Transformasi Struktural:
Versi Baru dari Berkeley

oleh Sritua Arief

Indeks Kolom Lepas
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Proses perkembangan ekonomi suatu negara telah sering diartikan atau dipahami sebagai suatu proses transformasi struktural. Proses transformasi struktural ini ialah dalam bentuk terjadinya pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri dan kemudian ke sektor jasa-jasa. Dalam hal ini proses perkembangan ekonomi ditandai oleh adanya perubahaan dalam kontribusi sektoral terhadap output nasional sebagai akibat terjadinya pergeseran tenaga kerja nasional dari sektor pertanian ke sektor industri dan kemudian ke sektor-sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa dianggap sebagai tahap tertinggi dalam proses perkembangan ekonomi.

Cara pendekatan mengenai proses perkembangan ekonomi ini disebut stage of development theory atau teori tahap perkembangan yang telah diprakarsai oleh Colin Clark di Inggris dalam bukunya yang berjudul The Condition of Economics Progress yang terbit pada tahun 1940. Teori ini didukung dan diperkuat oleh Simon Kuznets di Amerika Serikat dalam dua tulisannya yang terkenal pada tahun 1957 dan 1958 (Simon Kuznets, 1957 dan 1958). Daniel Bell seorang sarjana sosiologi Amerika Serikat pada tahun 1973 memperkuat argumentasi ini dengan mengemukakan bahwa pada tahun tujuh-puluhan Amerika Serikat telah melampau ambang batas penting dalam sejarah sekonominya dan memasuki apa yang disebut post industrial society di mana ilmu pengetahuan tampil menjadi sumber ekonomi yang strategis (Daniel Bells, 1973). Sementara itu Ronald Shelp pada tahun 1981 mengembangkan analogi bahwa transformasi ekonomi dan sosial di Amerika Serikat dari industrial based economy ke service based economy menunjukkan arti historis yang sama pentingnya dengan tranformasi ekonomi sosial sebelumnya yaitu dari feodalisme ke kapitalisme (Ronald Shelp, 1981). Pada pertengahan tahun 1980, sektor jasa dan ekonomi Amerika Serikat memberikan kesempatan kerja kepada sejumlah 70% dari seluruh tenaga kerja dan menghasilkan 66% GNP seperti yang dinyatakan dalam Economic Report of the President, 1988. Berdasarkan data ini, ekonomi Amerika Serikat betul-betul telah merupakan suatu service base economy.

Pada waktu akhir-akhir ini telah timbul suatu pertanyaan besar di kalangan sarjana dan peneliti ekonomi di Amerika Serikat mengenai apakah ekonomi jasa ini dapat memecahkan persoalan ekonomi Amerika Serikat terutama persoalan ekonomi Internasionalnya. Ternyata defisit perdagangan produk manufaktur telah tidak dapat diimbangi dengan hasil perdagangan produk-produk jasa-jasa. Dominasi sektor jasa dalam ekonomi Amerika Serikat dalam kesempatan kerja maupun dalam output nasional telah tidak mampu menampilkan sektor jasa ini sebagai penyelamat ekonomi nasional Amerika Serikat. Sekelompok pemikir dan peneliti ekonomi yang menyelenggarakan The Berkeley Roundtable on the Internasional Economi di Universitas California, Berkeley secara tegas mengemukakan pemikiran ulang mengenai dasar teori transformasi struktural dalam proses perkembangan ekonomi. Dengan disponsori oleh Cohen dan Zysman, kelompok pemikir dan peneliti ekonomi mengemukakan argumentasi bahwa perkembangan ekonomi hendaknya dipahami dan interpretasikan bukan hanya dalam konteks pergeseran struktural dari sektor pertanian ke sektor manufaktur dan kemudian ke sektor jasa. Tahap-tahap perkembangan ekonomi hendaknya dipahami dalam pengertian proses dinamika yang terjadi dalam kegiatan-kegiatan inti (core activities) dan kegiatan-kegiatan pendukung (supporting activities). Dan kegiatan-kegiatan pendukung ini hendaknya dilihat apakah punya kaitan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan- kegiatan inti.

Menurut pemikiran baru ini, perkembangan ekonomi Amerika bukanlah diawali dengan landasan terjadinya pergeseran struktural dari sektor pertanian ke sektor manufaktur dalam bentuk tenaga kerja dan output nasional, tetapi dilandasi oleh adanya proses yang mendorong peningkatan produktivitas di sektor pertanian secara luar biasa. Sektor pertanian secara sengaja telah dijadikan sebagai sektor inti (core sector). Sebagai sektor inti yang dinamis, sektor pertanian telah menjadi faktor utama yang mendorong ekspansi industri-industri hulu di sektor manufaktur seperti industri pupuk, kimia dan lain-lain dan juga sebagai utama yang mendorong ekspansi industri- industri hilir seperti industri-industri yang memproses bahan makanan. Sektor pertanian yang dinamis adalah juga merupakan pendorong utama bagi kegiatan perdagangan dan jasa-jasa. Keterkaitan sektor manufaktur dengan sektor pertanian yang telah didinamisasi secara luar biasa merupakan kunci pertumbuhan sektor manufaktur. Sebagai sektor inti berikutnya, sektor manufaktur ini menurut pandangan baru Berkeley ini hendaklah dikembangkan menurut model pengembangan sektor pertanian yaitu model yang didasarkan atas kesalingkaitan domestik. Dalam hal ini, Cohen dan Zysman mengemukakan: Rather than shifting up and out of manufacturing by moving production 'off shore' and resorting to importing, manufacturing activities should be kept on home soil. Menurut pandangan baru dari Berkeley ini mengenai teori transformasi struktural, sektor jasa- jasa bukanlah merupakan sektor inti dan oleh sebab itu tidak dianggap sebagai sektor yang mendinamisasi ekonomi. Sektor ini hanya merupakan sektor pendukung dan peranan ekonomis sektor ini tergantung kepada apakah sektor ini punya kaitan yang kokoh atau tidak dengan sektor-sektor inti yaitu sektor-sektor yang memproduksi barang nyata (material production).

Lebih lanjut pandangan ini mengemukakan bahwa apabila sektor-sektor ini mengalami kemunduran, maka sektor-sektor pendukungnya juga akan mengalami kemunduran. Ini terutama berlaku dalam situasi di mana terdapat ketergantungan spatial di antara kegiatan-kegiatan produksi dalam sektor- sektor inti ini. Agar supaya sektor-sektor inti tidak mengalami kemunduran kapasitas, maka perlu dikembangkan dalam sektor-sektor inti yaitu apa yang disebut learning curve economies. Ini hanya dapat diraih apabila pengembangan produk dan modifikasi-modifikasi dalam peralatan produksi secara terus-menerus berlangsung. Ini bermakna bahwa tanpa dinamika produksi ini, pergeseran yang masif tenaga kerja ke sektor jasa-jasa akan menimbulkan erosi terhadap proses akumulasi modal baik yang berbentuk human capital, technical capital maupun social output. Kalau tidak ada proses yang mencegah terjadinya pergeseran ini, maka struktur ekonomi akan terjadi overconcentration dalam sektor jasa-jasa dan menurunya produktivitas sektor- sektor initi. Juga akan timbul situasi di mana kegiatan sektor keuangan akan semakin tidak punya hubungan dengan produksi barang. Sukses ekonomi hanya bersifat semu dan tidak riil. Akar-akar ekonomi menjadi kropos dan rusak.

Pandangan baru dari Berkeley mengenai pemahaman tentang proses perkembangan ekonomi dalam konteks dinamika transformasi struktural seperti yang diuraikan di atas, sebenarnya secara bebas telah dikemukakan oleh almarhum Professor Joan Robinson di Univesitas Cambridge, Inggris pada tahun 1979. Bedanya ialah bahwa pandangan transformasi struktural ala Berkeley ditujukan untuk memecahkan persoalan ekonomi Amerika Serikat yang diguncang oleh defisit yang kronis dalam neraca transaksi berjalannya sedangkan pandangan tranformasi struktural ala Cambridge khusus ditujukan untuk memecahkan persoalan keterbelakangan ekonomi di negara-negara dunia ketiga. Secara spesifik pemikiran transformasi struktural Cambridge meletakkan sektor pertanian sebagai fondasi pembangunan dan sektor industri sebagai motor pembangunan dengan saling keterkaitan yang kokoh. Sebagai motor pembangunan, sektor industri adalah merupakan offshoot dari sektor pertanian.

Pada waktu akhir-akhir ini, kekuatiran saya semakin meninggi melihat kepada sifat proses transformasi struktural yang sedan berjalan dalam ekonomi Indonesia. Sektor pertanian di mana sebagian besar bangsa kita menggantungkan hidupnya, jauh dariberperanan sebagai fondasi pembangunan. Sementara itu sektor manufaktur semakin tidak terkait dengan sektor primer khususnya sektor pertanian seperti ditunjukkan oleh data dalam tabel input-output Indonesia sejak 1971 sampai 1985. Keterkaitan sektor manufaktur ke sistem ekonomi luar negeri telah bertambah tinggi sehingga menimbulkan implikasi yang serius terhadap neraca pembayaran. Sedangkan sektor jasa adalah merupakan sektor din mana orang dalam jumlah masif yang telah terpelanting dari sistem produksi di sektor lain, menggantungkan hidup mereka dengan pendapatan yang rendah. Apakah transformasi struktural yang seperti ini yang kita kehendaki?

Majalah Prospek No. 29/II/2 Mei 1992.


Date: Sat, 13 Nov 1999 05:43:45 -0800 From: "Funny People" <lpmi@mail.mega.net.id> To: "Milis Islam" <is-lam@isnet.org>

Indeks Kolom Lepas
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team