Burung Berkicau

oleh Anthony de Mello SJ

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


14. RUMPUN BAMBU

Choko, anjingku, duduk dengan penuh perhatian. Telinganya tegak, ekornya mengibas tegang dan matanya memandang tajam ke atas pohon. Ia mengamati gerak-gerik seekor kera. Hanya satu yang menguasai seluruh kesadarannya: kera. Dan karena ia tidak mempunyai akal budi, tidak ada pikiran apapun yang mengganggu pusat perhatiannya. Tidak ada pikiran tentang apa yang akan dimakannya nanti malam, adakah yang nanti dapat dimakan atau di mana ia akan tidur. Setahuku, Choko melakukan sesuatu yang paling dekat dengan kontemplasi.

Anda sendiri mungkin pernah mengalami hal seperti itu, misalnya ketika Anda terpukau memperhatikan seekor anak kucing bermain-main. Inilah rumusan kontemplasi yang sama baiknya dengan rumusan-rumusan lain yang kukenal: memberi perhatian penuh pada saat sekarang ini!

Sungguh suatu tugas yang berat: Lepaskan semua pikiran tentang masa mendatang, lepaskan semua pikiran tentang masa silam --pokoknya, lepaskan semua pemikiran, titik! Lalu, berilah perhatian penuh pada saat sekarang ini. Dan kontemplasi pun akan terjadi!

Setelah berlatih selama bertahun-tahun,
seorang murid memohon kepada Gurunya
untuk memberinya penerangan budi.
Sang Guru membawanya menuju
serumpun bambu, dan berkata kepadanya:
'Lihatlah bambu itu, begitu tingginya!
Lihatlah yang lain di sana, begitu pendeknya!'
Pada waktu itu juga si murid
mendapatkan penerangan budi.

Diceritakan, bahwa dalam usahanya mencapai penerangan budi, Buddha mengikuti setiap aliran kehidupan rohani, setiap bentuk ulah tapa dan setiap cara penguasaan diri yang terdapat di India waktu itu. Semuanya sia-sia. Akhirnya pada suatu hari, ia duduk dibawah pohon bodhi, dan ia mendapat penerangan budi. Diceriterakannya rahasia penerangan budi itu kepada murid-muridnya. Tetapi rupanya kata-katanya amat membingungkan mereka yang belum mendapat tuntunan, khususnya mereka yang percaya kepada pemikiran: 'Bila kamu menarik nafas panjang, hai para rahib, hendaklah kamu sadar, bahwa kamu menarik nafas panjang. Dan bila kamu menarik nafas pendek, sadarilah sepenuhnya bahwa kamu menarik nafas pendek. Dan bila kamu menarik nafas sedang, hai para rahib, sadarilah bahwa kamu menarik nafas sedang.' Kesadaran. Perhatian. Keasyikan. Lain tidak.

Tenggelam dalam keasyikan seperti ini terdapat pada anak-anak kecil. Mereka begitu mudah masuk ke dalam Surga.



(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

 

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team