AKHIRUL KALAM
O Attar! Telah kautebarkan di dunia isi bejana wangian
kerahasiaan itu. Segala ufuk dunia penuh dengan wangianmu
dan para pencinta terusik karena kau. Sajak-sajakmu ialah
capmu; dan itu dikenal sebagai Mantiq Uttair dan Makamat
Uttiyur. Musyawarah dan percakapan serta pembicaraan
burung-burung itu ialah tahapan-tahapan di jalan kebenaran;
atau katakanlah, itu Dewan Kemabukan namanya.
Masuklah ke dewan ini dengan cinta. Bila Bulbul cintamu
menggelepar lari dan kau mendambakan sesuatu, berbuatlah
sejalan dengan dambamu. Cinta ialah penawar bagi segala
sangsi, dan ia penawar jiwa di kedua dunia.
O kau yang telah melangkah di jalan kemajuan batin,
jangan baca bukuku hanya sebagai karya puisi, atau sebagai
buku sihir, tetapi bacalah dengan pengertian; dan untuk itu,
orang harus lapar akan sesuatu, tak puas dengan dirinya
sendiri dan dunia ini.
Ia yang tak mencium wangian pembicaraanku belum lagi
menemukan jalan para pencinta. Tetapi ia yang mau membaca
ini dengan cermat akan menjadi giat, dan akan layak menempuh
Jalan yang kubicarakan itu.
Sehubungan dengan pembicaraanku ini, mereka dari dunia
lahiriah akan serupa orang-orang yang mati tenggelam, tetapi
orang-orang dari dunia batin akan memahami rahasianya.
Bukuku ialah perhiasan zamannya; sekaligus ini persembahan
bagi orang-orang terkemuka dan hadiah bagi orang kebanyakan.
Bila seseorang sedingin es membaca buku ini, ia akan
memancar bagai api dari dalam tabir yang menyembunyikan
rahasia itu daripadanya. Tulisanku memiliki keistimewaan
yang mengagumkan --ia akan memberikan lebih banyak manfaat
sesuai dengan bagaimana cara membacanya. Jika sering engkau
membacanya, ia akan memberikan manfaat padamu lebih banyak
lagi pada setiap kali. Cadar wanita sanastri ini akan
tersingkap bagimu sedikit demi sedikit di tempat yang
terhormat dan baik saja. Aku telah menebarkan
mutiara-mutiara dari lautan renungan; dengan itu aku pun
terbebas dari kewajiban yang mesti kupenuhi, dan buku ini
ialah buktinya.
Tetapi bila aku kelewat banyak memuji diri sendiri,
mungkin kau tak setuju; sungguhpun ia yang tak berat sebelah
akan mengakui jasaku, sebab cahaya purnamaku tak
tersembunyi. Jika diriku sendiri tak dikenang, aku akan
dikenang sampai hari kiamat karena mutiara-mutiara puisi
yang telah kutebarkan di atas kepala orang banyak.
Kubah-kubah langit akan hancur sebelum sajak ini nanti
sirna.
Pembaca; bila kau mengalami keadaan yang baik karena
telah membaca sajak ini dengan penuh perhatian, kenang
penulisnya dalam doa-doamu. Telah kutaburkan di sana-sini
bunga-bunga mawar dari kebun. Kenang aku baik-baik, O
sahabat-sahabatku! Setiap guru menyingkapkan
gagasan-gagasannya dengan caranya sendiri yang khas, dan
kemudian ia pun lenyap. Seperti mereka yang lebih dulu dari
aku, aku telah memperlihatkan burung jiwaku pada orang-orang
yang tidur. Mungkin tidur yang memenuhi hidupmu telah
menjauhkan kau dari pembicaraan ini; tetapi, setelah
mendengar ini, jiwamu akan dibangunkan oleh rahasia yang
disingkapkannya.
Dan kini pikiranku hitam karena asap bagai mihrab yang
diberi berlampu: Telah kukatakan dalam hati, "O kau yang
begitu banyak bicara, ketimbang begitu banyak bicara,
pukullah kepalamu dan carilah rahasia-rahasia itu. Apakah
gunanya segala pembicaraan ini bagi orang-orang yang
dirusakkan oleh nafsu mementingkan diri sendiri. Apakah yang
mungkin timbul dari hati yang diliputi kesombongan dan
kebanggaan diri?"
Bila kau mengharapkan lautan jiwamu tetap tinggal dalam
gerak yang bermanfaat, kau harus mematikan diri terhadap
hidupmu yang dulu, dan kemudian tinggal diam membisu.
(sebelum, sesudah)
|