| |
PENULISAN/PEREDAKSIAN 18. Bagaimana proses penulisan Kitab Suci? JAWABAN DR. TOM JACOBS SJ: Proses penulisan Kitab Suci tidak sama untuk semua bagian. Misalnya bagian-bagian sejarah bangsa Israel hampir semuanya ditulis, lalu ditulis kembali, dan lagi ditulis kembali, sering sampai 4-5 kali. Jadi tulisan pertama kemudian tidak hanya ditambah tetapi juga diolah. Dari situ kelihatan bahwa yang pokok memang bukan tulisan, melainkan penghayatan dan pengungkapan iman sebagaimana hidup dalam jemaat. Sama halnya dengan sebagian besar dari para nabi. Di situ ada bagian-bagian yang oleh angkatan berikut ditambahkan pada tulisan pertama dari sang nabi sendiri. Khususnya Kitab Mazmur merupakan kumpulan tulisan dari aneka zaman. Dalam PB kita menemukan situasi dan gejala yang serupa. Injil-injil merupakan pengolahan dari aneka macam bahan, sebagaimana jelas dikatakan oleh Lukas (1,1-4). Bahan itu tidak hanya dikutip, tetapi diolah dan dirumuskan kembali. Surat-surat Paulus ditulis oleh Paulus sendiri. Tetapi barangkali kemudian di "edit" oleh murid-muridnya. Dengan lain kata kelihatan sekali dari cara penulisan itu bahwa Kitab Suci oleh Gereja (dan umat Israel) tidak pernah dipandang sebagai huruf mati, atau kitab yang sudah jadi. Maksudnya ialah mengungkapkan iman yang hidup dalam jemaat. Dan kalau tulisan lama dianggap kurang lengkap, maka dilengkapi dan diolah kembali. Namun dengan angkatan para Rasul, Kitab Suci dianggap selesai. Tidak diolah lagi. Memang masih banyak hal yang ditanggapi, bahkan ditanggapi secara resmi oleh Gereja. Tetapi tidak pernah ditulis kembali menjadi Kitab Suci. ------------------------------------------------------- Permasalahan Sekitar Kitab Suci oleh Dr. Tom Jacobs, SJ. Cetakan keempat: 1996 (ISBN 979-413-982-3) Penerbit Kanisius, Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 | |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |