BAHASA RAHASIA III: BATU
FILOSUF1
- Di kedalaman samudera, ada kekayaan tiada tara.
- Namun jika engkau mencari keselamatan,
- di pantailah tempatnya.
(Sa'di,
Gulistan)
Robert of Chester, seorang berkebangsaan Inggris yang
belajar di Spanyol Islam, memperkenalkan alkimia ke dunia
Kristen zaman Pertengahan dalam sebuah buku yang
diselesaikannya pada tahun 1144 M. Buku ini merupakan
terjemahan dari sebuah buku berbahasa Arab. Sebagaimana
dilihat oleh Profesor Holmyard (Alchemy, London,
1957, hlm. 103), dengan jelas ia menyatakan dalam bukunya
bahwa pada masa itu, ilmu ini tidak dikenal di "Dunia
Latin".
Sejak masa ini telah terjadi pergulatan antara dua
penafsiran "seni" itu. Apakah makna istilah itu secara
harfiah, ataukah merupakan suatu sistem pengembangan mental
atau spiritual? Kita hampir tidak bisa menghindari kenyataan
bahwa istilah ini dipahami baik dalam pengertian kimiawi dan
cara penciptaan (benda) yang seringkali luput dari perhatian
peneliti. Akibatnya adalah muncul beberapa klaim bahwa
alkimia adalah perintis ilmu kimia, yang secara eksklusif
terkait dengan penciptaan "Batu Filosuf". Sementara yang
lain menyatakan bahwa istilah itu muncul dari upaya-upaya
awal untuk menyepuh atau mencetak logam dan mengubahnya
menjadi emas atau perak. Yang lainnya menyatakan bahwa
istilah itu merupakan suatu seni yang rumit dan hanya
terkait dengan berbagai potensi kesadaran manusia.
Fakta-fakta jauh kurang kompleks daripada apa-apa yang
muncul pada orang yang tidak terkait dengan kiasan Sufi
bersama apa yang seringkali hanya sebagai bacaan turunan.
Pertama kali yang harus diingat adalah bahwa orang-orang
yang secara serampangan dikelompokkan sebagai ahli alkimia,
dan yang karyanya seringkali diperlakukan sebagai suatu
keutuhan, ternyata membentuk berbagai jenis orang yang
berbeda-beda, yang bekerja pada jalur disiplin yang berbeda
atau analog.
Resep-resep tukang emas, yang berasal dari zaman kuno,
tidak membuktikan bahwa istilah alkimia tidak digunakan oleh
para pengikut mistik. Dua orang yang masing-masing dianggap
telah memperoleh obat mujarab, bisa jadi yang satu adalah
seorang dukun, sementara lainnya adalah seorang guru mistik.
Banyak sekali bukti dalam literatur Abad Pertengahan yang
menunjukkan suatu pergulatan tetap menuju suatu pengembangan
mental, yang tertulis dalam istilah yang bersifat
alkimia.
Kesalahan ini tidak diluruskan ketika ahli kimia
Perancis, M.P.E. Berthelot mengkaji sejumlah besar
dokumen-dokumen alkimia pada tahun 1888 dan 1893. Ia
menemukan bahwa dokumen tertua yang bisa ditemukan telah
berusia dua ribu tahun. Selain itu ia menemukan buku-buku
yang memuat resep-resep metalurgi untuk mengolah dan
menyepuh logam dari para pengrajin dimana teks-teks itu
bercampur dengan sejumlah teks tentang keruhanian. Sebelum
para pembaca buku dilahirkan, orang telah menyimpulkan bahwa
alkimia merupakan sejenis penyimpangan, suatu kemerosotan
dari metalurgi dan merupakan ilmu kimia kuno yang
dipraktekkan oleh orang-orang Yunani di Mesir.
Bahan-bahan itu tidak dikaji dengan pandangan bahwa
alkimia merupakan istilah yang diadopsi oleh sebuah madzhab
ta'lim (teaching school) untuk memproyeksikan
pesannya yang disampaikan dalam bahasa alegoris dan secara
keseluruhan berasal dari luar konteks metalik.
Kepustakaan alkimia, yang dikumpulkan sebagai satu
fenomena, begitu banyak sehingga seumur hidup bisa
dihabiskan untuk memahaminya. Ia mencakup berbagai pemalsuan
yang relatif masuk akal dalam bahasa Yunani, Latin, Arab dan
pada masa berikutnya dalam bahasa-bahasa Barat.
Tulisan-tulisan ini kadangkala tidak jelas (tidak mudah
dimengerti), terbatas pada simbolisme dan dikemukakan dengan
kiasan serta khayalan kabur seperti naga, warna-warna yang
berubah, pedang berkilat, logam dan planet-planet.
Anggapan bahwa keinginan akan perubahan (logam) merupakan
suatu usaha yang muncul akibat suatu kesalahpahaman dari
dokumen kesenian itu, sebenarnya tidak memadai untuk
menjelaskan penggunaan istilah itu oleh para ahli alkimia.
Jika kita membaca kata-kata dalam bahasa Arab yang dipilih
padanannya dalam bahasa Latin oleh para penterjemah, kita
bisa menilai apakah kata-kata Latin itu mencoba perubahan
logam yang sesungguhnya atau penggunaan istilah-istilah itu
secara berbeda. Dengan kata lain, kita bisa menceritakan
tentang para ahli kimia dari para ahli spiritual. Ini
merupakan salah satu sarana yang bisa mengungkap cerita
tentang alkimia pada Abad Pertengahan.
Kita harus mulai dari tahapan awal, yaitu bapak alkimia
sebagaimana kita telah mengenalnya, Jabir ibnu al-Hayyan.
Jabir telah diakui baik oleh para ahli alkimia Arab maupun
Eropa sebagai bapak ilmu ini sejak abad kedelapan. Sejak
masa itu, semua alkimia seperti yang kita kenal mengandung
doktrin tentang tiga unsur -- garam, sulfur dan air raksa
(merkuri). Ketiga unsur ini harus digabungkan secara tepat
untuk menghasilkan "Emas Filosofis". Banyak ahli alkimia
menekankan, seseorang bahkan bisa mengatakan semuanya, bahwa
substansi-substansi ini bukanlah substansi yang sama dengan
yang kita kenal sebagai garam, sulfur dan air raksa. Selain
itu Geber, demikianlah Jabir dikenal di Barat, seperti
dicatat oleh Profesor Holmyard sebagai telah memperkenalkan
doktrin tentang sulfur dan air raksa yang "tampaknya tidak
dikenal oleh orang-orang kuno".
Sebagaimana telah dipraktekkan sejak abad kedelapan,
alkimia identik dengan Jabir ibnu al-Hayyan. Siapakah dia
sebenarnya; apakah maksudnya tentang sulfur dan air raksa?
Menurut buku-buku berbahasa Latin maupun Arab, Jabir
dijuluki as-Sufi.2
Dalam karya-karyanya, ia mengakui Imam Ja'far ash-Shadiq
(700-765) sebagai gurunya dan membicarakannya dengan penuh
rasa hormat. Sementara Ja'far ash-Shadiq adalah seorang guru
Sufi (mursyid) besar dan namanya muncul di hampir
semua "silsilah-riwayat" dari ajaran Sufisme serta oleh para
pakar seperti Rumi dan al-Ghazali disebut sebagai alkimia.
Bahkan al-Ghazali menamakan salah satu karya terpentingnya
dengan Kaimiya'us-Sa'adah (Kimia
Kebahagiaan). Ibnu Arabi menyatakan bahwa "Nama-nama
Keagungan" disebut dengan emas dan perak.
Apakah sebenarnya Batu Sofistikal, Batu Para
Filosuf yang akan mengubah logam-logam dasar menjadi
logam mulia? Apa yang harus kita lakukan di sini adalah
menterjemahkan kembali kata-kata tertentu ke dalam bahasa
Arab, melihat penggunaan teknisnya di kalangan Sufi dan
mencari apa sebenarnya yang dimaksud Jabir.
Menurut para Sufi, pembaharuan kembali dari satu bagian
esensial kemanusiaan merupakan tujuan manusia. Pemisahan
manusia dari esensinya merupakan sebab ketimpangan dan
penderitaannya. Pencarian hidupnya adalah pemurnian dari
unsur-unsur yang tidak berguna dan pembangkitan (unsur)
emasnya. Sarana untuk mencapainya terdapat dalam diri
manusia -- inilah yang dimaksud dengan "Batu Filosuf ". Kata
Arab untuk batu berkaitan dengan kata "tersembunyi,
terlarang". Oleh karena itu, simbol batu diadopsi sesuai
dengan aturan wajar dari asonansi di kalangan Sufi.
Di Barat, batu -- sesuatu yang tersembunyi dan begitu
kuat, juga disebut dengan Azoth. Azoth ditelusuri
oleh para Orientalis kepada salah satu dari dua kata --
adz-Dzat, yang berarti esensi atau realitas dalam;
atau pada kata zibaq, yang berarti merkuri. Menurut
Sufi, batu adalah dzat (esensi) yang begitu kuat sehingga ia
bisa mengubah apa saja yang bersentuhan dengannya. Ia
merupakan esensi manusia yang memiliki sifat ketuhanan. Ia
merupakan "sinar matahari" yang mampu mengangkat kemanusiaan
pada tahapan berikutnya.
Kita bisa melangkah lebih jauh dari ini. Tiga unsur itu
bergerak menuju penciptaan dzat setelah diproses melalui
"kerja" sebagai terjemahan dari kata "amal". Unsur-unsur ini
adalah sulfur (kibrit, homonim dari kata
kibirat, "kebesaran", "keagungan"); garam
(milhun, homonim dari kata milhun, "kebaikan",
"pengetahuan"); dan merkuri (zibaq, memiliki akar
kata yang sama untuk kata "membuka",
"membongkar").3
Jika kita tidak tahu bagaimana kata-kata ini digunakan
dan juga padanannya, maka kita tidak bisa mengungkap
alkimia. Ibnu Arabi sendiri mengungkapkan dua maknanya
ketika ia mengatakan bahwa sulfur berarti ketuhanan; merkuri
berarti alam. Interaksi dalam proporsi yang tepat akan
menghasilkan Azoth, esensi yang dimuliakan. Terjemahan ke
dalam bahasa Latin menghilangkan asonansi yang dimiliki
karya-karya Sufi, tetapi penafsirannya berlanjut (untuk
kepentingan orang-orang non-Arab) pada kitab-kitab berbahasa
Persia, seperti Kimiyya'us-Sa'adah karya
al-Ghazali.
Penyebaran ajaran alkimia juga dinyatakan telah berada
pada para guru kuno, sebagian dari mereka namanya
disebutkan. Mereka ini termasuk Hermes, menurut para penulis
Timur dan Barat, yang oleh orang-orang Arab dikenal dengan
nama Idris. Para penulis dan praktisi menerima penyebaran
itu dari Hermes sampai tingkatan tertentu sehingga alkimia
sering disebut dengan "Seni-Hermetik" dan demikianlah
coraknya sejak mereka menerima asalnya dari orang-orang
Arab.
Sejarawan Arab Spanyol, Said of Toledo (w. 1069),
menceritakan tradisi Thoth atau Hermes ini:
"Orang-orang bijak menegaskan bahwa semua ilmu yang sangat
kuno berasal dari Hermes pertama, yang tinggal di Sa'id, di
bagian atas Mesir. Orang-orang Yahudi menyebutnya
Enoch dan orang Muslim menyebutnya Idris. Ia
adalah orang pertama yang berbicara tentang bahan dari dunia
yang lebih unggul dan tentang gerakan-gerakan planet. Ia
membangun kuil untuk menyembah Tuhan... obat-obatan dan
syair adalah keahliannya ... (Ia) mengingatkan tentang suatu
bencana api dan air karena Banjir ... Setelah Banjir semua
ilmu, termasuk alkimia dan ilmu sihir, dibawa ke Memphis, di
bawah Hermes kedua yang lebih
termasyhur."4
Hermes Ketiga yang Agung, dan sangat mungkin mewakili
tiga guru yang berbeda, bukan saja penemu alkimia yang
terkenal itu. Namanya muncul di antara para guru kuno dalam
apa yang sekarang disebut sebagai jalan (Tarekat)
para Sufi. Dengan kata lain, baik para Sufi maupun ahli
alkimia mengklaim Hermes sebagai penemu ilmu mereka. Maka
Ja'far ash-Shadiq sang Sufi, Jabir sang Sufi dan Hermes sang
Sufi termasyhur, dianggap oleh para ahli alkimia baik di
Timur maupun Barat sebagai guru mereka.
Cara-cara pemusatan, penyulingan, pematangan dan
pencampuran dengan nama-nama kimiawi, niscaya merupakan
suatu pengaturan jiwa dan tubuh untuk menghasilkan seorang
manusia, bukan hasil yang bersifat kimiawi. Adanya peniru
yang mempraktekkan kimia fisik juga tidak diragukan. Tetapi
juga benar bahwa sampai akhir-akhir ini (dan di beberapa
tempat mereka masih ada), ada orang-orang yang percaya bahwa
hal-hal spiritual mempunyai persamaan fisikal.
Siapakah Ja'far ash-Shadiq, mursyid dan guru Jabir itu?
Ia tidak lain adalah Imam Keenam, keturunan Nabi Muhammad
saw melalui Fathimah. Banyak orang percaya bahwa ia adalah
penghubung langsung yang menyampaikan rahasia ajaran batin
Islam, yang diajarkan Muhammad sendiri, yaitu Sufisme.
Dalam jangka waktu lama Jabir bin al-Hayyan adalah
sahabat dekat keluarga al-Barmaki, wazir-wazir Harun
ar-Rasyid. Keluarga Barmaki adalah keturunan para pendeta
yang tinggal di kuil-kuil Budha Afghanistan dan mereka
memegang ajaran kuno yang disampaikan kepada mereka dari
wilayah itu. Harun ar-Rasyid sendiri adalah sahabat para
Sufi, dan ada contoh-contoh yang mencatat berbagai kunjungan
kehormatannya kepada para mursyid Sufi.
Anggapan bahwa ajaran alkimia berasal dari Mesir langsung
dalam berbagai tulisan Thoth atau sejenisnya, tidaklah
penting untuk tesis ini. Menurut tradisi Sufi, ajaran itu
disampaikan melalui Dzun-Nun al-Mishri (Raja Ikan),
salah seorang guru Sufi termasyhur pada masa klasik.
Siapakah Hermes, atau bagaimana ia secara umum
digambarkan? Ia adalah dewa yang membawa ruh-ruh orang mati
ke dunia dan membawa pesan-pesan dari para dewa. Ia adalah
perantara antara dunia kedewataan dengan dunia nyata.
Seperti merkuri, ia bergerak dengan kecepatan sangat tinggi
sehingga bisa menafikan waktu dan tempat, sama seperti yang
dicapai oleh pengalaman batin. Ia adalah seorang atlet,
manusia dewasa. Karena itulah ia dipandang sebagai "manusia
sempurna" Sufi dari segi jasmaninya. Dalam statusnya yang
lebih awal, ia tampil sebagai pria dewasa, tua dan
bijaksana, dianggap sebagai hasil pengembangan diri yang
benar. Ia menciptakan lirik dan sebagaimana dilakukan para
Sufi lainnya, menyebabkan perubahan pada para pendengarnya
melalui musik. Ia mampu menidurkan raksasa melalui
serulingnya, suatu tindakan yang dianggap sebagai indikasi
hipnotis dari sosok Hermes sebagai suatu ciri Sufi. Kaitan
hipnotis ini dengan mistisisme maupun pengobatan jelas
terlihat.
Pelestarian dan penyampaian ajaran kuno itu tertanam kuat
dalam sosok Hermes ini. Ia mempunyai kembaran perempuan --
Sesheta -- yang dikaitkan dengan bangunan kuil dan
pemelihara Kitab hikmah kuno. Seperti wujud manusia yang
memberikan ilham dari para Sufi dan Kebenaran Sufi
(Simurgh), ia digambarkan sebagai seekor burung.
Kadangkala ia adalah seorang manusia berkepala burung Ibis,
dimana kepala menunjukkan aspirasi atau pencapaian jiwa,
yang terletak di kepala.
Dunia ini tercipta melalui sebuah kata dari Thoth
-- delapan karakter (empat disimbolkan sebagai dewa, empat
sisanya sebagai dewi) yang dibuat dari sebuah suara yang
diucapkannya. Sifat kelipatan delapan dari ajaran Sufi
disimbolkan dengan diagram oktagonal dari kata hoo,
suara Sufi.
Dewa-dewi atau legenda apa pun mungkin telah berbaur
dengan berbagai kepribadian Hermes, Merkuri dan Thoth,
tetapi unsur-unsur utama yang menghubungkan antara manusia
dan Tuhan, hikmah, musik, huruf dan obat-obatan tetap
ada.
Dalam sosok tritunggal itu -- orang Mesir, Yunani dan
Romawi -- seperti telah disamakan dengan sosok serupa,
hubungannya dengan suatu bentuk hikmah yang telah
disampaikan kepada manusia dari sumber-sumber ketuhanan yang
tetap terlihat. Secara pasti hal ini jauh lebih komprehensif
dibandingkan format alkimia yang diberikan kepadanya pada
masa berikutnya.
Selama berabad-abad, orang-orang dibingungkan oleh ajaran
yang terkenal dari ketiga Hermes yang agung itu. Ajaran itu
terpahat di atas sebuah "Lempengan Batu Zamrud" yang oleh
orang-orang Arab disebut sebagai prinsip-dalam besar dari
Karya Agung. Ini merupakan otoritas puncak dari para ahli
alkimia dan mungkin bisa disampaikan sebagai berikut:
Kebenaran, kepastian, yang terpercaya, tanpa
kesalahan. Apa yang di atas sama seperti apa yang di
bawah. Apa yang di bawah sama seperti apa yang di atas.
Keajaiban dan kesatuan harus diraih. Segala sesuatu
terbentuk dari kontemplasi kesatuan dan segalanya lahir
dari kesatuan melalui adaptasi. Orangtuanya adalah
Matahari dan Bulan. Ia dilahirkan oleh angin dan
dibesarkan oleh bumi. Segala ketakjuban berasal darinya
dan mempunyai kekuatan sempurna. Lemparkan ia ke bumi,
menyatukan kekuatan atas dan bawah. Dengan demikian
engkau akan memiliki iluminasi dari semua dunia dan
kegelapan akan sirna. Ini merupakan kekuatan dari semua
kekuatan -- ia menguasai yang lembut dan menembus yang
padat. Inilah cara-cara penciptaan dunia. Di masa depan,
berbagai perkembangan yang mengagumkan akan muncul dan
inilah jalannya.
Akulah Hermes, Guru (Hikmah) Tritunggal, dinamakan
demikian karena Aku memegang Tiga unsur dari semua
hikmah. Dengan demikian mengakhiri pengungkapan kerja
Matahari.
Ini sama dengan diktum Sufi (Pengantar pada Persepsi
Ja'far ash-Shadiq): "Manusia adalah mikrokosmos, ciptaan
makrokosmos -- kesatuan. Semua berasal dari Yang Esa. Dengan
menyatukan kekuatan kontemplasi, semua bisa diraih. Esensi
ini harus dipisahkan dari tubuh, kemudian digabungkan dengan
tubuh. Inilah kerja. Mulailah dengan dirimu sendiri dan
akhirilah dengan semua. Di depan manusia, di belakang
manusia, (adalah) transformasi."
Jika bisa dipastikan bahwa ada sesuatu seperti ajaran
tentang logam yang menyerupai alkimia dan bahwa terdapat
alkimia spiritual tanpa percobaan-percobaan kimiawi, masih
ada poin lain yang terlewatkan para komentator. Jabir (atau
para pengikutnya, paling tidak sebagian mereka adalah para
Sufi) sebenarnya melakukan penelitian kimiawi. Mereka
mencapai berbagai penemuan yang diakui sebagai dasar ilmu
kimia modern. Bagi pikiran modern, ini berarti bahwa mereka
mencoba menciptakan Batu Filosuf -- mencoba perubahan
metalik yang sesungguhnya. Bisakah mereka melalui
tahun-tahun percobaan dan menahan kesabaran menghadapi
berbagai kemunduran yang dihadapi semua ahli alkimia,
kecuali kalau mereka yakin bahwa ada kemungkinan secara
teoritis untuk berhasil? Apakah mereka melakukan berbagai
percobaan semacam ini semata-mata sebagai orang buta, dalam
masyarakat yang enggan terhadap kegiatan keagamaan
individual, dengan menciptakan suatu kepalsuan yang begitu
sempurna sehingga mereka benar-benar harus mencoba
transmutasi logam?
Ada dua cacat yang berkembang dalam menghadapi berbagai
kenyataan untuk bisa dipahami. Pertama, adalah bahwa
orang-orang cenderung menilai orang lain di masa lalu
menurut penilaian mereka sendiri. Kedua, adalah kesulitan
yang biasa dihadapi oleh teoritisi luar -- sebab ia tidak
berada di dalam pintu madzhab Sufi. Para Sufi mempunyai
suatu tradisi yang dipertahankan selama berabad-abad.
Tradisi ini bisa dirangkum dalam istilah "amal". Suatu amal
Sufistik mungkin tampak tidak ilmiah sesuai dengan
standar-standar kontemporer, meskipun demikian ia diterapkan
secara luas. Seorang pencari (Salik) diberi suatu
tugas untuk disempumakan. Tugas ini (upaya) bisa jadi suatu
problem alkimia, atau mungkin suatu upaya untuk mencapai
kesimpulan dari suatu usaha yang tidak mungkin diraih. Untuk
pengembangan dirinya, ia harus melakukan amalan itu dengan
keimanan yang utuh. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
seluruh upaya ini, ia akan mencapai pengembangan
spiritualnya. Upaya yang bersifat alkimia atau lainnya
mungkin tidak berhasil, tetapi ini merupakan kerangka kerja
dimana di dalamnya istiqamah dan penerapannya, mental dan
pengembangan moralnya dilaksanakan. Sampai pada tingkatan
ini, upaya itu adalah suatu tambahan. Sejauh upaya itu
permanen baginya dan untuk seumur hidupnya, maka ia sama
sekali bukan upaya tambahan, sebab ia menjadi jangkar
permanen dan kerangka rujukannya. Upaya ini hampir seperti
semangat dari setiap upaya kompetitif yang dilaksanakan
dalam olah raga atau pendakian gunung atau bahkan dalam
budaya lahiriah, dalam masyarakat-masyarakat lainnya. Gunung
atau pengembangan otot merupakan poin-poin yang ditetapkan,
tetapi mereka bukan unsur yang secara aktual diubah oleh
upaya itu. Mereka hanyalah wahana, bukan tujuan. Semua
konsep itu mungkin terlihat aneh, tetapi secara menyeluruh
didasarkan pada logikanya sendiri. Ia bukanlah kerangka
kerja yang diubah melalui upaya, tetapi ia adalah wujud
manusia sendiri. Jadi pengembangan wujud manusia itulah yang
diperhitungkan, bukan yang lain.
Ketika konsep Sufistik tentang evolusi kesadaran manusia
itu dipahami, maka unsur-unsur lainnya akan masuk ke
dalamnya. Dengan semangat yang sama, mungkin bisa dikatakan
bahwa di beberapa sekolah, bahasa Latin diajarkan untuk
mengembangkan suatu bagian pikiran. Seorang pengamat luar
atau pengamat sastra mungkin akan mengatakan bahwa studi
tentang bahasa Latin merupakan salah satu pekerjaan yang
paling kecil manfaatnya. Semuanya bergantung pada penggunaan
kata "bermanfaat". Akhir-akhir ini saya mendengar seseorang
mengatakan bahwa merokok adalah "suatu mekanisme untuk
mengkonsumsi tembakau". Maka dipandang dari satu sudut
semata, perokok itu seperti sebuah mobil yang mungkin bisa
dipandang sebagai sarana untuk membakar bensin. Dalam
pernyataan ini, fungsi-fungsinya yang lain telah
dikesampingkan, tetapi bagaimanapun bisa dikatakan bahwa
pernyataan itu tetap benar dalam konteks yang sempit.
Ada sebuah kiasan Sufi tentang alkimia yang menarik
karena hubungannya dengan pemikiran Barat. Ada seorang ayah
yang memiliki beberapa anak malas. Menjelang ajalnya ia
mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menemukan
hartanya di ladangnya. Mereka menggali ladang itu dan tidak
menemukan apa pun. Lalu mereka menanam gandum dengan hasil
panen yang berlimpah. Selama beberapa tahun mereka melakukan
hal itu. Mereka tidak menemukan emas, tetapi secara tidak
langsung mereka semakin kaya dan sekaligus terbiasa dengan
kerja keras. Pada akhirnya mereka menjadi petani yang tulus
dan melupakan penggalian untuk mencari emas.
Maka pencarian emas melalui cara-cara alkimia memperoleh
hasil yang berbeda dari hal-hal yang mula-mula dicari. Tak
ayal lagi cerita ini dikenal di Barat, sebab cerita ini
sesungguhnya dikutip oleh Bacon maupun Boerhaave, seorang
ahli kimia abad ketujuh belas, yang menekankan arti penting
kerja untuk tujuan itu. Dalam De Augumentis
Scientiarum-nya, Bacon mengatakan, "alkimia seperti
orang yang mengatakan kepada anak-anaknya, bahwa ia telah
menanam emas untuk mereka di kebun anggurnya. Mereka
menggali dan tidak menemukan emas. Namun pekerjaan
(penggalian) itu telah merubah lahan itu sesuai dengan
akar-akar anggur dan menghasilkan panen berlimpah."
Dalam buku Speculum Alchemiae yang ditulis pada
abad ketiga belas, yang dikaitkan dengan Bacon, memberikan
suatu isyarat tentang teori evolusioner alkimia, "Saya harus
mengatakan kepada Anda bahwa Alam ini selalu berpotensi dan
berjuang menuju kesempurnaan Emas: tetapi banyak peristiwa
yang terjadi, dalam proses itu, mengubah logam."
Sementara para komentator Sufi mengatakan tentang
sajak-sajak evolusioner ("Manusia pertama kali lahir dalam
bentuk mineral"): "Logam manusia harus diolah dan
diperluas."
Fungsi "Batu Filosuf " sebagai obat universal dan sumber
kesejahteraan menunjukkan aspek lain dari alkimia spiritual
yang sangat sesuai dengan berbagai prosedur Sufi. Kenyataan
yang menarik di sini adalah bahwa dalam tradisi Sufi, batu
atau obat mujarab adalah suatu keadaan jiwa yang
dikonsentrasikan oleh dokter dalam dirinya sendiri dan
dipindahkan ke pasiennya melalui wahana jiwanya. Jika
beberapa catatan Barat tentang para pasien yang bertahan
hidup karena batu itu dibaca dengan asumsi demikian, maka
kita bisa melihat apa sebenarnya batu itu. Setelah pikiran
terpusat dan dipindahkan dengan cara tertentu (garam,
merkuri dan sulfur digabungkan), hasilnya adalah batu --
kekuatan tertentu. Batu ini sekarang diproyeksikan kepada
pasien yang sembuh itu.
Baru (kekuatan) rahasia (sebab tersembunyi dalam pikiran)
merupakan sumber dan esensi kehidupan itu sendiri.
Penelitian historis mutakhir telah menemukan fakta bahwa
alkimia yang menggunakan berbagai idea dan simbolisme
serupa, telah dipraktekkan di Cina sejak abad kelima S.M.
Para sarjana Cina, Jepang dan Barat mengklaim bahwa
pengembangan alkimia di Cina pada mulanya adalah bersifat
spiritual dan baru pada perkembangan selanjutnya, aspek
metalurgi itu muncul. Adalah mungkin bahwa para pengrajin
logam mengambil tema itu dari para pendeta Taois dan bukan
dari jalan lain, sebagaimana dugaan langsung cenderung untuk
mempercayainya. Banyak gagasan-gagasan alkimia, jika bukan
semuanya, sebagai suatu proses spiritual adalah muncul dalam
ajaran orang bijak Cina, yaitu Lao Tzu, pendiri Taoisme,
yang kemungkinan dilahirkan pada tahun 604 S.M.
Kita juga menemukan teori elixir (obat mujarab), yaitu
tentang suatu persiapan atau cara yang bisa memberikan
keabadian, pada para filosuf Cina yang dihubungkan dengan
alkimia, dan dalam Atharva Veda Hindu yang berusia
lebih dari 1000 S.M. Para filosuf Cina secara khusus
menyatakan bahwa ada tiga alkimia, sebagaimana dicatat
Profesor Read. Pertama adalah untuk menghasilkan usia
panjang melalui cairan emas; kedua, adalah untuk
menghasilkan suatu ramuan yang mengandung sulfur merah dalam
pembuatan emas; ketiga adalah untuk mengubah logam-logam
lainnya menjadi emas.5
Dr. O.S. Johnson dalam buku A Study of Chinese
Alchemy, yang diselesaikannya di Universitas California,
merinci beberapa bahan pokok yang telah disarikan dari
sumber-sumber Cina tentang ilmu kuno ini dan kesetaraannya
dengan pencarian keabadian melalui upaya pengembangan diri
manusia.
Ahli alkimia Cina Lu Tsu (yang dikutip William A.P.
Martin, The Lore of Cathay, 1901, hlm. 59) memberikan
sesuatu yang oleh sebagian penulis telah diduga sebagai
upaya sengaja untuk mengaburkan perubahan "proses kimiawi".
Dengan sorotan dari apa yang telah disebutkan, bahwa hal ini
bisa dibaca secara langsung sebagai suatu rujukan pada
pengembangan esensi manusia. Hal ini hanya membingungkan
jika seseorang berusaha menemukan instruksi laboratorium,
"Aku harus menanami ladangku sendiri dengan rajin. Di
dalamnya ada kuman spiritual yang mungkin hidup seribu
tahun. Bunganya seperti emas kuning. Kuncupnya tidak besar,
tetapi benihnya bulat dan seperti mutiara bening.
Pertumbuhannya bergantung pada tanah dari istana pusat,
tetapi irigasinya harus dialirkan dari sumber mata air yang
lebih tinggi. Setelah sembilan tahun penanaman, akar dan
cabang mungkin bisa dicangkokkan ke langit yang lebih
tinggi."
Kata-kata ini Jika diterjemahkan ke dalam istilah-istilah
Sufi akan terbaca: "Manusia harus mengembangkan upayanya
sendiri menuju pertumbuhan evolusioner yang memantapkan
kesadarannya. Di dalam dirinya, ia memiliki suatu esensi,
awalnya kecil, bercahaya dan berharga. Perkembangan
bergantung kepada manusia, tetapi harus dimulai dari seorang
guru. Jika pikiran diolah dengan benar dan tepat, maka
kesadaran akan beralih pada tataran yang agung."
Bagi mereka yang tertarik terhadap hal-hal semacam
kronologi, maka hal-hal sebelumnya tampaknya menjadi suatu
indikasi bahwa seperti yang dikatakan para Sufi, ajaran
mereka tidak ada batas waktunya dan menyentuh masa lampau
yang terjauh. Dalam sajak-sajak bangsa Arya kuno sekitar
2000 S.M., ada berbagai indikasi tentang perumusan doktrin
yang akhirnya dipandang sebagai doktrin Sufi dengan
pengertian pelaksanaan praktek-praktek tertentu dari
sublimasi dan pengembangan. Penghasilan logam juga
disebutkan di sini.
Para ahli alkimia Barat menyadari bahwa mereka tengah
mengejar suatu tujuan internal (batin). Hal ini jelas
terlihat dari nasehat dan berbagai ilustrasi kiasan yang tak
terhitung jumlahnya dalam karya-karya mereka. Kiasan
alkimiawi sama sekali tidak sulit dipahami jika seseorang
mengetahui simbolisme Sufi. Pada abad ketujuh belas, seribu
tahun setelah masa Jabir, sang Perintis (Jabir dilahirkan
sekitar tahun 721 M.), para ahli alkimia Eropa menyimpan
daftar para mursyid secara berurutan yang mengingatkan pada
"silsilah spiritual" Sufi. Salah satu hal yang paling
menarik dari fakta ini adalah bahwa rantai silsilah ini
merujuk kepada orang-orang yang terkait dengan tradisi
Sufistik dan Islam (Spanyol), meskipun demikian tidak
mempunyai nama yang sama: Dalam catatan itu, kita menemukan
nama Muhammad, Jabir, Hermes, Dante dan Roger Bacon.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa bahan-bahan Sufi
adalah sumber karya iluminis Dante, seperti Divine Comedy.
Akan tetapi afiliasi Sufistiknya pasti telah diketahul oleh
para ahli kimia sepanjang masa. Raymond Lully, tokoh mistik
Agung, berkali-kali dikutip sebagai seorang ahli alkimia.
Bahkan dari karya-karyanya, kita mengetahui bahwa
latihan-latihannya sebenarnya diambil para Sufi dan sebagian
namanya ia sebutkan.
Para Sufi iluminis (isyraqi) Arab dan Yahudi
menyebutkan secara berurutan, seperti "Hermes" (menyimbolkan
hikmah tertua, yang asalnya bersifat surgawi), Muhammad
(beberapa anggota keluarga dan sahabatnya), Jabir atau salah
satu sahabatnya, kemudian tarekat-tarekat modern. Para ahli
alkimia Barat-Latin menelusuri ajaran mereka dari Hermes ke
Jabir, setelah itu melalui para iluminis. Bacon adalah salah
satunya, Lully adalah yang lain, begitu juga para praktisi
(iluminis) Barat lainnya.
Konsep Sufi untuk meraih kesatuan dari keanekaragaman
dengan menyatukan jiwa kemudian menyatukan kesadaran batin,
melalui seorang "guru" yang akan memberikan
kunci,6 melalui
penerapan yang tepat dari homonim garam, sulfur dan merkuri
-- untuk meraih "cahaya", menurut para iluminis -- berulang
kali ditemukan dalam doktrin alkimiawi.
Hanya karena penyembunyiannya di dalam ungkapan-ungkapan
alkimiawi itulah yang menghalanginya untuk diserang sebagai
kemajuan manusia dalam (bentuk) upaya pribadi yang berada di
luar gereja. Di sini ada sebuah contoh tipikal, bagian dari
suatu diagram alkimiawi yang menyimbolkan Amal/Kerja, dalam
Viridarium Chymicum -- sebuah koleksi besar yang
diterbitkan pada tahun 1624:
Semua kerja filsafat. Hal-hal yang dulunya
terbatas dalam berbagai bentuk, sekarang terlihat dalam
satu bentuk. Permulaannya adalah Mursyid/Guru
(secara literal berarti "yang lebih tua") dan ia membawa
Kunci. Sulfur dengan Garam dan Merkuri akan memberikan
kekayaan.
Ungkapan samar ini bersifat simbolis dan seharusnya
diterapkan pada ajaran rahasia tentang penyempurnaan diri
dan alkimianisasi manusia ditekankan sejauh penults itu
berani mengucapkan kalimat terakhir, dengan mengingatkan
tentang hal-hal yang bertentangan dengan alkimia
fisikal:
Jika engkau tidak melihat apa pun di sini, maka
engkau tidak akan mampu mencari lebih jauh. Engkau akan
buta, meskipun engkau berada di tengah-tengah
cahaya.
Apa yang lebih dari sekadar menarik, baik bagi Barat
maupun Timur adalah bahwa alkimia bukanlah suatu tradisi
steril yang diulang-ulang, yang semata-mata bersandar pada
ajaran kuno. Ia secara terus-menerus diperbaharui dari
ajaran-ajaran orang yang berhubungan dengan kajian Sufi. Hal
ini dibuktikan dengan suksesi nama-nama secara konstan yang
muncul dan banyak dari nama-nama itu bisa ditelusuri sebagai
memiliki hubungan dengan para Sufi, madzhab-madzhab Sufi
atau yang menggunakan terminologi Sufi. Sebagai contoh,
Bacon tidak hanya membaca karya-karya yang berhubungan
dengan Jabir. Ia pergi ke Spanyol dan menemukan sumber itu
sebagaimana yang kita ketahul dari berbagai kutipannya dari
ajaran-ajaran Sufi yang disusun oleh para Sufi iluminis abad
kedua belas. Lully tidak hanya mempelajari praktek Sufisme
dan menjalankan latihan tertentu, tetapi melanjutkan
pengetahuan ini agar menjadi sebuah nama yang terus-menerus
disebutkan oleh para ahli alkimia pada masa berikutnya.
Kecenderungan yang sama dilanjutkan oleh Paracelsus dan
lain-lain.
Paracelsus, yang mengembara ke Timur dan memperoleh
latihan Sufi di Turki, memperkenalkan berbagai istilah Sufi
ke dalam pemikiran Barat. Istilah Azoth-nya identik
dengan istilah adz-Dzat-nya Sufi (diucapkan dalam
bahasa Persia dan oleh karena itu diucapkan dengan
az-zaut dalam hampir semua sajak Sufi).
Paragranum sebenarnya merupakan Latinisasi dari ilmu
tentang sifat batin dari segala sesuatu.
Karena ada Reformasi (Gereja), Paracelsus harus
berhati-hati di dalam mengungkapkan pemikirannya, sebab ia
sedang memproyeksikan suatu sistem psikologis yang berbeda
dari cara-cara Katholik maupun Protestan. Di satu tempat ia
mengatakan, "Bacalah di dalam hati, sampai di masa datang
agama yang benar akan datang!" Ia juga menggunakan analogi
"anggur" dari Sufisme dalam merujuk pada pengetahuan batin.
Akibatnya ia dituduh sebagai pemabuk. Hanya dari sudut
pandang Sufi sajalah bagian ucapannya ini bisa diterima:
"Marilah kita memisahkan diri dari semua upacara,
konjurasi (hal-hal yang bersifat magis), penyucian, dan
seterusnya, serta semua delusi serupa dan meletakkan hati,
keinginan dan kepercayaan kita semata-mata pada batu yang
benar ... jika kita membuang egoisme, maka pintu akan
terbuka bagi kita, dan dengan demikian misteri akan
terungkap." (Philosophia Occulta).
Ia bahkan mengutip ajaran Sufi:
"Keselamatan tidak dicapai melalui puasa,
memakai pakaian tertentu maupun dengan mencambuk diri.
Ini merupakan takhayul dan kemunafikan. Tuhan menciptakan
segala sesuatu ini murni dan suci, manusia tidak perlu
menyucikannya ..." (Ibid.).
Banyak para okultis (orang yang mempraktekkan ilmu
sihir), disamping adanya hal ini, tetap mencoba mengikuti
berbagai gagasan alkimiawi dan cabalistik (hal-hal
bersifat rahasia) yang dihubungkan dengan Paracelsus.
Henry Cornelius Agrippa (dilahirkan tahun 1486) adalah
contoh lain dari apa yang oleh para Sufi disebut sebagai
"perintis" (rahbin). Ia diduga telah menjadi seorang
ahli alkimia dan magic, dan bahkan sampai saat ini ada
orang-orang yang mencoba meraih kebenaran melalui sistem
magis yang dikaitkan dengannya. Ia menulis tentang metode
Raymond Lully, yang mengajarkan tentang Hermes dan niscaya
mengetahui interpretasi Sufis tentang alkimia.
Mereka yang mengikutinya dan memandangnya sebagai penipu,
sama-sama menguji kembali kata-katanya dengan sorotan Sufi.
Ia mengatakan tentang alkimia, "Inilah kebenaran dan
filsafat rahasia tentang keajaiban alam. Untuk itu, kuncinya
adalah pemahaman -- karena semakin tinggi kita membawa
pengetahuan kita, maka semakin agung nilai pencapaian kita
dan kita melakukan hal-hal terbesar dengan lebih mudah."
Batu dari para ahli alkimia yang mengikuti "Seni" itu secara
literal adalah "sia-sia dan rekaan", selama mereka
mempraktekkan seni itu secara harfiah, sebab "adalah
semangat batin yang ada di dalam diri kita itulah yang bisa
melakukan apa saja, yang mampu dilakukan para ahli
matematika yang agung, ahli magis yang luar biasa, ahli
alkimia yang mengagumkan dan ahli nujum yang
mempesonakan."
Karena hal ini sejauh yang bisa dilakukan seorang Sufi,
terutama yang dikelilingi oleh orang-orang yang ingin
mempercayai hal-hal supranatural dalam suatu bentuk yang
maujud, dan karena agama ortodoks memiliki kepentingan
tertentu untuk mempertahankan supranaturalisme dalam bentuk
yang tidak masuk akal, maka tidaklah mengejutkan jika
orang-orang seperti Agrippa dianggap sebagai ahli magis atau
orang gila.
Catatan kaki:
1 "Batu Filosuf" adalah
istilah yang terkait dengan alkimia, yang pada intinya
adalah proses transformasi logam menjadi emas. Tetapi
istilah ini bisa berarti transformasi spiritual
(pent.).
2 alkimia pada Abad
Pertengahan disebut dengan nama "Seni-Sofis".
3 Paracelsus (1493-1541)
mencatat: "Merkuri adalah ruh, sulfur adalah jiwa dan garam
adalah tubuh."
4 Bandingkan dengan Asin
Palacios, Ibn Masarra, hlm. 13.
5 Dr. John Read,
Prelude to Chemistry, London, 1936.
6 Norton (abad kelima
belas) meletakkan prinsip bahwa rahasia-rahasia 'alkimia
suci' hanya bisa diajarkan secara verbal kepada para pemula
yang dipilih oleh seorang guru dan diangkat secara ketuhanan
-- dan arti dari 'satu juta orang sulit mendapati tiga orang
yang ditakdirkan bagi alkimia'." (J. Read, op.cit., hlm.
178).
|