Jalan Sufi
Reportase Dunia Ma'rifat

Idries Shah

BAGIAN KETUJUH: CERITA KELOMPOK

PENDAHULUAN

Cerita-cerita Kelompok dipilih dari materi yang tersedia atas dasar bahwa nilai terbesarnya disarikan sewaktu cerita-terita itu dipelajari secara (di dalam) kelompok. Cerita-cerita itu juga dipelajari dalam kesunyian (dengan menyendiri). Saat belajar, murid diperintah untuk membaca kisah-kisah dalam satu tatanan yang berbeda dari rangkaian yang muncul di sini. Pilihan urutannya dipercaya sebagai bentuk dari bagian studi itu sendiri. Rangkaian berikut ini, adalah rangkaian cerita kelompok tersebut.

HARGA

Suatu hari, dua darwis berdebat.

Ibrahim ibnu Adham berbicara kepada salah satu diantara mereka:

"Kehidupan tidak mementingkan diri sendiri telah engkau sia-siakan. Engkau mendapatkannya dengan murah, dan kau tidak menghargainya."

Si darwis menyeringai dan berkata, "Dan berapa harganya, doa, apakah engkau membayar demi menjadi seorang darwis?"

Ibrahim berkata, "Aku menukarnya dengan kerajaan Balkh, meski begitu aku menganggapnya harga yang murah, saudaraku."

TUKANG KEBUN

Suatu hari Ibrahim ibnu Adham bekerja sebagai tukang kebun, ketika itu majikannya menyuruh untuk memberinya beberapa buah delima.

Ia membawa beberapa, tetapi semuanya masam. Majikannya berkata:

"Engkau sudah sangat lama jadi pegawaiku, dan masih tidak mengetahui buah delima yang manis?"

Ibrahim menjawab: .

"Aku bekerja untuk merawatnya, bukan merasakannya, bagaimana aku tahu mana yang manis?"

Maka pemilik kebun menyadari bahwa orang itu pasti Ibrahim ibnu Adham.

TENDA KAFILAH

Suatu ketika Khidr pergi ke istana raja dan langsung menuju ke singgasana.

Melihat keanehan penampilannya yang demikian itu, tentu saja tidak ada seorang pun berani menghentikannya.

Sang raja, yang adalah Ibrahim ibnu Adham, menanyainya, apakah yang sedang dia cari.

Sang tamu menjawab:

"Aku mencari tempat tidur di tenda kafilah ini."

Ibrahim menjawab:

"Ini bukan tenda kafilah, ini istanaku."

Si orang asing bertanya:

"Siapa pemilik sebelum engkau?"

"Ayahku," jawab Ibrahim

"Dan sebelum itu?"

"Kakekku."

"Dan tempat ini, di mana orang datang dan pergi, tinggal dan pindah, kau sebut selain tenda kafilah (musafir)?"

KITAB

Pada suatu ketika, Ibrahim bermimpi bahwa ia melihat malaikat Jibril. Malaikat membawa sebuah kitab di tangannya, dan Ibrahim bertanya apa isinya.

Jibril berkata:

"Dalam kitab ini aku menulis nama teman-teman Allah."

Ibrahim bertanya:

"Apakah namaku ada di sana?"

Malaikat menjawab:

"Ibrahim, kau bukan teman Allah."

Ibrahim menjawab:

"Begitukah, tetapi aku teman dari teman Allah."

Untuk beberapa saat Jibril diam. Kemudian ia menunjuk Ibrahim:

"Aku menerima petunjuk untuk mencatat namamu di urutan paling atas daftar ini; karena harapan lahir dari ketiadaan harapan."

AGAMA

Semua agama, sebagaimana para teolog -- dan lawan-lawan mereka -- memahami kata, merupakan sesuatu yang lain dari yang diasumsikan.

Agama adalah kendaraan. Ekspresi (ungkapan perasaan), ritual, moral dan ajaran-ajaran lainnya di dirancang untuk menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu (elevasi), pada waktu tertentu, pada komunitas tertentu.

Karena kesulitan mempertahankan ilmu manusia, agama diadakan (dilembagakan) sebagai suatu alat (untuk) mendekati kebenaran. Alat selalu menjadi tujuan bagi orang-orang yang tidak sungguh-sungguh (berpikiran dangkal), kendaraan menjadi berhala (sesuatu yang dipuja).

Hanya orang yang bijak, bukan orang yang percaya atau cerdas, dapat menyebabkan kendaraan berjalan lagi.

(Alauddin Aththar)

SHALAT

Syeikh agung Simak mengajarkan hal ini sebagai rahasia shalat:

Manusia dapat shalat hanya sampai batas kemampuannya. Jika ia sendirian, atau mengajar shalat melalui buku-buku atau seminari, ia tidak dapat memahami atau ambil bagian dalam keadaan yang sebenarnya dari shalat.

Seseorang yang telah belajar shalat, dan yang meneruskan penerangannya dapat melampaui bagian tersebut kepada orang lain. Sehingga ia juga dapat belajar serta mengembangkan shalat dalam dirinya sendiri. Shalat yang tertulis tidaklah berarti.

MAKNA KULTUR

Pemahaman kaum Sufi terhadap kebudayaan tidak seperti pemahaman orang biasa (kebanyakan), yang membatasi maknanya.

Syeikh Abu Naslir Sarraj menyebutkan tiga bentuk kebudayaan berikut:

Kebudayaan duniawi, yang sekadar memperoleh informasi, pendapat, dan mempelajari jenis kebudayaan yang lazim (terbiasakan);

Kebudayaan religius, yang berulang-ulang mengikuti hukum-hukum dan tata tertib, berjalan dalam suatu cara yang dapat diterima etis;

Kebudayaan Sufi, yang mana merupakan pengembangan diri sendiri, menyadari apa yang relevan, konsentrasi dan kontemplasi (pemusatan pikiran dan permenungan), pengembangan pengalaman batiniah, mengikuti jalan Pencarian dan Kedekatan (pada Allah).

APA YANG DIAJARKAN SUFISME

Sufisme mengajarkan bagaimana menyucikan jiwa, memperbaiki moral dan membangun kehidupan batiniah dan lahiriah untuk mencapai kebahagiaan abadi. Persoalan pokoknya adalah penyucian jiwa dan akhir atau tujuannya adalah pencapaian kebahagiaan dan berkah yang abadi.

PEMILIHAN

'Pemilihan' (isthifa') adalah mengosongkan hati dari segala hal lain kecuali Pencarian untuk kesempurnaan. Ini menyerupai suatu gambaran bahwa tubuh telah kosong, dan bahwa semua pemikiran ditinggalkan untuk sesaat, sementara selama waktu itu, pemikiran-pemikiran yang sebenarnya mengalir masuk.

(Hujwiri)

JALAN DI MANA MEREKA MEMBAWA AJARANNYA

Jangan berharap cara di mana mereka membawa ajaran merupakan keseluruhan, dalam cara pemahaman Anda yang biasa. Sebutir mutiara mungkin saja dibawa di dalam dompet kulit.

Orang yang tidak tahu berteriak, "Benda kotak datar ini tidak tampak seperti kalung yang digambarkan kepadaku!"

(Arif Yahya )

Ditanya mengapa seorang Sufi tertentu tidak menampakkan pada mata lahiriah mengikuti kehidupan keagamaan yang taat, Nizamuddin Awliya mengatakan, "Raja mengubur harta bendanya di salah satu dari dua tempat. Pertama, dan yang jelas tampak, ada di ruang yang kokoh, yang dapat dibongkar, dikosongkan atau dirampas. Lainnya, dan yang lebih abadi, ada di dalam tanah, dalam reruntuhan di mana tidak seorang pun akan berpikir untuk mencarinya di sana."

LAMBANG USMAN DARI BARAT

Wahai Musthafa, wahai Musthafa,
Rais-i-Karawan-i-ma!
(Orang Sempurna, Orang Sempurna, Pimpinan Kafilah kita!)
Atas nama Sahabat!
Wahai, Sahabat!
Kami katakan wahai demi Rangkaian Penyebaran, demi para pemimpin Tarekat, untuk pejuang-pejuang Kebenaran, untuk kaum darwis yang masih ada maupun yang sudah tiada.
Wahai!
Kami memohon kekuatan Berkah Kelompok dan Orang-orang Agung pada pertemuan kita.
Wahai!
Kami persembahkan kegiatan kita hari ini pada Kesadaran
Terdalam, pada seluruh bentuk makhluk!
Wahai!
Doa mungkin dimulai.

SUFISME ABADI

Secara terus menerus, untuk merayakan Sahabat -- kita telah minum anggur sebelum penciptaan tanaman anggur.

(Ibnu al-Farid)

BENIH PENGETAHUAN SUFI

Benih sejati dibuat di masa Adam a.s. Keajaiban kehidupan, wujud.

Berkecambah pada zaman Nuh a.s. Keajaiban pertumbuhan, penyelamatan.

Pada zaman Ibrahim a.s., menurunkan cabang-cabang berikutnya. Keajaiban penyebaran, pemeliharaan.

Di jaman Musa a.s., telah melihat pembuatan anggur. Keajaiban buah-buahan.

Di zaman Isa a.s., mematangkan hasil panen. Keajaiban merasakan, kegembiraan.

Masa Muhammad saw melihat pemerasan anggur jernih. Keajaiban pencapaian, perubahan.

(Bayazid al-Bisthami)

DI HADAPAN ORANG BIJAK

Bahkan seandainya engkau hanya dapat hadir, secara diam-diam, pada pertemuan dengan Orang Bijak, engkau telah mendapatkan kemampuan lebih daripada yang dapat kau bayangkan, melalui pemikiran biasa.

(Mirza Asim)

TUJUAN

Makna tersembunyi dalam sebuah kehidupan adalah seperti sebuah pohon hidup. Dan buah yang tersembunyi paling dalam pada manusia, wahai Guru.

Tujuan cabangnya -- Wahai Seseorang tanpa Guru -- adalah buah masak, bukan sekadar pohon tersendiri.

(Ablahi Mutlaqtar)

UNTUK SANG PANGERAN

Wahai Keberuntungan, engkau telah memuliakan jiwaku;
Dengan kitab ini engkau mengangkat aku.
Gagasan bukanlah milikku, hingga engkau harus menjadi sahabat dalam keadaanku.
Engkau buka pintu daerah kekuasaanku, ranahku.
Engkau tunjukkan padaku kekayaan atas tuntunan.
Kita datang bersama dalam pesan ini yang engkau sampaikan kepada raja.
Ketika engkau paksa aku karena pikiran-pikiran aneh,
Aku menyebut kata-kata kemuliaan ini.
Ketika pandangan sang raja jatuh padanya,
Ia menerimanya seratus kali ...

(The Halnama, dari Arifi)

PERKUMPULAN KEBIJAKAN

Seseorang akan mengisi dirinya sendiri dengan buku pelajaran dan fakta. Dirinya atau orang lain, akan memenuhi dirinya dengan latihan dan praktek.

Pada keduanya, terdapat sensasi pencapaian, dan sangat berarti.

Tetapi, sebagaimana usaha memenuhi sebuah pot, kita harus memiliki pot, sesuatu untuk memenuhinya, dan takaran -- hanya melalui penggunaan faktor-faktor ini secara benar, manusia dapat benar-benar berhasil dalam tugas tingginya, pemenuhan sejati.

Hanya dalam cara ini ia dapat menemukan dirinya sendiri. Dalam banyak cara lain ia dapat berpikir bahwa ia sudah dapat menemukan dirinya sendiri, atau tengah menemukan dirinya, atau seseorang dapat menemukan dirinya untuk dirinya sendiri. Kita tidak dapat mempertimbangkan orang-orang tersebut kecuali menjadi cemas terhadap kedamaian pikiran dan kesehatan tubuh mereka.

Untuk meraih dan menerapkan tingkatan (ukuran) yang kukatakan, seseorang harus menemui Perkumpulan Kebijakan. Tempatnya di sini, dan tidak di mana-mana, bahwa tingkatan tersebut sudah diperoleh.

Di sana! Engkau telah diperingatkan. Sekarang, pergi dan temukan perkumpulan kebijakan. Engkau akan menemukan seseorang yang memiliki surat-surat bermanfaat yang sangat tepat dengan ketulusan batiniahmu. Jika engkau seorang munafik, engkau akan jatuh diantara orang-orang yang munafik, tidak peduli seperti apa penampakan mereka olehmu, atau seperti apa dirimu oleh mereka, atau seperti masing-masing diantara mereka.

(Qalandar Bahadur Shah)

BAGAIMANA PENCARIAN PENGETAHUAN DIHALANGI

Hal itu dihalangi oleh alasan-alasan yang palsu atau dibuat-buat. Terdapat seseorang yang mengetahui dalam dirinya sendiri. Ia tidak memahaminya untuk apa hal itu. Ia berpura-pura dapat, atau tidak dapat, memahaminya. Ia tidak tahu bahwa dirinya membutuhkan persiapan tertentu.

Itulah mengapa orang berpikir bahwa ia mengetahuinya, tetapi sebetulnya tidak. Ia hanya mengetahui mengenai sebagian dari hal-hal yang diketahuinya. Pengetahuan sepotong ini, dalam beberapa hal, lebih buruk daripada tidak mengetahui sama sekali.

Juga terdapat apa yang tidak diketahui manusia, dan tidak dapat mengetahuinya pada tahap-tahap yang sudah diberikan. Bagaimanapun, ia percaya bahwa ia harus tahu. Ia mencarinya atau (mencari) sesuatu yang akan tampak baginya sebagai sesuatu yang dicarinya tersebut. Karena dia tidak memiliki tongkat ukuran yang sesungguhnya, ia mulai berpura-pura.

(Tema studi Kaum Darwis Azamia)

YANG MENDAHULUI PELAKSANAAN (REALISASI)

Wahai kaum Sufi! Anggur menjadi jernih hanya setelah empatpuluh hari. Dan seseorang harus menjadi Sulaiman sebelum cincin ajaibnya akan bekerja.

(Hafizh)

GEJALA

Seseorang menderita sakit kepala, selain pandangan mata kabur. Keduanya disebabkan salah makanan.

Katakan, "Pencernaanmu terganggu," dan keduanya akan menjawab, "Pergi, bodoh! Kami mencari pertolongan untuk kepala dan mata, bukan pernyataan yang bukan-bukan."

(Harnami)

MENGINGAT

Segala sesuatu tergantung pada ingatan. Seseorang tidak memulai dengan belajar, lainnya memulai dengan kenangan. Jarak antara hidup abadi dan kesulitan hidup menyebabkan seseorang lupa.

Untuk alasan itu Allah memerintah kita:

"Ingatlah!"

(Syeikh Ismail Hakki)

MASALAH MUSIK

Yakinlah bahwa engkau tidak melatih dirimu sendiri untuk musik, jikalau ini menahanmu dari pemahaman yang lebih tinggi.

(Ibnu Hamdan)

UNGKAPAN LIAR

Kami mengumumkan ungkapan aneh (asing) kepada orang-orang biasa, karena pengalaman kami tidak dapat digunakan dalam ungkapan mereka. Aku sudah tahu, bahwa apa yang tidak dapat digambarkan (dijelaskan), sama sekali, dan yang mana yang di dalamnya meliputi seluruh kesimpulan biasa.

(Ibnu Atha')

ATOM

Pecahkan inti dari sesuatu yang sangat kecil apa pun: dari tengahnya engkau akan melihat matahari bersinar. Jika dirimu memberikan semua yang kau miliki untuk Cinta, aku akan menyebutmu seorang Pagan (penyembah berhala) bila engkau menderita suatu kehilangan kecil. Jiwa yang halus melewati api Cinta akan membiarkan dirimu melihat (memperoleh pengalaman) jiwa yang berubah. Jika engkau lepas dari kesempitan lingkup (dimensi), dan akan melihat 'waktu yang tidak bertempat', engkau akan mendengar apa yang belum pernah terdengar, dan engkau akan melihat apa yang belum pernah terlihat; hingga mereka mengirimmu ke suatu tempat di mana engkau akan melihat 'sebuah dunia' dan 'dunia-dunia' serentak. Engkau akan mencintai Kesatuan dengan hati dan jiwa; sampai, dengan mata sejati, engkau akan melihat Kesatuan ...

(Sayid Ahmad Hatif)

ENGKAU ADA DI SANA

Pergantian cahaya senja di gurun pasir -- engkau ada di sana.

Tugas melelahkan dari upacara agama kaum Majusi yang dibuat-buat -- engkau ada di sana.

Gerakan menanggapi gerakan lainnya -- engkau ada di sana.

Tidak di dalam kitab penulis ahli, melainkan dalam senyum padanya -- engkau ada di sana.

Keanggunan dan sifat-sifat anggun, bukan dalam pikiran tentang sifat-sifat anggun -- engkau ada di sana.

Pertanyaan dan jawaban; diantara keduanya, bukan di dalamnya -- engkau ada di sana.

Diantara langkah lamban seekor gajah -- engkau ada di sana.

Dalam keselarasan, dalam cinta, dalam makhluk itu sendiri, dalam kebenaran, dalam kemutlakan -- engkau ada di sana.

Mutiara yang ditolak oleh tiram indah -- engkau ada di sana.

Ketidakmampuan menjelaskan tanpa irama terhadap perubahan palsu -- engkau ada di sana.

Pertukaran, getaran, rasa manis, keheningan, ketentraman;

Dalam kesesuaian dan ketidaksesuaian -- engkau ada di sana.

Dalam cahaya, dalam percikan, lompatan nyala api, dalam kehangatan dan panas; dalam persantaian dan kegelisahan; Engkaulah di sana!

(Haykali)

MENCAPAI DERAJAT KEBENARAN ...

Tidak ada seorang pun mencapai Derajat Kebenaran hingga seribu orang paling jujur bersaksi, bahwa ia orang bid'ah.

(Junaid al-Baghdadi)

Kematian tidak akan mengunjungi lebih dari sekali. Oleh karena itu, bersiaplah untuk kedatangannya.

(Abu Syafiq al-Balkhi)

KETAATAN

Bentuk terendah dari ketaatan adalah melakukan perbuatan demi orang lain.

Bentuk ketaatan yang tinggi adalah apabila seseorang berhenti dari perilaku yang orang (lain) ingin melakukannya.

Bentuk tertinggi dari ketaatan adalah dapat tidak melakukan tindakan apa pun. Apabila (hal ini) mungkin, bentuk-bentuk lain dari ketaatan juga mungkin. Bersama mereka memperbaiki apa yang oleh orang-orang, secara bodoh, bayangan menjadi hal satu-satunya, 'ketaatan'.

Hal pertama untuk mempelajari adalah bahwa apa yang engkau telah terbiasa disebut ketaatan adalah selalu dalam kebiasaan atau perhambaan, apakah hal itu menyenangkanmu atau tidak.

(Anisa Imtihani)

YANG ENGKAU PUJI DALAM SUFI

Apa pun yang engkau puji dalam pencapaian dari samudera kaum Sufi adalah bagaikan setetes air dibanding pencapaian-pencapaian yang sesungguhnya; yang mana tersembunyi darimu ketika engkau melihat wajah luarnya saja.

(Musa Kasim)

JALAN SETAPAK DAN PINTU GERBANG

Jalan setapak dan pintu gerbang tidak memiliki arti atau manfaat (kegunaan) sekali tujuan sudah dekat (atau terlihat).

(Hujwiri)

APA YANG DILAKUKAN DAN SUDAH DILAKUKAN

Semua kebajikan dapat dinyatakan dalam dua bentuk:

Apa yang sudah dilakukan untukmu -- akui hal itu sudah dikerjakan.

Apa yang harus kau kerjakan untuk dirimu sendiri -- pastikan engkau mengerjakannya.

(Khawwas)

PENYELAMATAN DIRI SENDIRI

Sudahkah engkau dengar cerita yang disampaikan oleh guru kami yang tidak tertandingi, Maulana ar-Rumi? Inilah salah satunya:

Ada seorang laki-laki yang memiliki beberapa ekor ternak dan ketika ia mendengar bahwa Musa mengerti bahasa binatang, ia membujuknya untuk mengajarkannya.

Berbekal pengetahuan ini ia mendengarkan apa yang dikatakan binatang ternaknya.

Si ayam jantan berkata pada anjing, bahwa si kuda akan segera mati, dan laki-laki itu mengerti. Maka dia menjual kudanya sebelum ia menderita kerugian.

Beberapa waktu berselang, lagi-lagi ia menggunakan pengetahuannya, ia mendengar ayam jantan berkata kepada anjing, bahwa bagal tidak lama lagi akan mati, maka ia pun menjualnya, untuk menghindari kerugian.

Ayam jantan selanjutnya berkata bahwa budak dari laki-laki tersebut akan meninggal. Laki-laki tersebut dengan senang menjual si budak, untuk mengamankan uangnya sendiri. Ia sangat puas dengan dirinya sendiri dan menganggap hal ini sebagai nilai pengetahuan untuk menolong manusia dalam persoalan sehari-hari.

Sekarang orang itu mendengar ayam jantan berkata kepada anjing, bahwa dirinya (laki-laki tersebut) akan mati. Dengan panik dia pergi ke Musa, meminta nasihatnya mengenai apa yang dilakukan.

Musa berkata, "Engkau dapat pergi dan menjual dirimu sendiri sekarang."

Mengambil perhatian dari pelajaran ini, bahwa pengetahuan bagaimana melihat kemampuan khusus orang lain, tidak berarti sesuai dengan kebutuhan sebenarnya -- dirinya sndiri.

(Anis Ahmad ibnu al-Alawi)

RAJAH GAMBAR SINGA

Pada suatu ketika ada seorang laki-laki yang menginginkan rajah gambar singa di punggungnya. Dia segera pergi ke tukang rajah dan menyatakan apa keinginannya.

Tetapi segera setelah merasakan beberapa tusukan (jarum) pertama, laki-laki itu mulai mengerang dan merintih: "Engkau mau membunuhku! Bagian singa mana yang sedang kau buat?!"

"Aku baru mengerjakan ekornya sekarang."

"Maka, biar kita hapus saja ekornya!" teriaknya. Maka sang seniman mulai lagi. Dan lagi-lagi si pasien tidak tahan merasakan tusukan. "Bagian mana lagi, kali ini?" teriaknya, "karena aku tak tahan merasakan sakitnya."

"Kali ini," kata sang seniman, "adalah telinga singa."

"Biar kita miliki gambar singa tanpa satu telinga," katanya dengan terengah-engah.

"Maka sang pembuat rajah mencoba lagi. Tidak berapa lama setelah jarum menusuk kulitnya, ia menggeliat lagi, "Bagian singa yang mana lagi, kali ini?"

"Ini adalah bagian perut singa," kata sang seniman dengan lemah.

"Aku tidak mau seekor singa dengan perut!" teriak laki-laki tersebut.

Dengan perasaan jengkel dan putus asa, sang seniman pembuat rajah berdiri, sebentar. Kemudian dia membuang jarumnya dan berteriak, "Seekor singa tanpa kepala, tanpa ekor; tanpa lambung? Siapa yang dapat menggambar demikian? Bahkan Tuhan pun tidak!"

(Ar-Rumi)

ORANG SUCI DAN ESENSI

Orang suci berada di bawah kekuasaan Esensinya:
Seorang pemuja yang taat, tetapi di Jalan Esensi.
Karyanya sampai pada tujuannya.
Ketika permulaannya tiba, lagi tiba di ujungnya.

(Syabistari)

PERUBAHAN SECARA PERLAHAN

Pertama-tama dia mewarisi dunia lembam. Dari unsur mineral ia berkembang, menjadi alam tumbuh-tumbuhan. Bertahun-tahun ia hidup demikian. Kemudian ia berlalu ke dalam suatu keadaan sebagaimana binatang, masih belum kehilangan ingatan terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhannya--kecuali untuk daya tariknya kepada musim semi dan musim bunga.

Hal ini merupakan sesuatu seperti keinginan yang dibawa sejak lahir dan bayi, pada, dada ibunya. Atau seperti daya tarik para murid kepada seorang pembimbing masyhur. Ketika bayangan tersebut lenyap, mereka tahu alasan dari kasih sayang mereka terhadap guru ...

Dari satu alam ke alam manusia pergi, meraih pemikirannya yang dianugerahkan, berpengetahuan luas, sehat, melempar bentuk-bentuk awal kecerdasan.

Demikian juga ia akan lewat melebihi bentuk persepsi (pemahaman) yang biasa digunakan. Ada ribuan bentuk-bentuk berpikir lain ...

Tetapi ia telah tertidur. Dia akan berkata, "Aku telah melupakan pemenuhanku, tidak tahu bahwa tidur dan kesenangan penyebab dari penderitaanku."

Mari tinggalkan keledai-keledai seperti itu di padang rumput mereka. Disebabkan oleh kebutuhan, manusia memperoleh bagian-bagian tubuh. Oleh karena itu, tingkatkan kebutuhanmu.

(Ar-Rumi)

GELAP DAN TERANG

Malam mendahului pagi dan malam menjadi pagi.

(Hafizh)

KEABADIAN

Kehormatan manusia adalah pengetahuannya. Orang-orang bijak adalah suluh yang menerangi jalan setapak kebenaran. Di dalam pengetahuan terletak kesempatan manusia untuk keabadian. Sementara manusia bisa meninggal, kebijakan hidup abadi.

(Ali)

ORANG BODOH DAN KEJAHATAN

Lebih berbahaya dikerjakan oleh orang bodoh akibat kebodohan daripada dikerjakan oleh orang yang berdosa akibat kejahatan.

(Nabi Muhammad saw.)

MANUSIA DAN PENGETAHUAN

Ada banyak pohon: tidak semuanya menghasilkan buah.
Ada banyak buah: tidak semuanya bisa dimakan.
Banyak juga jenis pengetahuan: namun demikian tidak semuanya bernilai untuk manusia.

(Isa ibnu Maryam, sesuai dengan Kitab Amu-Darya)

MANUSIA DAN RAJA

Raja mengatur orang, orang bijak mengatur raja.

(Abu al-Aswad)

JIKA ENGKAU MENYUKAI PERTAPAAN

Paham (ajaran) pertapaan dapat menjadi suatu kelemahan, pemenuhan terhadap suatu keinginan, dan karena kekurangan ketabahan yang sesungguhnya.

(Hasan al-Bashri)

BERPIKIR

Semua manusia, kecuali yang terpelajar, adalah mati.

(Sahl dari Tustar)

APAKAH JATIDIRI

Ketika seseorang mengetuk pintu, Bayazid berteriak:

"Siapa yang engkau cari?"

Orang yang mengetuk menjawab:

"Bayazid."

Bayazid menjawab:

"Aku juga, mencari Bayazid selama tigapuluh tahun, dan aku belum menemukannya."

APA YANG DILAKUKAN ORANG BIJAK

Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian.

(Abdullah ibnu Mubarak)

JAWABAN

Kami menulis seratus surat dan engkau tidak menulis sebuah jawaban. Ini juga merupakan sebuah jawaban.

(Dzauqi)

TIDUR

Wahai engkau yang merasa takut akan kesulitan-kesulitan dari jalan menuju pembinasaan -- jangan takut.

Hal itu demikian mudah, jalan tersebut, boleh jadi perjalanan tidur.

(Mir Yahya Kasyi)

MANUSIA

Dengan ratusan ribu perseptor, bola dunia berputar mengitari bumi mencari Manusia. Tetapi di manakah Manusia?

(Astrabadi)

ANJING DAN PUKULAN

Aku melihat seorang penjaga memukul anjing dengan sebuah tongkat. Sang anjing menggonggong menahan sakit karena dipukul. Aku bertanya: "Hai anjing! Mengapa dia memukulmu?"

Sang anjing menjawab: "Ia tidak dapat menahan melihat orang yang lebih baik daripada dirinya sendiri."

(Asy-Syibli)

HARGA

Wahai, engkau yang mengatakan, "Mengapa membeli anggur dengan hidupmu?" -- tanyakanlah sebuah pertanyaan ini kepada si Pembawa Cawan kita, yang menetapkan harga demikian murah.

(Fighani)

KITA HIDUP

Kita adalah gelombang yang memiliki ketenangan, bukanlah makhluk hidup.

Karena hal ini kita hidup, bahwa kita tidak memiliki istirahat.

(Abu Thalib Kalim)

APAKAH KEBAJIKAN?

Lihat orang-orang di sekitarmu yang memiliki kebajikan. Engkau akan menemukan banyak orang-orang tidak dimuliakan oleh (karena) praktek kebajikan mereka. Meski mereka memiliki nama baik tersebut. Praktek kebajikan itu sendiri nyaris sia-sia. Seutas benang tidak mengubah sebutir mutiara, karena benang menembus lubang-lubang rangkaian mutiara.

Aku tidak sanggup belajar, apalagi mengajar, hingga aku sadar bahwa suatu tempat terlantar tidak dibuat subur semata-mata karena adanya harta karun di bawahnya.

(Hamid Qalindoz)

IHWAL MENGETAHUI

Orang yang tahu dan tidak tahu bahwa dia tahu; ia tidur. Biarkan ia menjadi demikian sepenuhnya. Biarkan dia terjaga.

Orang yang telah tahu tetapi tidak tahu; biarkan ia melihat sekali lagi permulaan dari semuanya.

Orang yang tidak berharap tahu, dan masih mengatakan bahwa dia butuh tahu; biarkan dia dibimbing kepada keselamatan dan cahaya.

Orang yang tidak tahu, dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, melalui pengetahuan ini, biarkan ia tahu.

Orang yang tidak tahu, berpikir bahwa dirinya tahu, bebaskan dia dari kekacauan terhadap kebodohan tersebut.

Orang yang tahu, dan tahu bahwa dirinya tahu; ia bijaksana. Biarkan dirinya diikuti. Melalui keberadaannya, mungkin manusia berubah.

Aku yang tahu, dan tidak tahu bahwa aku tahu; biarkan aku menjadi demikian sepenuhnya. Biarkan aku terjaga.

Aku yang sudah tahu, tetapi tidak tahu; biarkan aku melihat sekali lagi, permulaan dari semuanya.

Aku yang tidak berharap tahu, tetapi masih mengatakan bahwa aku butuh tahu; biarkan aku dibimbing kepada keselamatan dan cahaya.

Aku yang tidak tahu, dan tahu bahwa aku tidak tahu; biarkan aku, lewat pengetahuan ini, tahu.

Aku yang tidak tahu, namun beranggapan bahwa aku tahu; bebaskan aku dari kekacauan atas kebodohan tersebut.

Orang yang tahu, dan tahu bahwa itulah dirinya, ia orang bijak. Biarkan dirinya diikuti. Melalui keberadaannya manusia mungkin berubah.

Kita yang tahu, dan tidak tahu bahwa kita tahu; biarkan kita menjadi orang sepenuhnya. Biarkan kita berubah.

Kita yang telah tahu, tetapi tidak tahu; biarkan kita melihat sekali lagi, permulaan dari semuanya.

Kita yang tidak berharap tahu dan masih mengatakan bahwa kita butuh tabu; biarkan kita dibimbing kepada keselamatan dan cahaya.

Kita yang tidak tahu, dan tahu bahwa kita tidak tahu; biarkan, melalui pengetahuan ini, kita tahu.

Kita yang tidak tahu, tetapi berpikir bahwa kita tahu; bebaskan kita dari kekacauan terhadap kebodohan tersebut.

Dia yang tahu, dan tahu bahwa itulah dia, dia seorang yang bijak; biarkan dia diikuti. Dengan kehadirannya semata orang mungkin berubah.

Sebagaimana dengan nenek moyang kita,

Demikian pula dengan penerus kita.

Demikian pula dengan kita.

Kita tegaskan perjanjian ini.

Maka biarkan terjadi.

(Hikayat Sarmoun)

PERENANG

Manusia dalam kehidupan sehari-hari menemukan kesulitan-kesulitan dan mencari kebahagiaan.

Ia tidak dapat mencapai kepuasan atau secara tetap mengatasi kesulitan-kesulitan, apabila dia dalam satu keadaan kebodohan dan ketidakmampuan.

Betapapun, ia dapat tiba (sampai) pada suatu keadaan di dalam mana dia percaya bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapinya telah pergi, atau bahkan dia tahu hal-hal yang dia tidak tahu.

Ini merupakan keadaan dari mereka yang merekayasa pikiran mereka, atau yang mengikuti diri mereka sendiri, karena tekanan-tekanan keadaan mereka, untuk menerima kepastian atau keyakinan-keyakian dan cara-cara dari orang bodoh.

Manusia seperti seorang perenang yang berpakaian lengkap dan setiap saat terhambat oleh pakaian yang melekat tersebut. Dia harus tahu mengapa ia tidak dapat berenang sebelum langkah-langkah dapat diambil untuk membuatnya mungkin.

Tidak ada jalan keluar baginya untuk memiliki kesan bahwa dia berenang secara layak. Karena ini mungkin membuatnya merasa lebih baik dan mencegahnya dari mendatangi tepi sungai lebih jauh.

Laki-laki dan perempuan seperti itu tenggelam.

(Lathif Ahmad)

SANG GURU

Carilah penampilan seorang guru yang tidak menjadi guru yang diharapkan oleh para pemikir atau orang alim (saleh). Hal ini karena diantara para pemikir dan orang saleh tersebut ada beberapa yang mengenalnya dalam satu hal. Tetapi sebaliknya mereka yang memiliki keunggulan dan kemampuan untuk jalan (pencapaian) dan tidak terbiasa pada perilaku pemikiran dan orang saleh, akan menolak Guru jika ia mengenakan penampilan mereka yang tidak mereka mengerti.

(Najmuddin Kubra)

MENYENTUH JUBAH TAMBALAN

Hanya menyentuh jubah tambalan seorang Manusia Sempurna, dan engkau mendapatkan keuntungan terbesar untuk seorang individu, yang tidak dapat dijelmakan kembali. Engkau berhutang terhadap orang seperti itu suatu hutang yang besar. Dengan cara yang sama, menghadiri pertemuan Sufi palsu, akan benar-benar menghabiskan sebagian hidupmu.

(Halimah Hanim)

APEL SURGAWI

Ibnu Nashir sedang sakit dan, meski bukan musim buah apel, ia sangat menginginkan buah tersebut.

Al-Hallaj tiba-tiba memberinya sebuah. Seseorang berkata, "Apel ini ada belatungnya. Bagaimana bisa buah yang berasal dari Surga berulat?"

Al-Hallaj menjelaskan, "Ini hanya karena buah tersebut berasal dari Surga, maka buah ini telah menjadi rusak. Aslinya tidak demikian, tetapi ketika memasuki tempat kehidupan yang tidak sempurna ini, secara alamiah ia ikut terkena penyakit yang merupakan sifat-sifat khusus di sini."


Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
Judul asli: The Way of the Sufi, Penterjemah Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha
Penerbit Risalah Gusti, Cetakan Pertama Sya'ban 1420H, November 1999
Jln. Ikan Mungging XIII/1, Surabaya 60177
Telp.(031) 3539440 Fax.(031) 3529800
Indeks artikel kelompok ini | Tentang Pengarang | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2000.
Hak cipta © dicadangkan.