92. NELAYAN YANG PUAS
Usahawan kaya dari kota terkejut menjumpai nelayan di
pantai sedang berbaring bermalas-malasan di samping
perahunya, sambil mengisap rokok.
'Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?' tanya
usahawan itu.
'Karena ikan yang kutangkap telah menghasilkan cukup uang
untuk makan hari ini,' jawab nelayan.
'Mengapa tidak kau tangkap lebih banyak lagi daripada
yang kau perlukan?' tanya usahawan.
'Untuk apa?' nelayan balas beitanya.
'Engkau dapat mengumpulkan uang lebih banyak,' jawabnya.
'Dengan uang itu engkau dapat membeli motor tempel, sehingga
engkau dapat melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih
banyak. Kemudian engkau mempunyai cukup banyak uang untuk
membeli pukat nilon. Itu akan menghasilkan ikan lebih banyak
lagi, jadi juga uang lebih banyak lagi. Nah, segera uangmu
cukup untuk membeli dua kapal ... bahkan mungkin sejumlah
kapal. Lalu kau pun akan menjadi kaya seperti aku.'
'Selanjutnya aku mesti berbuat apa?' tanya si
nelayan.
'Selanjutnya kau bisa beristirahat dan menikmati hidup,'
kata si usahawan.
'Menurut pendapatmu, sekarang Ini aku sedang berbuat
apa?' kata si nelayan puas.
Lebih bijaksana menjaga kemampuan untuk menikmati hidup
seutuhnya daripada memupuk uang.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|