|
4. Nuri
Lalu datang Nuri dengan gula di paruhnya, berpakaian
hijau, dan lengkung leher baju kencana melingkar di
lehernya. Rajawali hanyalah nyamuk di sisi keindahannya yang
cemerlang; permadani bumi yang hijau ialah pantulan
bulu-bulunya, dan tutur katanya ialah sari gula. Dengarkan
dia: "Begitu menawan aku ini, hingga manusia keji yang
berhati besi mengurungku dalam sangkar. Terikat dalam
penjara ini, aku pun merindukan sumber air kebakaan yang
dijaga oleh Khizr. Seperti dia, aku pun berpakaian hijau,
sebab aku ini Khizr di antara burung-burung. Aku ingin pergi
ke sumber air ini, tetapi ngengat tidak berdaya mengangkat
dirinya ke sayap Simurgh yang besar itu; mata air
Khizr cukuplah bagiku."
Hudhud menjawab, "O kau yang tak punya cita-cita
kebahagiaan! Siapa yang tak mau meninggalkan hidupnya,
bukanlah makhluk. Hidup diberikan padamu agar suatu ketika
kau dapat mempunyai sahabat yang mulia. Tempuhlah Jalan itu,
karena kau bukan buah badam, kau hanya kulitnya. Masuklah di
kalangan mereka yang mulia dan tempuhlah Jalan mereka dengan
senang."
Si Penggila Tuhan dan
Khizr
Ada seorang lelaki, gila karena cintanya pada Tuhan.
Khizr bertanya padanya, "O manusia sempurna, maukah kau jadi
sahabatku?"
Orang itu menjawab, "Kau dan aku tak mungkin disatukan,
karena kau telah banyak mereguk air kebakaan sehingga kau
akan senantiasa hidup, sedang aku ingin menyerahkan hidupku.
Aku tak berkawan dan bahkan bagaimana menunjang hidupku
sendiri pun aku tak tahu. Sementara kau asyik memelihara
hidupmu, aku mengorbankan hidupku setiap hari. Lebih baik
aku meninggalkan kau, bagai burung menghindari jerat, jadi,
selamat tinggal."
(sebelum, sesudah)
|