|
122. IGNASIUS DARI LOYOLA
Seorang mistik abad keenam-belas, Ignasius dari Loyola,
bercerita bahwa waktu ia bertobat, ia tidak tahu kepada
siapa ia akan minta bimbingan. Dan Tuhan sendirilah yang
kemudian mengajarnya, seperti seorang guru mengajar seorang
anak kecil. Akhirnya, ia sampai pada kesimpulan, andaikata
seluruh Kitab Suci dimusnahkan, ia masih akan tetap
berpegang pada apa yang diwahyukan di dalamnya. Sebab. Tuhan
telah mengajarkan hal itu secara pribadi kepadanya.
Orang Kristen:
Saya tidak beruntung seperti Ignasius, Tuhan. Celakanya,
ada sedemikian banyak orang yang dapat saya mintai
bimbingan. Mereka tiada henti-hentinya menggurui saya dengan
ajaran mereka. Hampir-hampir tidak mendengar Engkau lagi
dalam kegaduhan itu, bahkan pada waktu saya begitu ingin
mendengarkanMu. Tidak pernah terlintas di benak bahwa saya
dapat memperoleh pengetahuan langsung dariMu. Sebab,
kadang-kadang mereka berkata: 'Kami semua adalah pengajar
yang akan selalu kamu hadapi. Barangsiapa mendengar kami,
mendengar Dia juga.'
Keliru, jika saya mempersalahkan mereka atau menyesalkan
kehadiran mereka dalam masa kecil saya. Saya sendirilah yang
harus dipersalahkan. Sebab, saya kurang kuat untuk
membungkam suara mereka; tidak berani untuk mencari dan
menemukannya sendiri. Hati saya kurang teguh untuk bertahan
sampai akhirnya Engkau berbicara; dan iman saya terlalu
lemah untuk percaya bahwa pada suatu hari, di suatu tempat,
Engkau Yang akan memecahkan keheninganMu dan berbicara
kepada saya.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|