|
VERIFIKASI SUMBER-SUMBER LITERAL YANG BERKAITAN
LANGSUNG DENGAN SUFISME
Diantara beberapa persoalan yang ada di depan siapa pun
yang ingin mengkaji gagasan-gagasan Sufi, akan muncul
persoalan lain yaitu pengulangan secara kontinyu teori-teori
yang tidak terbukti, oleh para 'spesialis' dan lainnya yang
mempunyai sedikit obyektikitas, hal ini digambarkan sebagai
fakta.
Karena kajian kesufian dilakukan (diselesaikan),
terutama, melalui metode-metode langsung (dan hal itu sudah
dikenal disampaikan secara keseluruhan melalui bahasa tubuh,
simbol dan peragaaan), maka ketika kita kehilangan elemen
ini dalam pengkajian kita, mempercayai atau bergantung
kepada buku-buku, kita pasti berada dalam kekuasaan mereka
yang mengembangkan semua jenis teori-teori subyektif
tersebut.31
Mereka adalah orang-orang yang mengatakan bahwa Sufisme
dikembangkan dari sejarah Islam; dan mereka memasukkan
beberapa tulisan apologis Sufi di jalur ini untuk beberapa
alasan bagus. Sebagian mengatakan kalau hal itu adalah
pemutarbalikan: suatu reaksi yang menentang sikap-sikap
Islami. Mereka itulah orang-orang yang percaya bahwa
gagasan-gagasan tersebut berasal dari agama Kristen
sebagaimana mereka ketahui; atau bahwa secara parsial maupun
keseluruhan dianggap diakibatkan oleh pengaruh dualisme
Persia; atau dari Cina, India; atau bahkan non-India. Mereka
lah para pembela teori Neoplatonik, Shamanisme --dan kita
dapat menambah panjang daftar ini. Gambarannya, seperti
orang memperdebatkan apakah besi berasal dari Swedia atau
Jepang.
Kita boleh menyebut gagasan-gagasan Sufi sebagai
'psikologi', bukan karena istilah (term) ini secara memadai
menggambarkan Sufisme, melainkan karena kata 'bijaksana'
bukan kata yang populer saat ini. Bagaimanapun, perlu
dicatat bahwa karena para penyusun kamus tidak memahami
kita, kemungkinan gagasan-gagasan Sufi dipahami dengan cara
demikian, tidak dapat dicegah sama sekali.
Dalam masalah kategori pengkajian yang dibolehkan, kita
melihat bahwa tidak banyak memihak mereka. Kita dapat
menemukan bahan-bahan fisik (jasmani) yang diambil dari
Sufisme, seperti gagasan-gagasan karakteristiknya, metode,
dongeng, legenda dan bahkan syair-syair Sufisme di dalam
fenomena para Troubadour (penyair dan penyanyi lagu-lagu
cinta dalam bahasa Prancis),32
dalam legenda William Tell dari
Switzerland33
dalam cara pemujaan Peacock Angel orang-orang Timur
Dekat,34
dalam Gurdjieff dan Ouspensky,35
dalam Hammerskjold (the Swede Dag
Hammerskjold),36
Maurice Nicoll, dalam karya-karya
Shakespeare37
dan psikologi Kenneth Walker,38
dalam dongeng Dane Hans Christian
Andersen,39
dalam karya Sir Richard Burton (ia sendiri seorang darwis
tarekat Qadiriyah),40
dalam terbitan seri buku pelajaran bahasa Inggris dari
Oxford University Press, 41
dalam buku anak-anak kontemporer,42
dalam agama para 'penyihir',43
dalam simbolologi Rosicrucian,44
dan Illuminasi (Pencerahan),45
dalam beberapa karya para skolastik Barat abad
pertengahan,46
dalam Bhakti cara pemujaan orang-orang
Hindu,47
--meski pemikiran ini amat populer di Barat sebagai suatu
sistem Hindu tradisional-- dalam kitab-kitab rahasia
pengikut Ismaili,48
dalam organisasi, nama dan teknik yang disebut para Assassin
(orang yang disewa untuk membunuh tokoh politik atau alasan
politik),49
dalam dongeng dan teknik yang dianggap asal mula
Zen-Jepang,50
atau kata orang berkaitan dengan
Yoga,51
dalam materi yang menghubungkan pada Knights
Templar,52
dalam literatur psikoterapi, dalam
Chaucer53
dan Dante Alighieri54
--dan saya sekadar menyebut satu persatu sumber-sumber
tersebut secara acak.
|