|
Nasrudin sedang mengembara cukup jauh ketika ia sampai di sebuah
kampung yang sangat kekurangan air. Menyambut Nasrudin, beberapa
penduduk mengeluh,
"Sudah enam bulan tidak turun hujan di tempat ini, ya Mullah.
Tanaman-tanaman mati. Air persediaan kami tinggan beberapa kantong
lagi. Tolonglah kami. Berdoalah meminta hujan."
Nasrudin mau menolong mereka. Tetapi ia minta dulu seember air. Maka
datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka
miliki. Total terkumpul hanya setengah ember air.
Nasrudin melepas pakaiannya yang kotor, dan dengan air itu, Nasrudin
mulai mencucinya. Penduduk kampung terkejut,
"Mullah ! Itu air terakhir kami, untuk minum anak-anak kami!"
Di tengah kegaduhan, dengan tenang Nasrudin mengangkat bajunya,
dan menjemurnya. Pada saat itu, terdengar guntur dahsyat, yang disusul
hujan lebat. Penduduk lupa akan marahnya, dan mereka berteriak gembira.
"Bajuku hanya satu ini," kata Nasrudin di tengah hujan dan teriakan
penduduk, "Bila aku menjemurnya, pasti hujan turun deras!"
[Catatan Koen: Trik ini sering digunakan oleh kaum sufi -- menggunakan
keterjepitan-keterjepitan untuk hal-hal yang berbeda.]
[ Site Isnet ] [ Senarai Kisah Nasrudin ]
Dirancang oleh ISNET, 1998. |