|
13. AKU MEMOTONG KAYU
Ketika seorang guru Zen mencapai penerangan budi, ia
menulis baris-baris berikut ini untuk memperingatinya:
'Wahai, keajaiban yang mengagumkan:
Aku memotong kayu!
Aku menimba air dari sumur!'
Bagi kebanyakan orang, tidak ada sesuatu yang
mengagumkan dalam perbuatan sehari-hari seperti
menimba air dari sumur atau memotong kayu. Sesudah
penerangan budi, sebetulnya tidak ada sesuatu yang berubah.
Segala sesuatu tetap sama. Hanya saja saat itu hatimu penuh
rasa kagum. Pohon masih tetap pohon. Orang-orang masih tetap
sama seperti dahulu, demikian juga engkau. Kehidupan
berjalan terus, tiada bedanya. Mungkin kamu masih pemurung
atau pemarah, penuh pertimbangan atau gegabah, sama seperti
sebelumnya. Tetapi ada satu perbedaan besar: Sekarang
semuanya itu kau lihat dengan mata yang berbeda. Engkau
semakin terlepas dari semuanya. Dan hatimu penuh dengan rasa
kagum.
Inilah inti dari kontemplasi: ada rasa kagum.
Kontemplasi berbeda dengan ekstase, karena ekstase
membuat orang mengasingkan diri. Seorang kontemplatif yang
telah mendapat penerangan budi tetap akan memotong kayu dan
menimba air dari sumur. Kontemplasi berbeda dengan menikmati
keindahan, karena menikmati keindahan (sebuah lukisan atau
matahari) menimbulkan kepuasan estetis, sedangkan
kontemplasi menimbulkan rasa kagum --entah apa yang dilihat,
matahari terbenam atau sebongkah batu saja.
Inilah keistimewaan yang terdapat pada anak kecil: Sering
ia merasa kagum. Maka selayaknya ia masuk ke dalam
Surga.
(versi singkat
serupa)
|