu kontemporari
semasa wahyu diturunkan pada masa lampau sehinggalah ia
dihapuskan oleh PBB dan dimansuhkan di USA oleh Presiden
Abraham Lincoln pada tahun 60'an. Islam mengekalkan isu
perbudakan dan tidak memansuhkannya karena Islam melihat isu
ini bisa berulang, misalnya wanita Islam masih diperkosa di
Bosnia, Kosovo dan Kashmir. Tujuan hukum ini dikekalkan
karena wanita selalunya menjadi mangsa keganasan seks
perang.
Pada masa lalu, dalam dunia tak bertamaddun, bila
meletusnya perang dan satu negara dikalahkan oleh yang lain
wanita akan menjadi rampasan perang dan akan diperkosa tanpa
perikemanusiaan. Sebagai membalas tindakan kejam musuh
terhadap wanita, maka al-Qur'an menggubal
perundangannyaterhadap wanita musyrik tawanan perang. Jika
mereka memperkosa wanita Islam, maka tentara Islam juga
dibenarkan menyetubuhi wanita tawanan perang (tanpa nikah).
Wanita tawanan perang itu tidak dibenarkan diperkosa tanpa
batas sebagaimana tentara kafir,wanita tawanan perang boleh
diagihkan kepada tentera islam sebagai hamba dan boleh
disetubuhi bergantung kepada keadaan semasa dan jika
Pemerintah Islam berpendapat ia setimpal dengan ancaman
musuh. Wanita itu menjadi tanggungannya dan tidak boleh
dikongsi dengan orang lain. ia boleh mengahwini wanita
tersebut atau membebaskannya jika dibayar tebusan oleh
keluarganya. Inilah perundangan Islam terhadap perhambaan
dan tawanan perang jika musuhnya bersikap kejam terhadap
wanita kita. Ia lebih adil daripada sikap barbaric musuh
Islam yang merampas dan memperkosa tanpa had. Islam
menetapkan peraturan, ia tidak boleh diperkosa, ia mesti
diagihkan dan dipelihara dan diberi layanan yang baik. Itu
adalah peraturan masa lalu. Namun sekarang isu ini sudah
dikawal oleh UN/PBB.
Dwitas <ute_rid_strc@ut.astra.co.id:
Atau apakah pada ayat tsb ada pengertian
bahwa sesorang tidak terlarang bila aurat mereka terlihat
oleh budak-budak yang mereka miliki seperti halnya aurat
mereka tidak mengapa terlihat oleh anak-anak mereka sendiri?
Fathallah <fathalaz@sby.centrin.net.id:
Benar. Jika ia terjadi di waktu dunia seluruhnya
menghalalkan perhambaan, maka perempuan hamba itu sudah
menjadi keluarga kepada lelaki Islam tsb.
Dwitas <ute_rid_strc@ut.astra.co.id:
Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan budak
tsb.Apakah ini memberi pengertian islam masih mentolerir
perbudakan? Dan apakah budak ini bisa disamakan dengan "
pembantu" saat ini? Adakah perbudakan pada saat ini? Apakah
berarti ayat Al-Qur'an tentang budak sudah out off
date/patut tidak dipakai? astaghfirulloh ... Ya alloh saya
mohon ampun atas pertanyaan saya ini.
Fathallah <fathalaz@sby.centrin.net.id:
1. Apakah Islam masih mentolerir (membenar) kan slavery?
Jawab:
Dari hari pertama Islam diturunkan, ia membebaskan
manusia dari perhambaan sesama manusia hanya kepada Allah
semata-mata. Kalimah Tauhid adalah kalimah pembebasan
manusia. RasuluLlah saw mempersaudarakan golongan hamba
dengan golongan bangsawan, Bilal bin Rabah di saudarakan
dengan pamannya Hamza,. Bukti seterusnya setiap kali
kaffarat dosa dalam Islam, ditetapkan seseorang dikehendaki
membebaskan hamba sbg option nomor satu. Bagi seorang yang
waras, sudah tentu dapat membaca ruh al-Qur'an bahwa Islam
membenci perhamban sebagai satu perkara tidak bertamaddun.
namun ia suatu yang biasa di masa lalu, misalnya bila kita
lihat filem masa lalu tentang perbudakan; perhambaan ini
satu norm dan budaya masyarakat masa lalu. Walaupun Islam
tidak mengharamkan perhambaan secara langsung, namun dari
ajaran Islam jelas nampak Islam amat membencinya.
2. Apakah perhambaan sama dengan domestic servant pada
hari ini?
Tidak. perhambaan sudah dimansuhkan oleh dunia
seluruhnya, sedangkan domestic servant dari Indonesia,
Filipina itu termasuk dalam kategori pekerjaan.
3. Apakah ayat al-Qur'an tentang perhambaan sudah out of
date (obselete)?
Perhambaan sudah obselete namun ayat al-Qur'an ini tidak
obselete sebab inilah jawapan Islam terhadap perhambaan jika
manusia kembali mengamalkan perhambaan dan memperkosa wanita
islam secara besar-besaran bila meletusnya perang. Contohnya
di Bosnia, seluruh dunia terkejut bila ribuan wanita Islam
diperkosa Putaran roda manusia tidak ada sesiapa yang tahu,
krn itu sebagai langkah berjaga-jaga al-Qur'an mengekalkan
peraturan perhambaan dan menyetubuhi wanita tawanan perang.
Kita khuatir musuh Islam kembali mengamalkan budaya tidak
bertamaddun tsb.
Dwitas <ute_rid_strc@ut.astra.co.id:
Pertanyaan saya ini muncul dari adanya
cerita-cerita TKW yang mengatakan punya pengalaman akan
diperkosa oleh majikannya.Saya berfikir, jangan-jangan ada
kejadian tsb karena ada pemahaman sementara orang bahwa
pembantu adalah budak dan budak boleh digauli oleh
majikan:-(
Fathallah <fathalaz@sby.centrin.net.id:
Isu perbudakan sudah tamat. Seluruh dunia sudah mengutuk
perhambaan. Ayat al-Qur'an itu hanya kekal sebagai senjata
umat islam jika umat manusia kembali mengamalkan budaya
barbaric dan memperkosa wanita kita bila meletusnya
perang,maka tentara Islam boleh menguasai wanita mereka
(jika diizinkan oleh Khalifah Islam) setimpal dengan jenayah
perang pihak musuh.
Domestic servant bukan budak yang dimaksudkan oleh
al-Qur'an. Perbudakan wanita dalam al-Qur'an merujuk kepada
budaya manusia di zaman silam di mana perbudakan adalah
suatu yang biasa.
Rujukan lanjut: Prof Muhammad Qutb, Salah Faham terhadap
Islam.
|