|
35. Pertanyaan Burung Kesembilan
Belas
Seekor burung lain berkata pada Hudhud, "Katakan padaku,
kau yang terpuji di seluruh dunia, apakah yang mesti
kuperbuat agar merasa puas akan perjalanan ini? Jika kau
katakan padaku, hatiku akan menjadi lebih ringan dan aku
akan bersedia dipimpin dalam usaha ini. Sesungguhnya,
petunjuk perlu, agar kita tak menjadi takut. Karena aku
hanya ingin menerima petunjuk dari dunia gaib, maka dengan
alasan yang layak, ku tolak petunjuk palsu dari
makhluk-makhluk di bumi."
"Selama kau hidup," jawab Hudhud, "hendaklah kau merasa
puas mengingat Tuhan, dan waspadalah terhadap omongan yang
tak bijaksana. Bila kau dapat berbuat demikian, kerisauan
dan kesedihan jiwamu akan lenyap. Hiduplah dalam Tuhan
dengan rasa puas; berputarlah bagai kubah langit lantaran
cinta pada-Nya. Jika ada yang lebih baik lagi kau ketahui,
katakanlah itu, o burung malang, agar kau dapat merasa
bahagia setidak-tidaknya buat sejenak."
Cerita Kecil tentang Sahabat
Tuhan
Seorang sahabat Tuhan yang hampir meninggal mulai
menangis dan orang-orang yang ada bersamanya menanyakan
kenapa. "Aku menangis bagai awan-awan musim semi," katanya,
"karena saatnya telah tiba ketika aku akan mati dan aku
risau. Mengingat bahwa hatiku sudah senantiasa bersama
Tuhan, bagaimana mungkin aku akan mati?" Seorang dari mereka
yang hadir berkata, "Karena hatimu selalu bersama Tuhan,
maka kau akan mendapatkan kematian yang baik." Sufi itu
menjawab, "Bagaimana mungkin ajal datang pada dia yang
menyatukan diri dengan Tuhan! Karena aku sudah bersamaNya,
maka kematianku tampaknya mustahil."
Ia yang puas untuk hidup sebagai bagian dari kesemestaan
yang besar meninggalkan nafsu keakuannya dan menjadi bebas.
Beradalah kau dalam kepuasan dengan sahabatmu, bagai mawar
dalam kelopak.
Cerita Kecil Kiasi
Seorang yang telah mencapai kesempurnaan berkata, "Selama
tujuh tahun aku telah menyempurnakan diri dan kini aku
berada dalam haru-gembira, kepuasan dan kebahagiaan, dan
dalam keadaan begini, aku pun ikut serta memiliki Keagungan
luhur dan menyatu dengan Keilahian itu sendiri. Adapun
kalian, sementara kalian sibuk mencari kesalahan orang-orang
lain, bagaimana mungkin kalian akan merasakan kegembiraan di
dunia gaib? Jika kalian mencari kesalahan-kesalahan dengan
mata menyelidik, bagaimana mungkin kalian mengetahui hal-hal
di dunia batin? Kalian tiada segan berbuat begitu teliti
mencari kesalahan-kesalahan orang lain, tetapi terhadap
kesalahan-kesalahan kalian sendiri, kalian buta. Maka
akuilah kesalahan-kesalahan kalian sendiri, meskipun kalian
berdosa, Tuhan akan menaruh belas kasih pada kalian."
Kedua Laki-Laki yang Mabuk
Seorang laki-laki yang kelewat banyak minum minuman
jernih itu, sering sampai pada keadaan di mana dia
kehilangan baik kesadaran maupun rasa kehormatan dirinya.
Suatu kali, seorang kawan memergokinya dalam keadaan yang
patut disayangkan, terbaring di jalan. Demikianlah si kawan
mendapatkan karung lalu menaruh si mabuk dalam karung itu
dengan memasukkan kakinya lebih dulu, kemudian mendukung
karung itu di pundaknya dan membawanya pulang Di tengah
jalan, muncul orang mabuk yang lain, berjalan sempoyongan,
ditopang kawannya. Melihat ini, laki-laki yang kepalanya
menggelapai dari dalam karung itu bangun, dan melihat orang
lain dalam keadaan yang patut dikasihani itu, ia pun berkata
menyesalkan, "Ah, laki-laki celaka, lain kali kalau minum
anggur, kurangi dua piala lagi, maka kau pun akan dapat
berjalan seperti aku sekarang ini --bebas dan sendiri."
Keadaan kita sendiri pun tak berbeda. Kita melihat
kesalahan-kesalahan karena kita tak cinta. Bila kita punya
sedikit saja pengertian tentang cinta yang sebenarnya,
kesalahan-kesalahan mereka yang dekat dengan kita akan
tampak sebagai sifat-sifat yang baik.
Pecinta dan Kekasihnya
Seorang laki-laki muda, pemberani dan galak bagai singa,
selama lima tahun bercinta dengan seorang wanita. Pada yang
sebelah dari mata wanita jelita itu ada sebuah bintik kecil,
tetapi laki-laki itu, setiap memandang kecantikan
kekasihnya, tak pernah melihat bintik itu. Bagaimana mungkin
seorang laki-laki yang sedang mabuk cinta, memperhatikan
suatu cacat yang begitu kecil? Namun, pada waktunya,
cintanya mulai berkurang dan ia pun mendapatkan kembali
kewaspadaannya. Pada saat itulah ia dapat melihat bintik
itu, dan bertanya pada kekasihnya bagaimana dapat terjadi
yang demikian. Kata wanita itu, "Bintik itu tampak pada saat
ketika cintamu mulai dingin. Bila cintamu padaku menjadi
berkurang, mataku pun menjadi demikian bagimu."
O yang berhati buta! Berapa lama kau akan terus mencari
kesalahan-kesalahan orang lain? Berusahalah untuk melek
terhadap apa-apa yang kau sembunyikan dengan begitu cermat.
Bila kau melihat kesalahan-kesalahanmu sendiri dengan segala
keburukannya, kau tak akan begitu merisaukan
kesalahan-kesalahan orang lain.
Polisi dan Laki-Laki yang Mabuk
Seorang polisi memukul jatuh seorang laki-laki mabuk yang
berkata padanya. "Mengapa menjadi marah begitu rupa? Kau
berbuat sesuatu yang melanggar hukum. Aku tak menyakiti
seorang pun, tetapi kau melibatkan dirimu sendiri dalam
kemabukan dan melemparkan kemabukan itu ke jalan. Kau jauh
lebih mabuk daripada aku, tetapi tak seorang pun
memperhatikan ini. Maka tinggalkan aku sendiri, dan
tuntutlah keadilan terhadap dirimu sendiri."
(sebelum,
sesudah)
|