Jalan Sufi
Reportase Dunia Ma'rifat

Idries Shah

BAGIAN KEENAM: TEMA-TEMA PERENUNGAN DIRI

PENDAHULUAN

Tema Perenungan Diri dipilih dari ucapan-ucapan dan tulisan Sufi agung, karena dilakukan oleh guru Sufi untuk memuat materi yang paling sesuai bagi pembelajaran individual. Penggunaan sekundernya adalah untuk tamu, setelah dipahami dengan baik oleh murid.

MENJADI SUFI

Menjadi seorang Sufi adalah menyisihkan apa yang ada di kepalamu - kebenaran, khayalan, prasangka, pengondisian dan menghadapi apa yang mungkin terjadi padamu.

(Abu Said)

APA YANG HARUS DATANG

Bagi mereka yang mencari Kebenaran dalam agama yang lazim:
Hingga perguruan tinggi dan menara masjid telah didaki,
Karya suci kita ini tidak akan selesai.
Sampai keyakinan menjadi pengingkaran
Dan pengingkaran menjadi keyakinan
Tetap tidak akan ada penganut sejati.

(Abu Said)

MEMUJA

Wahai Tuhan!
Jika aku menyembah-Mu karena takut akan Neraka, masukkan aku ke dalam Neraka.
Jika aku menyembah-Mu karena menginginkan Surga, tutuplah pintu Surga bagiku.

(Rabi'ah al-Adawiyah)

PINTU

Salih dari Qazwin mengajar murid-muridnya:
"Siapa pun yang mengetuk pintu terus-menerus, akan terbuka untuknya."
Rabi'ah, suatu hari mendengar hal ini berkata:
"Berapa lama yang akan kau katakan, 'akan terbuka'? Pintu itu tidak pernah tertutup."

SEPERTI MENYEBUT KEKASIH

Hasan dari Basrah mengunjungi Rabi'ah. Ia tengah duduk diantara beberapa ekor binatang.
Saat Hasan mendekat, binatang-binatang tersebut berlarian semua.
"Mengapa mereka demikian?"
Jawab Rabi'ah, "Engkau makan daging, dan semua yang kumakan hanyalah roti kering."

BUAH DAN TUMBUHAN BERDURI

Bagi keledai, tumbuhan berduri adalah buah yang lezat. Keledai memakan tumbuhan berduri. Mereka tetap seekor keledai.

(Habib al-Ajami)

KETIKA IBNU SINA BERTEMU ABU SAID

Ketika seorang Filosuf dan Sufi bertemu, Ibnu Sina berkata:
"Apa yang aku tahu, ia melihat."
Abu Said menegaskan:
"Apa yang aku lihat, ia tahu."

PANGGILAN SUFI

Jawablah Panggilan Sufi, sebaik yang kau dapat, di dunia ini, dengan hati penuh cinta dan kejujuran. Maka engkau benar-benar selamat di dunia ini dan seluruh dunia yang lain.

(Salik Hamzawi)

ROTI

Jika engkau menjamu seorang darwis, ingat bahwa roti kering sudah cukup baginya.

(Harits al-Muhasibi)

KEUNTUNGAN

Paling banyak diantara manusia tidak tahu apa yang ada di dalam ketertarikan mereka untuk mengetahui. Mereka tidak menyukai apa yang pada akhirnya akan menguntungkan mereka.

(An-Nasafi)

SUDUT PANDANG

Bagi pendosa dan orang jahat aku ini setan; Tetapi bagi orang baik -- aku orang yang dermawan.

(Mirza Khan, Anshari)

GURU, PELAJARAN, PEMIKIRAN

Guru berbicara mengenai ajaran.
Guru sejati mempelajari murid mereka sebaik-baiknya.
Yang terpenting, guru seharusnya belajar.

(Musa Kazim)

PELAYANAN DAN KEGURUAN

Ia yang tidak tahu tentang pelayanan, tidak tahu tentang 'keguruan'.

(Tirmidzi)

PENGERTIAN DAN PENJELASAN

Bagi yang memiliki pengertian (kesadaran), hanya sebuah isyarat sudah cukup.
Bagi yang tidak benar-benar memperhatikan, seribu penjelasan tidak cukup.

(Haji Bektash)

BAGI CALON DARWIS

Hatiku dibingungkan dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Di dalam hatiku tidak ada apa-apa kecuali Sahabat.
Jika aroma dari kebun mawar Kesatuan datang padaku
Hatiku, seperti kuncup mawar, akan melepas kelopak luarnya.
Bicaralah kepada sang Pertapa dalam kesendiriannya dan katakan:
Karena di pinggir ceruk sembahyang kita, adalah seperti garis lengkung pada alis mata.
Tidak ada perbedaan nyata antara Ka'bah dan rumah berhala
-- Di mana pun engkau melihat, persamaannya adalah Dia.
Menjadi seorang darwis tidaklah seperti jenggot dan kepalanya:
Jalan kaum darwis ada di dalam kepastian tindakan kualitatif.
Seorang darwis mungkin dengan mudah mencukur kepalanya tanpa penyesalan.
Tetapi ia adalah seorang darwis, seperti Hafizh, yang mengorbankan kepalanya.

(Khwaja Hafizh asy-Syirazi)

AJARAN SUFI

Ajaran Sufi adalah kebenaran tanpa bentuk.

(Ibnu al-Jalali)

MENJADI APA YANG SESEORANG DAPAT MENJADI

Menjadi Sufi adalah menjadi apa yang engkau dapat menjadi, dan tidak mencoba untuk mengejarnya pada tahap yang salah, ilusi.

Menjadi sadar terhadap apa yang mungkin bagimu, dan tidak berpikir bahwa engkau sadar terhadap apa yang tidak engkau perhatikan.

Sufisme adalah ilmu mendiamkan apa yang harus didiamkan, dan memperhatikan (waspada) apa yang harus diperhatikan (diwaspadai), tidak berpikir bahwa engkau dapat diam atau waspada di mana engkau tidak dapat, atau bahwa engkau perlu melakukan ketika engkau tidak membutuhkan.

Mengikuti jalan Darwis adalah mengikuti Kesatuan yang tersembunyi, meskipun, dan tidak dengan perantaraan mengakui akan perbedaan.

Memperhitungkan cara yang ada dalam perbedaan, tanpa memikirkan bahwa bentuk luar kemajemukan adalah penting di dalamnya.

Pendekatan dengan mempelajari faktor-faktor pengetahuan bagaimana untuk belajar; tidak dengan berusaha memperoleh pengetahuan tanpa praktek yang benar dalam mendekatinya.

Engkau lebih dekat menjadi Sufi dengan menyadari bahwa kebiasaan dan prasangka, merupakan hal yang esensial hanya pada beberapa bidang; tidak dengan membentuk kebiasaan dan menilai dengan menggunakan prasangka yang tidak sesuai.

Engkau harus menyadari ketidakberartianmu sebagai arti dirimu; tidak mencari perasaan berarti itu sendiri.

Orang yang sederhana (merendahkan diri) seperti ini, karena mereka memang harus demikian; dan yang terburuk dari semua laki-laki maupun perempuan adalah mereka yang menjalankan kerendahan hati untuk tujuan kebanggaan, bukan sebagai sarana perjalanan.

Metode Sufisme adalah selalu menerima sebuah nilai, kapan dan di mana nilainya, dan dengan siapa bernilainya, bukan meniru karena terpesona, atau menyalin karena kesukaan meniru.

Keberhasilan seseorang meningkatkan dirinya lebih tinggi, datang melalui usaha yang benar dan metode yang benar, bukan sekadar dengan berkonsentrasi pada cita-cita yang benar atau pada kata-kata orang lain yang ditujukan ke orang lain.

Sebagai jebakan yang terletak pada elemen rendah dalam dirimu, saat seorang manusia, sebuah buku, upacara, organisasi, metode, penampakan, secara langsung atau dengan nasihat untuk memiliki sesuatu yang dapat dipakai semua, atau dengan kuat menarik perhatianmu kendati tidak secara benar.

(Sayed Imam Ali Shah)

KEBAIKAN DAN KEJAHATAN

'Dzat' adalah kebaikan yang sempurna.
Jika terdapat sedikit kejahatan, hal itu bukanlah 'Dzat'.

(Syabistari)

OBAT

Obatmu ada dalam dirimu, dan engkau tidak mengamatinya.
Penyakitmu dari dirimu sendiri, dan engkau tidak mencatatnya.

(Hadhrat Ali)

DUNIA

Dunia tidak memiliki arti kecuali sebuah pertunjukan;
Dari ujung ke ujung keadaannya adalah olah raga dan permainan.

(Syabistari, Gulshan-i-Raz)

PETUNJUK

Bila gurumu terlalu memberi petunjuk; celup saja sajadahmu dengan anggur. --
Pencari hendaknya tidak mengabaikan terhadap cara-cara dari tahapan-tahapan (maqam).

(Hafizh)

KEPUSTAKAAN SUFI

Ada tiga cara menyajikan sesuatu:
Pertama, menyajikan segala sesuatu.
Kedua, menyajikan apa yang diinginkan orang.
Ketiga, menyajikan apa yang akan melayani mereka dengan baik.
 
Bila engkau menyajikan segala sesuatu, hasilnya mungkin menjemukan.
Bila engkau menyajikan apa yang diinginkan orang, mungkin akan mencekik mereka.
Bila engkau menyajikan apa yang akan melayani mereka dengan baik, paling buruk adalah, kesalahpahaman, mereka mungkin menentangmu. Tetapi bila engkau harus melayani mereka, apa pun penampakannya, engkau sudah melayani mereka, dan engkau juga harus beruntung, apa pun penampakannya.

(Ajmal dari Badakhshan)

PENELITIAN

Hanya burung yang memahami buku pelajaran tentang mawar:
Karena tidak setiap pembaca mengetahui makna sesungguhnya dari halaman yang dibacanya.
Wahai, engkau yang akan belajar bagian cinta dari buku pengetahuan -- aku khawatir bahwa engkau tidak tahu bagaimana memahaminya melalui penelitian.

(Hafizh)

KEBISUAN

Ia mengambil lidah dari mereka yang menyebar rahasia,
Sehingga mereka tidak lagi dapat membicarakan rahasia raja.

(Nizhami)

MUTIARA

Apa yang diketahui orang awam tentang nilai mutiara yang tidak terhingga?
Hafizh (pelindung), memberi cita rasa unik hanya pada orang-orang (yang) terpilih.

(Hafizh)

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN

Siapa pun yang memperoleh pengetahuan, sedikit apa pun, tentu bahagia. Siapa pun yang diambil dari dirinya, tentu sedih.

(Ibnu Idris asy-Syafai)

KEBAIKAN RIIL

Lebih baik daripada sesuatu yang engkau anggap kebaikan, adalah dengan orang-orang yang benar-benar baik.
Lebih buruk daripada berbuat sesuatu yang jahat, adalah bersama dengan orang-orang jahat.

(Bayazid)

KEMATIAN

Tidurlah dengan mengingat kematian, dan bangun dengan pikiran bahwa engkau tidak akan hidup lama.

(Uwais al-Qarni)

MENGOMENTARI PERTAPA

Ia telah mematangkan dirinya di atas gunung
Maka ia tidak mempunyai Pekerjaan yang harus dilakukan.
Seseorang harus berada di pasar
Sementara tetap bekerja dengan Kenyataan sejati.

(Sahl)

DELAPAN SIFAT KAUM SUFI

Dalam ajaran Sufi, delapan sifat harus dilatih. Kaum Sufi memiliki:
Kemurahan hati seperti Ibrahim a.s.;
Penerimaan yang tak bersisa sedikit pun dari Ismail a.s.;
Kesabaran, sebagaimana dimiliki Ya'kub a.s.;
Kemampuan berkomunikasi dengan simbolisme, seperti halnya Zakaria a.s.;
Pemisahan dari para pendukungnya sendiri, sebagaimana halnya Yahya a.s.;
Jubah wool seperti mantel gembala Musa a.s.;
Pengembaraan, seperti perjalanan Isa a.s.;
Kerendah-hatian, seperti kerendahan hati jiwa Muhammad saw.

(Junaid al-Baghdadi)

KE MANA PERGINYA

Aku melihat seorang anak membawa cahaya.
Aku bertanya dari mana ia membawanya.
Ia memadamkannya, dan berkata:
"Sekarang katakan padaku, ke mana perginya."

(Hasan al-Bashri)

DAYA TARIK

Orang-orang yang sama, merasakan suatu daya tarik-menarik. Hal yang menarik terhadap hal-hal yang bertentangan adalah satu hal lain. Tetapi orang-orang yang sama sering keliru oleh kepurapuraan orang yang tidak disukai. Sebagai contoh, seseorang haus akan cinta, lainnya sangat rakus untuk mencintai. Hal yang tidak diketahui atau pemikir lahiriah akan segera membayangkan dan menyatakan, bahwa ini berlawanan. Sebaliknya, tentu saja, adalah kebenaran. Faktor umumnya adalah rakus. Mereka (keduanya) adalah orang-orang yang rakus (tamak).

Orang terkenal dan pengikutnya kadang sama. Satunya ingin memberikan perhatiannya, satunya menarik perhatian. Keduanya terbelenggu oleh obsesi pikiran dengan perhatian mereka terbang bersama-sama, 'merpati dengan merpati, elang dengan elang'.

(Simabi)

KEKAYAAN

Tujuan pengetahuan. Jika engkau menjadi miskin, maka hal itu akan menjadi kekayaan bagimu; jika engkau menjadi kaya (maka) hal itu akan memperindah dirimu.

(Az-Zubeir ibnu Abi Bakr)

KEDISIPLINAN

Bersama seorang Penunjuk jalan engkau mungkin menjadi Manusia sejati.
Tanpa seorang Penunjuk jalan engkau akan tetap Binatang.
Jika engkau masih dapat berkata, "Aku tidak dapat tunduk pada siapa pun." --Engkau masih tidak berharga untuk jalan.
Tetapi jika engkau berkata, "Aku berharap patuh," dengan cara yang salah --Jalan tidak pernah menemukan dirimu, dan engkau tersesat.

(Zulfikar ibnu Jangi)

AKU

Pengetahuan dimulai dari:
"Apakah aku?" sampai: "Aku tidak tahu apakah aku."
Untuk antara, "Barangkali aku tidak" dan "Aku akan menemukan diriku"; untuk antara "Aku-akan menemukan diriku" dan 'Aku", sampai "Aku adalah apa yang aku ketahui menjadi apa diriku", untuk "Aku".

(Abu Hasan asy-Syadzili)

PERUBAHAN KECIL

Saat orang mengemis, ia berpikir bahwa sedikit perubahan adalah keberuntungan. Padahal bukan. Untuk naik lebih tinggi dari kepengemisan, ia harus naik di atas perubahan kecil, sekalipun ia menggunakannya sebagai alat. Penggunaan sebagai sebuah akhir, maka akan menjadi akhir.

(Ibnu Iqbal)

APA YANG MEMELIHARA DIRIMU

Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan. Engkau harus memelihara kekayaan; sedangkan pengetahuan memelihara dirimu.

(Ali)

KERUSAKAN

Tiga hal dalam kehidupan ini merupakan kerusakan:
Marah, tamak dan keangkuhan.

(Nabi Muhammad saw.)

 

SEBUAH CATATAN: BEBERAPA TEMA PERENUNGAN

Tentang Pelayanan

Pelayanan adalah menjalankan tugas tanpa keengganan atau kesenangan. Kepatuhan bukan seorang budak yang diperas dan bukan pula orang yang mencari ganjaran. Orang-orang akan keluar darinya. Jika mereka menyisihkan kesenangan tugas dan juga keengganan terhadap tugas, mereka berada pada kedudukan tempat yang menguntungkan dari makna lain dalam pelayanan. Inilah yang memurnikan (memperbaiki) daya tanggap (pengertian) mereka.

Tentang Pencarian

Mencari kebenaran adalah tahap pertama terhadap penemuan. Setelah pencarian mencapai kesadaran bahwa Kebenaran juga mencari sang Pencarinya sendiri. Tahap ketiga adalah orang yang di dalam mana sang Sufi belajar jalan (pencapaian), adalah apabila pelajaran mencapai suatu tahap khusus; apabila si Pencari menyadari bahwa ia sedang memperoleh pengetahuan dalam suatu tatanan di luar 'pencarian' dan 'penemuan' atau 'dicari'.

Tentang Usaha

Usaha dan bekerja memiliki banyak perbedaan bentuk. Satu alasan karena kebiasaan dari seorang Pembimbing adalah bahwa dia mengetahui ketika membimbingnya. Dia juga tahu jenis usaha dan kerja yang masing-masing pribadi (orang) harus lakukan. Hanya orang tidak menyadari kesalahan suatu kerja untuk kerja yang bermanfaat, atau usaha tambahan pada suatu waktu yang mereka harapkan, sekalipun usaha kecil, pada waktu yang benar (tepat).

Tentang Pemujaan yang Berlebihan

'Pemujaan' adalah apabila perhatian ditetapkan atas beberapa orang perantara atau sesuatu pada suatu saat, dan oleh seorang manakala hal ini tidak akan terjadi. Inilah kesalahan kendaraan (sarana) bagi penumpang (isi). Kebiasaan-kebiasaan paling banyak adalah, dengan sengaja atau sebaliknya, mendukung pemujaan. Inilah alasan bahwa kaum Sufi mampu meminta perhatian yang terus-menerus terhadap seorang penasihat untuk mengarahkan perhatian mereka sesuai kemungkinan-kemungkinan terjadinya pemujaan berlebihan.

Tentang Murid

Dalam jalan Darwis 'murid' adalah suatu persyaratan (kebutuhan) yang mendasar. Tetapi pemilahan harus dibuat antara orang-orang yang hanya membayangkan bahwa mereka (seolah) akan menjadi murid -- mereka yang haus (tamak) yang muncul tersembunyi -- dan mereka yang benar-benar dapat menjadi murid, serta di mana dan kapan tahap ini dapat terjadi secara menguntungkan.

Tentang Guru

Cara di mana seorang guru mengajar sering tidak dapat dimengerti, bagi para murid. Ini adalah umum, karena mereka mencoba memahami karya-karya (pekerjaan-pekerjaan) mengenai sesuatu, manakala dalam kenyataannya mereka sangat memerlukan manfaat-manfaatnya. Tanpa manfaat-manfaat itu, mereka tidak akan pernah dapat memahami karya-karya itu.

Tentang Persahabatan

Terdapat persahabatan kemanusiaan dan persahabatan atas penyebaran. Mereka yang tidak memiliki cukup, kerabat atau bentuk-bentuk lain persahabatan akan mencarinya, bahkan pada saat-saat dan tempat-tempat di mana pergaulan bersama dengan orang lain bermanfaat untuk penyebaran. Beberapa orang mengetahui mengenai hal ini, sebagian karena suatu kata (persahabatan) umumnya digunakan untuk menunjukkan (melambangkan) dua pernyataan (keadaan), masing-masing dari mereka sangat berbeda.

Tentang Kepustakaan

Perhatian terhadap penggunaan tempat sering diambil sebagai bentuk penggunaan umum atau seluruh dunia. Ketika seorang guru mengatakan, "Jauhkan diri dari pustaka," dia berbicara mengenai pandangan tertentu dan waktu tertentu. Ini merupakan kegagalan diantara para muridnya yang salah paham dan mengabadikan pustaka sebagai kunci untuk memahami, atau yang lain melakukan sebaliknya, mengatakan, "Guru menolak pustaka, oleh karena itu kami akan seluruhnya, dan selalu, menolaknya."

Tentang Latihan (Lahiriah)

Kerakusan itu berpengaruh, meski terselubung dengan baik, atas watak (ciri-ciri) khusus dari mereka yang membayangkan, bahwa latihan lahiriah merupakan pintu masuk kepada pengetahuan. Mereka sama penting, dan sebagai tidak berkaitan secara bebas, sebagaimana menggunakan sebuah tangan tanpa satu atau dua diantara jari-jari.

Tentang Penampilan

Orang awam menilai seseorang bukan dengan penampilan-penampilan dunia dalam (batin)-nya, tetapi dengan tindakan-tindakan yang tampak dari apa yang dia lihat seperti apa yang tampak dari luar, dan dengan apa yang orang-orang katakan mengenainya. Sudut pandang (metode) ini cocok betapapun hanya untuk beberapa jenis penilaian, tidak untuk lainnya. Bagaimana seseorang tampak seperti itu, akan tergantung pada bagaimana seseorang tahu tentang dia. Sebagai contoh, seorang laki-laki tengah membawa sepotong tongkat berpaku besar di ujungnya, tidak harus disebut seorang pembunuh, dia bisa jadi seorang pawang gajah. Orang-orang terpilih sering melanggar prinsip-prinsip dangkal dari penampilan agar tidak terpengaruh oleh perilaku orang banyak dengan penilaian palsu dan juga pada waktu peragaan kepada mereka yang dapat melihatnya, tingkah laku itu sendiri bukan memperagakan nilai-nilai dari bagian dalam (batin).

Tentang Kepercayaan (Iman) dan Agama

Mereka yang dianggap sebagai penganut atau orang-orang beragama, dan yang tidak mampu karena kebiasaan berperilaku dalam sikap tertentu, mungkin disebut beragama, tetapi tidak dapat dianggap sebagai beriman. Jika, di lain pihak, ini merupakan kepercayaan, maka beberapa kata lain harus digunakan untuk menyampaikan jenis dari kepercayaan yang tidak dihasilkan oleh orang tua atau orang-orang di sekitarnya.

Tentang Cinta

Apa yang secara umum disebut cinta, dapat menjadi berbahaya bagi pecinta (orang yang mencintai) dan sasaran cinta (orang yang dicintai). Jika ini merupakan akibat (hasil), karena tidak dapat disebut cinta oleh seorang Sufi, tetapi harus disebut pengikatan dimana seorang yang telah terikat (dengan kasih sayang) tidak mampu terhadap perilaku lain. Cinta tidak hanya memiliki perbedaan yang sangat besar, tetapi juga memiliki tingkat-tingkat yang berbeda. Jika manusia (orang) berpikir, bahwa cinta hanya berarti apa yang sejauh dia rasakan, dia dengan demikian akan menutupi dirinya sendiri dari cinta yang sejati.

Batapapun, jika dia benar-benar merasakan cinta sejati, dia akan tidak membuat kesalahan menyamaratakan tentang hal itu, agar mengenalnya hanya dengan cinta lahiriah atau daya tarik cinta.

Tentang Belajar di Dunia

Sufisme adalah suatu pengkajian yang tidak bersifat akademis. Bahan-bahannya diambil dari hampir setiap bentuk pengalaman manusia. Buku-bukunya dari para penanya dalam lingkaran keilmuan (halaqah) dan tidak menyerupai apa pun yang para sarjana (cendekiawan) bahkan mengimpikannya. Hal ini karena hafalan, usaha dan buku-buku termasuk dalam jenis pengkajian ini, dan karena para guru Sufi disebut "Guru", bahwa kenyataan atas suatu komunikasi khusus, telah dikacaukan dengan kajian-kajian akademis atau kajian tiruan. Oleh karena itu, kajian Sufi dan kajian umum dari keduanya berbeda kedudukannya seperti jika tikus dan gajah keduanya diberi nama yang sama. Hingga suatu titik ketidaksamaan (berkaki empat, berwarna abu-abu, berekor) ini adalah ketidaktepatan bukan pada waktu (tertentu). Setelah itu, menjadi perlu untuk membedakan diantara keduanya. Perbedaan ini berlaku di dalam lingkaran Sufi.

Tentang Pertemuan Darwis

Para murid yang dangkal membayangkan bahwa ketika para darwis bertemu, mereka semua dari tingkat yang sama. Atau bahwa seorang darwis dapat menghadiri pertemuan-pertemuan darwis lainnya, perbedaannya hanya pada tingkatan. Sesungguhnya, komposisi suatu lingkaran keilmuan (halaqah) adalah sama pentingnya dengan lingkaran keilmuan (halaqah) itu sendiri. Demikian pula tingkatan jalan (pencapaian), mungkin dijalankan dengan baik di suatu pertemuan dan tidak pada kelompok atau pertemuan lain. Inilah mengapa para guru di suatu lingkaran menjadi pengikut (murid) pada lingkaran lain.

Kumpulan dari kelompok orang-orang yang tertarik, para peminat (pecandu) keagamaan, dan calon murid dikelompokkan bersama, sering secara salah disebut 'lingkaran darwis'. Lingkaran-lingkaran ini mungkin atau mungkin pula tidak menjadi langkah pendahuluan lingkaran-lingkaran seperti itu, tetapi mereka bukan lingkaran-lingkaran (halaqah) darwis.

Tentang Perbedaan antar Madzhab

Banyak hal yang dikatakan dan ditulis mengenai perbedaan-perbedaan pendapat, ajaran, dan tulisan-tulisan diantara kaum Sufi. Dan luar, hal itu mungkin berbeda, ditentukan (didikte) oleh lingkungan, tetapi secara mendasar tidak ada perbedaan. Memperdebatkan mengenai perbedaan-perbedaan Sufi adalah sama bodohnya dengan memperdebatkan apakah sebuah mantel dapat dipintal dengan kuncup tanaman kapas (jenis) ini atau itu. Itulah tingkat kepentingannya.

Perumpamaan, Ungkapan dan Kiasan

Apabila gurumu berbicara kepadamu dengan bahasa aslimu, engkau harus memandang ungkapan-ungkapan yang ia gunakan sebagai bahasa ungkapan, dan tidak dimaksudkan diuraikan secara harfiah. Bila ia memberimu sebuah perumpamaan, engkau akan mengetahuinya sebelum engkau menerapkannya. Apabila sesuatu hal dikatakan dengan kiasan, itu diartikan dengan kiasan. Hal-hal yang bersifat harfiah tidak dapat diambil maknanya sebagai kiasan.

Tentang Pemahaman Tingkat Lebih Tinggi

Jika engkau menggunakan kemampuan pemikiran dan pemahaman umum untuk mencoba menguraikan sesuatu yang tidak engkau mengerti dalam Sufisme, engkau akan tersesat. Karena akal terlalu 'pintar' untuk tugas tersebut.

Pengertian atau pemahaman datang hanya dengan (menyimpan) membiarkan kesulitan memahami tersebut dalam cengkeraman mentalmu. Banyak ujian gagal karena terlalu sukar untuk dimengerti. Berhati-hatilah terhadap kepelikan (hal yang sukar dimengerti atau pelik).

Tentang Kejengkelan dan Ketidakpedulian

Tidak ada seorang pun merasa jengkel jika tidak ada alasan. Jika engkau menjengkelkan orang lain, mungkin hal itu karena mereka membayangkan dirimu memang menjengkelkan, atau mungkin engkau menjengkelkan mereka karena ucapan dan tingkah lakumu. Jika engkau atau orang lain tidak peduli oleh sumber kejengkelan, kemungkinan merasa terpuji atau tertekan. Engkau tidak dapat menilai dengan kejengkelan.

Tentang 'Keadaan'

Ada tiga dasar 'keadaan': palsu atau khayal, asli dan tidak berhubungan (tidak penting). Seperti seorang dokter, syeikh-lah yang mengetahui seseorang dari lainnya, mengetahui penyakit atau keadaan kesehatan dengan tanda-tanda gejala adanya sesuatu. Ia juga mengetahui sifat disenangi atau disukai dengan penarikan kesimpulan umum dari beberapa keadaan atau dengan cara lain. Kebodohan tertinggi adalah menduga bahwa ada atau tidak adanya suatu keadaan adalah di dalam 'keadaan' itu sendiri, yang menunjukkan baik atau buruk.

Tentang Membaca, Mendengar dan Hadir

Hal-hal penting berkait dengan lahiriah dari belajar (pengkajian) mungkin hanya merupakan tindakan menghadiri, tanpa reaksi-reaksi yang mendalam atau sungguh-sungguh, pada suatu pertemuan dengan sang Bijak. Hal itu pada suatu waktu dapat diartikan membaca, pada waktu lain berarti ujian (audisi). Kadang-kadang pembaca atau seorang diantara yang memulai (ditahbis). Pada waktu lain, dia tidak harus dianggap seperti itu. Ilmu ini telah dibuktikan dan hanya orang-orang yang melakukan kecerobohan mengadakan percobaan dengan hal itu.

Tentang Penyesalan

Penyesalan berarti kembali atau meninggalkan/melepaskan sesuatu sepenuhnya, yakni terhadap kekuatan daya tarik. Kesenangan atau kepuasan yang diperoleh lewat penyesalan dalam banyak kasus adalah sama buruk dengan kejahatan (pelanggaran) yang semula, dan tidak ada perbaikan permanen dapat diharapkan dari mereka yang membanggakan diri mereka sendiri di dalam perbaikan (perubahan). Penyesalan dari orang-orang yang kurang pengetahuan atau bodoh adalah apabila orang-orang merasakan reaksi yang kuat untuk menghentikan (mengorbankan) sesuatu atau mencari pengampunan untuk sesuatu. Ada suatu bentuk yang lebih tinggi, penyesalan dari sang Bijak (Guru), yang menuntun kepada pengetahuan dan cinta yang lebih agung.

Tentang Harapan dan Ketakutan

Bergerak diantara harapan dan ketakutan (ketakutan terhadap Allah dan berharap ampunan-Nya) adalah keadaan paling awal dari kesufian. Mereka yang berbeda dalam keadaan (tinggal dalam keadaan) ini, seperti bola yang dimainkan dari suatu sisi lapangan ke sisi yang lain. Setelah satu kali, pengalaman ini memiliki manfaatnya, dan setelah itu adalah ketidakberuntungan. Mengikuti Jalan (pencapaian) tanpa sifat-sifat yang lebih rendah dari harapan dan ketakutan merupakan sasaran. Suatu sasaran yang lebih tinggi adalah ketika tidak ada suap maupun penipuan. Beberapa membutuhkan harapan dan ketakutan; mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan untuk hal-hal itu.

(Pahlawa-i-Zaif)


Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
Judul asli: The Way of the Sufi, Penterjemah Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha
Penerbit Risalah Gusti, Cetakan Pertama Sya'ban 1420H, November 1999
Jln. Ikan Mungging XIII/1, Surabaya 60177
Telp.(031) 3539440 Fax.(031) 3529800
Indeks artikel kelompok ini | Tentang Pengarang | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2000.
Hak cipta © dicadangkan.