75. PEMUDA YANG BANYAK BICARA
Seorang pemuda yang sedang jatuh cinta berusaha selama
berbulan-bulan untuk mengambil hati pujaannya, namun gagal.
Ia merasa sakit hati karena ditolak. Namun akhirnya si
jantung-hati menyerah. 'Datanglah di tempat anu pada jam
anu,' katanya.
Pada waktu dan di tempat anu tersebut, akhirnya si pemuda
sungguh jadi duduk bersanding dengan jantung-hatinya. Lalu
ia merogoh saku dan mengeluarkan seberkas surat-surat cinta,
yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, sejak ia mengenal
si jantung-hati. Surat-surat itu penuh kata-kata asmara,
mengungkapkan kerinduan hatinya dan hasratnya yang membara
untuk mengalami kebahagiaan karena dipersatukan dalam cinta.
Ia mulai membacakan semua suratnya itu untuk jantung
hatinya. Berjam-jam telah lewat, namun ia masih juga terus
membaca.
Akhirnya si jantung hati berkata:
'Betapa bodoh kau! Semua suratmu hanya tentang aku dan
rindumu padaku. Sekarang aku disini, bahkan duduk
disampingmu. Dan kamu masih juga membacakan surat-suratmu
yang membosankan itu!'
'Inilah aku, duduk di sampingmu,' sabda Tuhan kepada
penyembahnya, 'dan engkau masih juga berpikir-pikir tentang
Aku di dalam benakmu, berbicara tentang Aku dengan mulutmu,
dan membaca tentang Aku dalam buku-bukumu. Kapankah engkau
akan diam dan mulai menghayati kehadiranKu?'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|