Kebebasan Wanita

oleh Abdul Halim Abu Syuqqah

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

V. KEIKUTSERTAAN WANITA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DAN BERTEMU DENGAN KAUM LAKI-LAKI

1. Pada Zaman Ibrahim a.s.

Allah SWT berfirman:

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyubur." (Ibrahim: 37)

Dalam sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan: "... kemudian Ibrahim datang membawa Hajar dan Ismail anaknya yang sedang menyusui, lalu menempatkan keduanya di samping Baitullah ... Demikianlah keadaannya hingga datang rombongan dari Kabilah Jurhum ... Mereka datang, sedangkan ibu Ismail berada di dekat air (zamzam). Mereka bertanya: 'Apakah engkau izinkan kami tinggal di tempat ini?' Ibu Ismail menjawab: 'Boleh, tetapi kalian tidak berhak atas air ini.' Mereka berkata: 'Baik.' Jawaban mereka itu membuat ibu Ismail merasa dekat. Apalagi dia senang berteman. Akhirnya mereka tinggal di situ. Kemudian mereka mengirimkan utusan pengundang keluarga mereka untuk tinggal bersama-sama di tempat itu ...." (HR Bukhari)10

Allah SWT berfirman:

"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: 'Salaman (selamat).' Ibrahim menjawab: 'Salamun (selamatlah),' maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: 'Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.' Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Yaqub. Istrinya berkata: 'Sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.' Para malaikat berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.'" (Hud: 69-73)

Dalam kitab tafsir ath-Thabari, demikian pula al-Qurthubi, disebutkan bahwa istri Nabi Ibrahim a.s. melayani para tamu, sedangkan suaminya (Ibrahim) duduk bersama mereka.

2. Pada Zaman Musa a.s.

Allah SWT berfirman:

"Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya) dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: 'Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?' Kedua wanita itu menjawab: 'Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah seorang tua yang telah lanjut usianya.' Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.' Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: 'Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia bisa memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.' Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya); Syu'aib berkata: 'Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.'" (al-Qashash: 23 -25)

3. Pada Zaman Sulaiman a.s.

Allah SWT berfirman:

"Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: 'Serupa inikah singgasanamu?' Dia menjawab: 'Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi tahu sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.' Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam istana.' Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: 'Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.' Berkatalah Balqis: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.'" (an-Naml: 42-44)

4. Pada Zaman Muhammad saw.

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (al-Mujaadilah: 1)

W. ETIKA BERTEMU DENGAN KAUM LAKI LAKI

1. Menahan Pandangan

Allah SWT berfirman:

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ' Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ...'" (an-Nur: 30-31)

2. Menutup Seluruh Tubuh Selain Wajah dan Kedua Telapak Tangan

Allah SWT berfirman:

"... Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ...." (an-Nur: 31)

3. Tenang dan Terhormat dalam Gerak-Gerik

Allah SWT berfirman: "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (al-Ahzab: 32)

4. Serius dan Sopan dalam Berbicara

Allah SWT berfirman: "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (al-Ahzab: 32)

Pasal 2. Sikap-sikap yang Baik dalam Al-Qur'an

A. IBU MUSA DAN KEPATUHANNYA TERHADAP PERINTAH ALLAH

Allah SWT berfirman: "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: 'Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.' Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah istri Fir'aun: '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak,' sedang mereka tiada menyadari Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)." (al-Qashash: 7-10)

B. SAUDARA PEREMPUAN MUSA A.S. DAN KEHEBATAN SIASATNYA

Allah SWT berfirman: "Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: 'Ikutlah dia,' maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu: maka berkatalah saudara Musa: 'Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?' Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (al-Qashash: 11-13)

C. GADIS KOTA MADYAN DAN KEKUATAN FIRASATNYA

Allah SWT berfirman:

"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata. 'Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.'" (al-Qashash: 26)

D. ISTRI FIR'AUN ADALAH PERUMPAMAAN DALAM KEIMANAN

Allah SWT berfirman:

"Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: 'Ya Tuhanhu, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.'" (at-Tahrim: 11)

E. ISTRI IMRAN MENAZARKAN BAYI YANG ADA DALAM RAHIMNYA UNTUK KEPENTINGAN AGAMA ALLAH

Allah SWT berfirman:

"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (Ali-Imran: 35)

F. KHAULAH BINTI TSA'LABAH MENGAJUKAN GUGATAN KEPADA RASULULLAH SAW.

Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat. Orang-orang yang menzhihar istrinya di antara kamu (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak). Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih." (al-Mujadilah: 14)

Ayat ini turun sehubungan dengan kasus antara Aus bin Shamit dengan istrinya, Khaulah binti Tsa'labah, ketika Aus berkata kepada istrinya: "Kamu bagiku sudah seperti punggung ibuku." Pada zaman jahiliah, apabila seorang laki-laki mengucapkan kata-kata seperti ini kepada istrinya berarti dia sudah mengharamkan istrinya bagi dirinya (menalaknya). Karena itulah Khaulah pergi menemui Rasulullah saw. untuk mengajukan gugatan mengenai perkara dengan suaminya ini. Dia berkata: "Demi Yang menurunkan Al-Kitab kepadamu, dia (Aus) tidak pernah menyebut kata-kata talak ... Ya Allah, aku mengadukan kepadamu betapa gundahnya batinku dan alangkah beratnya bagiku berpisah dengannya. Ya Allah, turunkanlah melalui lidah Nabi-Mu suatu pemecahan terhadap masalah yang kami hadapi ini." Maka turunlah ayat-ayat tersebut yang sekaligus merupakan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi oleh Khaulah dan suaminya.

(sebelum, sesudah)


Kebebasan Wanita (Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah)
Abdul Halim Abu Syuqqah
Penerjemah: Drs. As'ad Yasin
Juni 1998
Penerbit Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team

tabase.html">Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team