PERBUATAN TANPA PAMRIH
Beberapa orang bertanya kepada Sang Guru, apa yang dia
maksudkan sebagai "perbuatan tanpa pamrih." Ia menjawab,
"Perbuatan yang dicintai dan dilakukan demi perbuatan itu
sendiri, tidak demi pengakuan atau keuntungan atau
hasil."
Kemudian ia menceritakan tentang seseorang yang disewa
oleh seorang peneliti. Orang itu dibawa ke halaman belakang
dan diberi sebuah kapak.
"Apakah kamu melihat batang pohon yang terletak di sana
itu? Saya ingin agar kamu memotongnya. Syaratnya, kamu hanya
boleh menggunakan bagian punggung dari kapak itu, bukan
bagian yang tajam. Kamu akan mendapatkan 100 dolar per jam
untuk itu."
Orang itu berpikir bahwa peneliti itu sinting, namun
upahnya menggiurkan, maka mulailah ia bekerja.
Dua jam kemudian ia datang dan berkata, "Pak, saya
berhenti saja."
"Ada apa? Bukankah kamu suka bayaran yang akan kamu
peroleh? Saya akan melipatgandakan upahmu!"
"Tidak, terima kasih," kata orang itu. "Bayarannya baik.
Tetapi kalau saya memotong kayu, saya harus melihat
kepingan-kepingan kayu beterbangan."
(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello,
Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997)
|