|
Kronologi Penulisan
Artikel
Pertama kali artikel ini ditulis dengan note di
Facebook dengan judul "Runtuhnya Jembatan
Kutai-Kartanegara, Tenggarong" by Djoko
Luknanto on Sunday, November 27, 2011 at 5:56am. Tautan
untuk artikel ini: http://www.facebook.com/note.php?¬e_id=328520883829388,
namun karena sebab yang tidak diketahui, artikel ini
terhapus/dihapus. Dengan bantuan beberapa teman maka arsip
dari artikel ini secara lengkap diperoleh dari arsip
Google.
Motivasi
Penulisan
Artikel ini mulai ditulis Minggu 27 November 2011, pukul
17:00 wib., beberapa saat setelah saya melihat runtuhnya
jembatan gantung Kutai-Kartanegara, Tenggarong di televisi.
Sebagai ilmuwan di bidang ketekniksipilan saya terpanggil
untuk memberikan memberikan penjelasan kepada masyarakat
secara rasional tentang kejadian-kejadian di sekeliling
kita; dalam hal ini runtuhnya jembatan gantung
Kutai-Kartanegara, Tenggarong. Pada saat artikel ini
ditulis, banyak penjelasan yang simpang siur dan tidak
berbasis ilmu pengetahuan ketekniksipilan.
Catatan
Pendapat yang diuraikan di sini adalah pendapat pribadi
Djoko Luknanto, bukan
pendapat/sikap resmi Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Kronologi Keruntuhan
- Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan kota
Samarinda dengan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara,
Sabtu, 26 November 2011, sekitar pukul 16.30 WITA (15.30
WIB), runtuh.
- Keruntuhan terjadi kurang dari 30 detik.
- Pada saat kejadian sedang dilakukan pemeliharaan oleh
karena itu ada pengaturan lalu-lintas di jembatan.
To the point
Dalam bagian ini pembaca saya ajak untuk langsung membaca
penelaahan saya tentang kasus runtuhnya jembatan gantung
Kutai-Kartanegara, Tenggarong. Setelah itu baru pembaca
--yang tertarik-- dipersilakan untuk membaca penjelasan
rinci yang mengantar kepada kesimpulan/assessment
yang saya sajikan pada bagian ini.
Penaikan Titik Lendut
Dalam operasional sehari-hari jembatan,
penurunan/defleksi/lendutan pada dek jembatan merupakan
peristiwa normal. Jika lendutan yang terjadi sudah melebihi
lendutan maksimum ijin, maka akan dilakukan pemeliharaan
dengan cara menaikkan titik penurunan/defleksi/lendutan ke
posisi semula pada awal pembangunan jembatan. Foto-foto ini
menunjukkan persiapan penaikan titik
penurunan/defleksi/lendutan terpilih dengan menggunakan
dongkrak manual. Ini merupakan foto-foto terakhir sebelum
jembatan Kutai-Kartanegara mengalami keruntuhan.
(Bagian 1, Bagian 2,
Bagian 3)
|
|
oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc.,
Ph.D.
(Djoko Luknanto,
Jack la Motta,
Luke
Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/,
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/)
Pensiunan Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
alamat:
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676,
519788
|