Selasa, 13 Juni 2000, 17:15 WIB
Poso Menangis, Ratusan Nyawa Melayang di
Pesantren Wali Songo
Jakarta, KCM
Kota Poso sedemikian mencekamnya. Kabar duka dari Desa
Togolu, Kecamatan Lage, Poso, begitu menggetarkan hati semua
warga. Ratusan nyawa telah melayang di pesantren Wali Songo
yang terletak di wilayah itu, belum lagi mereka yang
luka-luka dan melarikan diri penuh dengan ketakutan.
Begitulah kesaksian Nyonya Ani, istri komandan Kodim 1307
Poso saat dihubungi KCM per telepon di kediamannya di Poso.
"Sejak meletus kerusuhan, saya tidak berani ke mana-mana,"
tuturnya.
Nyonya Ani lalu menuturkan, untuk belanja pun ia tak
berani pergi ke pasar. "Biasanya saya beli bahan-bahan untuk
dimasak kepada pengungsi yang banyak berlindung di kantor
Kodim. Ayam, kambing. Harganya terserah kita," haru Nyonya
Ani menuturkan, betapa kemanusiaan sudah sebegitu murahnya
di tanah Poso.
Letkol Inf. Budiarjo, Komandan Kodim 1307 Poso sampai
berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi mengenai
perkembangan terakhir di wilayahnya.
"Mayat yang sudah teridentifikasi sekitar 200
orang," demikian Nyonya Ani menjelaskan.
Sementara, Kantor Berita Antara menuturkan, ratusan
penghuni pesantren Wali Songo di Kilometer Sembilan (Desa
Togolu) Kecamatan Lage Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah,
"hilang" dan diduga kuat lari menyelamatkan diri saat
Kelompok perusuh melakukan penyerangan tanggal 28 Mei 2000.
Sejumlah saksi mata yang ditemui Antara di Palu dan
Poso--205km timur Palu Senin mengatakan, penyerangan
kelompok perusuh hari Minggu itu di pondok pesantren
tersebut mengakibatkan banyak korban tewas, namun beberapa
di antaranya berhasil menyelamatkan diri lari ke hutan-hutan
di sekitar pasantren itu.
Para saksi mata tidak merinci jumlah korban yang dibantai
di tempat itu, namun mereka memperkirakan sebagian besar
dari puluhan mayat yang hanyut di Sungai Poso adalah
penghuni pondok pesantren Wali Songo.
Bahkan salah seorang aparat keamanan setempat mengatakan
lima dari puluhan mayat penuh bacokan sekujur tubuhnya dan
terikat menjadi satu yang ditemukan mengapung di Sungai Poso
kemungkinan adalah penghuni pondok pesantren itu.
Komandan Kodim 1307 Poso Letkol Inf Budiardjo kepada
Antara di Poso Senin, saat mendampingi Pangdam VII/Wirabuana
Mayjen TNI Slamet Kirbiantoro mengatakan, belum dapat
memastikan nasib ratusan penghuni pesantren itu.
Namun ia membenarkan bahwa jika mengacu kepada laporan
stafnya di lapangan memang benar terjadi penyanderaan dan
pembantaian di pesantren Wali Songo.
Pasukan TNI yang tergabung dalam "Operasi Cinta Damai'
kini sibuk mengumpulkan bukti-bukti pembantaian di sekitar
pesantren itu dan menurut Dandim Budihardjo akan segera
ditindak-lanjuti setelah pihak TNI melakukan operasi
pembersihan di kawasan itu.
Budiardjo mengatakan TNI-Polri juga masih melakukan
penyelidikan intensif terhadap mayat-mayat yang belum
diidentifikasi petugas sekalipun sebagian besar sudah
dikuburkan di pemakaman Tegal Rejo.
Ketika ditanya jumlah mayat yang ditemukan petugas di
Pesantren Wali Songo, Budiardjo mengatakan belum tahu pasti
sebab setiap ada mayat yang ditemukan setelah dirawat
seadanya langsung dimakamkan.
"Saya memperkirakan mayat-mayat yang
ditemukan hanyut di Sungai Poso berasal dari sana (Pesantren
Wali Songo) sebab lokasi pasantren tersebut berada di bagian
hulu Sungai Poso," katanya.
Berdasarkan data sementara, jumlah mayat yang ditemukan
Penduduk sudah mencapai 146 sosok dan 60 sosok di antaranya
ditemukan penduduk mengambang di Sangai Poso, dan yang
lainnya ditemukan penduduk di tiga titik bentrokan, yakni
Kelurahan Sayo, Kelurahan Mo'engko dan Desa Malei di
pinggiran selatan kota Poso.
Wartawan Antara melaporkan dari Poso bahwa hingga hari
Senin di lokasi pasantren itu masih tercium bau bangkai. Bau
sangat menyengat juga tercium di sepanjang poros jalan
Poso-Parigi di Kecamatan Poso Pesisir terutama di daerah
rawa yang ditumbuhi banyak pohon sagu.
Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen TNI Slamet
Kirbiantoro mengatakan bahwa pihaknya sudah memerintahkan
Kodim Poso untuk mengusut tuntas kasus pembataian di
pesantren Wali Songo itu.
"Saya telah memerintahkan Dandim 1307 Poso
(Letkol Inf Budihardjo) untuk mengusut tuntas kasus ini,"
kata Jenderal berbintang dua itu.jy
Source : Kompas Cyber Media
Date: Tue, 13 Jun 2000 13:36:54 -0000
From: "Hasan Rasyidi" <hasanrs@iname.com>
|