|
|
Di Kabupaten Sleman, DIY, karena letaknya di lereng Gunung Merapi, banyak lahan yang mempunyai kemiringannya cukup curam. Banyak saluran irigasi yang terletak di samping jalan-jalan desa, terutama yang mengalir dari arah utara ke selatan, mempunyai sifat aliran curam atau kritik. Pada saat musim penghujan, sekitar bulan Oktober-April setiap tahunnya, debit saluran irigasi membesar. Oleh karena itu, pada saluran irigasi tersebut di atas, banyak terjadi fenomena loncat air di hulu pembendungan lokal untuk menaikkan elevasi muka air agar sawah di samping selokan dapat diairi. Pada kasus saluran irigasi di bawah ini, terletak pada daerah yang dekat kota Yogyakarta, apalagi trase saluran ini mengarah barat-timur, sehingga kemiringan salurannya lebih datar. Pada saluran irigasi ini dibangun bangunan terjunan dengan kolam olak untuk memecah energi aliran, lihat Gambar 5. Pada bangunan pemecah energi, kolam olak, di hilir terjunan akan terjadi pusaran air sekunder. Terlihat benda-benda yang terapung kadang tersedot ke masuk dalam air kemudian muncul lagi di bagian hilir, dan terseret arus kembali ke hulu. Catatan: walaupun video ini diambil pada saluran irigasi dengan lebar sekitar 0,75 m dan kedalaman kurang dari 0,25 m, tetapi fenomena ini merupakan fenomena umum pada bangunan pemecah energi pada kolam olak dengan dimensi yang lebih besar. Fenomena umum pada bangunan pemecah energi pada kolam olak dengan dimensi yang lebih besar untuk saluran irigasi dengan arah aliran dari utara ke selatan., disajikan berikut ini.
Gambar 6. Terjunan di sebelah hilir dari saluran irigasi. (Gambar resolusi tinggi 9,1MB jpg) Pensiunan Peneliti Sumberdaya Air |