- 1. Sufisme dan Islam (Muhammad Ali
al-Mishri)
- 2. Pemahaman secara Mendalam (Rais
Tchaqmaqzade)
- Jawaban-jawaban pertanyaan ini ditujukan
untuk Sufi Kairo dan Sufi Bukhara
-
1. SUFISME DAN
ISLAM
Pertanyaan 1: Apakah dasar-dasar Sufisme?
Jawaban: Dasar utama Sufisme adalah keyakinan;
keyakinan Islami (Iman) dengan enam dasar, yaitu: adanya
Allah; Allah Yang Esa, adanya para Malaikat, para Rasul,
Hari Pembalasan, Takdir.
Pertanyaan 2: Bagaimana dasar-dasar tersebut
dipahami, karena tidak satu pun merupakan subyek pembuktian
umum oleh mayoritas masyarakat?
Jawaban: Semuanya dicatat di dalam pikiran dan
dialami dalam "hati".
Pertanyaan 3: Apakah penyelesaian Sufisme?
Jawaban: Persepsi yang melampaui suatu pernyataan
di dalam "hati".
Pertanyaan 4: Apa perbedaan antara yang Berubah
dan orang-orang lain?
Jawaban: Pemahaman yang Berubah adalah sesuatu
yang lain dari apa yang biasa disebut pengetahuan oleh orang
lain.
Pertanyaan 5: Apa pengetahuan masyarakat
biasa?
Jawaban: Adalah suatu peniruan; belajar melalui
latihan dari para instruktur; dianggap yang sejati padahal
tidak.
Pertanyaan 6: Bagaimana keyakinan sejati
dikembangkan?
Jawaban: Dengan mendatangi, melalui beberapa
praktek, Jalan yang hanya satu dari tujuhpuluh dua Jalan
yang mungkin terbuka untuk manusia. Bisa saja terjadi,
setelah mengikuti jalan imitasi, muncul satu yang sejati,
tetapi ini sulit.
Pertanyaan 7: Apa bentuk religi lahiriah yang
diikuti orang yang Berubah?
Jawaban: Mayoritas mengikuti peribadatan Islam dan
masyarakat Tradisi, serta petunjuk-petunjuk ritualnya
dimapankan oleh Syeikh Maturidi dari Samarkand. Mereka yang
mengikuti kegiatan Islam dalam Empat Madzhab Utama, umumnya
disebut Masyarakat Keselamatan (Muslim).
Pertanyaan 8: Saat ia menanyakan madzhabnya,
Bayazid al-Bisthami mengatakan, "Aku dari madzhab Allah."
Apa artinya ini?
Jawaban: Semua pengakuan di atas (rukun Iman)
dianggap sebagai Madzhab Allah.
Pertanyaan 9: Kaum Sufi menunjuk dirinya sebagai
fenomena, pemikiran, binatang dan sayur-sayuran.
Mengapa?
Jawaban: Nabi bersabda, bahwa pada Hari Pembalasan
manusia dibangkitkan dalam bentuk binatang, sesuai perbuatan
mereka sebelumnya. Bentuknya muncul menjadi binatang atau
bentuk lain yang menyerupai secara internal, daripada bentuk
kemanusiaannya. Dalam tidurnya, manusia melihat dirinya
sebagai manusia; Bagaimanapun, ia mungkin melihat dirinya
sendiri, sesuai dengan tendensi dominannya, sebagai seekor
domba, kera, atau babi. Kesalahpahaman terhadap hal-hal
tersebut menimbulkan kepercayaan bahwa kehidupan manusia
berlalu menuju kebinatangan (transmigrasi), secara harfiah
ditafsirkan oleh orang-orang yang tidak tahu tanpa kedalaman
perspektif
Pertanyaan 10: Kaum Sufi menggunakan simbol-simbol
dan menganjurkan gagasan-gagasan yang bertentangan dengan
persyaratan-persyaratan sosial yang sudah mapan, dan asing
untuk suatu susunan pernyataan pemikiran yang secara umum
digunakan untuk sesuatu yang lebih tinggi. Mereka berbicara
tentang kekasih, gelas anggur dan sebagainya. Bagaimana hal
ini dapat dipahami?
Jawaban: Bagi kaum Sufi, agama seperti yang
dipahami orang biasa adalah suatu yang mentah, eksternal.
Simbol-simbol mereka menunjukkan keadaan tertentu. Mereka
berhak menggunakan simbol "Allah" untuk sesuatu yang sama
sekali tidak diketahui siapa pun, terpisah dari ilusi yang
disebabkan oleh emosi.
Pertanyaan 11: Bagaimana al-Qur'an dapat menjadi
alis sang kekasih (hal yang utama)?
Jawaban: Bagaimana al-Qur'an menjadi tanda yang
dibuat dari karbon dan getah di atas secarik kertas, dengan
menggunakan kayu dari rawa?
Pertanyaan 12: Para Darwis mengatakan bahwa mereka
melihat Tuhan. Bagaimana mungkin?
Jawaban: Itu bukan kebenaran secara harfiah; namun
merupakan perlambang suatu keadaan tertentu.
Pertanyaan 13: Tidak dapatkah suatu individu
dilihat melalui lahiriahnya atau manifestasinya?
Jawaban: Bukan suatu individu; hanya eksternal dan
manifestasinya yang terlihat. Ketika engkau melihat
seseorang menghampiri dirimu, mungkin engkau berkata, "Aku
bertemu Zaid"; tetapi engkau hanya dapat melihat apa yang
dapat engkau lihat dari lahiriah dan superficial Zaid.
Pertanyaan 14: Menurut keyakinan ummat Muslim,
merupakan penghinaan terhadap Tuhan karena kaum darwis
mengatakan, "Kami tidak takut Neraka, atau mendambakan
Surga."
Jawaban: Mereka tidak bermaksud demikian. Maksud
mereka, bahwa ketakutan dan dambaan bukan jalan di mana
manusia harus dilatih.
Pertanyaan 15: Engkau sebutkan bahwa tidak ada
kontradiksi antara perilaku eksternal atau keyakinan dan
persepsi batiniah kaum Sufi. Bila demikian, mengapa kaum
Sufi bersikeras terhadap hal-hal tertentu dari orang
lain?
Jawaban: Penyelubungan tersebut bukannya menentang
tingkah laku yang baik, tetapi menentang pemahaman biasa.
Sebagian besar sarjana yang diunggulkan tidak dapat memahami
apa yang tidak ia alami, oleh karena itu tersembunyi
darinya.
Pertanyaan 16: Jika seseorang hanya mengetahui
keyakinan religius dan bukan ilmu khusus kaum Sufi, akankah
keagamaannya tersebut kurang dari kaum Sufi?
Jawaban: Tidak, keyakinannya akan menjadi
keyakinan religius paling sempurna, tidak dapat menjadi
sesuatu yang lebih rendah daripada keyakinan seorang
Sufi.
Pertanyaan 17: Apa perbedaan antara Nabi, orang
suci dan mereka yang mempunyai pengetahuan tinggi serta
penyelam besar?
Jawaban: Jika mereka mempunyai keyakinan religius,
maka keyakinan mereka semua sama. Perbedaan mereka terletak
pada pengetahuan mereka, bukan perasaan mereka. Seorang raja
sama dengan warganya yang memiliki dua mata, hidung dan
mulut. Ia berbeda dalam karakter dan fungsi.
(Muhammad Ali al-Mishri)
2. PEMAHAMAN SECARA
MENDALAM
Pertanyaan 1: Untuk berapa lama Sufisme hidup?
Jawaban: Sufisme selalu hidup. Hal itu
dipraktekkan secara sangat luas dan beragam; kulit luar dari
perbedaan tersebut, kurangnya informasi telah menyesatkan
kedalam pemikiran bahwa mereka secara esensial berbeda.
Pertanyaan 2: Apakah Sufisme merupakan makna
bagian dalam dari Islam, atau apakah hal itu merupakan
aplikasi yang lebih luas?
Jawaban: Sufisme adalah pengetahuan dengan jalan
mana manusia dapat menyadari dirinya sendiri dan mencapai
keabadian. Kaum Sufi dapat mengajar dengan (menggunakan)
suatu kendaraan (sarana), apa pun namanya. Kendaraan
religius, sepanjang sejarah telah digunakan dengan bermacam
nama.
Pertanyaan 3: Mengapa seharusnya seseorang
mempelajari Sufisme?
Jawaban: Karena dia diciptakan untuk
mempelajarinya; itulah langkah berikutnya.
Pertanyaan 4: Namun banyak orang percaya bahwa
ajaran-ajaran yang bukan disebut Sufisme merupakan langkah
mereka yang berikutnya.
Jawaban: Ini adalah disebabkan oleh kepelikan
ummat manusia yang memiliki dua bentuk pemahaman: Pemahaman
lebih Tinggi dan Pemahaman yang Kurang. Pemahaman lebih
Tinggi adalah apabila seseorang ingin mengerti tetapi
sebagai gantinya mengembangkan hanya suatu keyakinan bahwa
jalan tertentu adalah benar. Pemahaman yang Kurang merupakan
bayangan dari Pemahaman lebih Tinggi. Seperti halnya
bayangan, hal itu adalah suatu penyimpangan dari kenyataan,
mempertahankan hanya sebagian dari yang asli.
Pertanyaan 5: Apakah kenyataan bahwa kaum Sufi
yang telah terkenal seperti itu dan tokoh-tokoh yang
dihargai (mulia) tidak menarik orang untuk
mempelajarinya?
Jawaban: Kaum Sufi yang telah dikenal secara umum
hanyalah suatu jumlah kecil dari keseluruhan kaum Sufi;
mereka yang tidak dapat tinggal diluar keulungan (keadaan
terkemuka). Daya tarik kepada seorang tokoh yang sangat
dihargai oleh seorang murid yang potensial, merupakan suatu
bagian dari Pemahaman yang Kurang. Selanjutnya dia mungkin
mengetahui lebih baik.
Pertanyaan 6: Adakah konflik antara kaum Sufi dan
metode-metode pemikiran lain?
Jawaban: Tidak akan terjadi, karena Sufisme
mengujudkan atau menambahkan semua metode-metode pemikiran;
masing-masing memiliki kegunaannya.
Pertanyaan 7: Apakah Sufisme terbatas pada suatu
bahasa tertentu, komunitas tertentu, atau periode sejarah
tertentu?
Jawaban: Permukaan yang nyata (jelas) dari Sufisme
pada suatu waktu, tempat atau komunitas mungkin sering
beragam, karena Sufisme harus menghadirkan dirinya sendiri
dalam suatu bentuk yang akan bisa dimengerti suatu
masyarakat.
Pertanyaan 8: Inikah sebabnya ada guru-guru Sufi
dengan demikian banyak sistem yang berbeda dan yang terkenal
dalam begitu banyak negara yang berbeda-beda?
Jawaban: Tidak ada alasan lain.
Pertanyaan 9: Namun orang suka melakukan
perjalanan untuk mengunjungi guru-guru di negeri lain, yang
bahasanya pun bahkan mereka tidak mengerti.
Jawaban: Tindakan-tindakan serupa itu, kecuali
kalau dikerjakan di bawah instruksi-instruksi khusus untuk
tujuan tertentu, dapat berguna hanya dalam Pemahaman yang
Kurang.
Pertanyaan 10: Adakah suatu perbedaan antara apa
yang ingin ditemukan oleh seorang laki-laki dan perempuan,
dan apakah dia memang membutuhkan untuk menemukan, untuk
kehidupan batiniahnya?
Jawaban: Ya, hampir tanpa kecuali. Itulah fungsi
(manfaat) seorang guru untuk menyusun pelaksanaan yang benar
dari jawaban untuk kebutuhan tersebut, bukan keinginan.
Keinginan adalah milik lingkungan orang-orang dari Pemahaman
yang Kurang.
Pertanyaan 11: Apakah pembagian Anda atas
Pemahaman ke dalam Pemahaman lebih Tinggi dan Pemahaman yang
Kurang, lazim untuk semua Sufi?
Jawaban: Tidak ada yang meletakkan kata-kata lazim
untuk semua Sufi.
Pertanyaan 12: Apakah yang lazim untuk semua
bentuk dari Sufisme?
Jawaban: Keberadaan guru, kapasitas murid,
kepelikan (sifat aneh) individu, interaksi antara anggota
komunitas, Kenyataan (yang sesungguhnya) dibalik
bentuk-bentuk.
Pertanyaan 13: Mengapa beberapa guru Sufi
mengajukan murid-murid ke dalam macam-macam Aliran (Tarekat)
yang berbeda?
Jawaban: Karena Aliran-aliran tersebut mewakili
ajaran yang sungguh-sungguh ada, yang dibangun menghadapi
orang-orang berkait dengan kepribadian individu. Orang-orang
berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Pertanyaan 14: Tetapi mengumpulkan informasi
mengenai kaum Sufi dan ajaran-ajaran mereka tidak dapat lain
kecuali merupakan suatu kegiatan memulai usaha yang baik,
membimbing kepada pengetahuan?
Jawaban: Ini merupakan suatu pertanyaan dari
(kalangan) Pemahaman yang Kurang. Informasi mengenai
kegiatan dari satu kelompok Sufi mungkin saja berbahaya
secara potensial bagi orang lainnya.
Pertanyaan 15: Mengapa ada juga beberapa indikasi
dari aliran Ahmad Yasavi dari Turki dan Ibnu al-Arabi dari
Andalusia?
Jawaban: Karena, di dalam (kalangan) Pemahaman
lebih Tinggi, bengkel kerja dibongkar setelah kerja
diselesaikan.
(Rais Tchaqmaqzade)
|