"INI SATU"
Seorang petani memutuskan bahwa sudah waktunya ia
menikah. Maka ia pergi ke kota naik keledainya untuk mencari
istri. Pada waktunya ia menemukan seorang wanita, yang
menurut pikirannya akan menjadi istri yang baik, dan mereka
menikah.
Sesudah upacara, mereka berdua mengendarai keledai itu
dan kembali ke tempat pertanian mereka. Sesudah beberapa
saat keledai itu berhenti dan tidak mau berjalan lagi.
Petani itu turun dan mulai memukuli keledai itu dengan
batang besar, sampai keledai itu mau berjalan lagi.
"Ini satu," kata petani itu.
Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi
dan sekali lagi petani itu turun dan memukuli keledai itu
sampai mau berjalan lagi. "Ini dua," kata petani itu.
Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi
untuk ketiga kalinya. kali ini petani itu turun, menurunkan
istrinya, mengambil pistolnya dan menembak kepala keledai
itu hingga mati seketika.
"Kau tolol, bengis," teriak istrinya. "Keledai itu
binatang yang kuat, baik dan berguna untuk usaha pertanian
kita. Dan dalam ledakan amarahmu, kaubinasakan dia.
Seandainya saya tahu bahwa engkau orang yang tidak punya
hati, saya tidak pernah akan nikah dengan engkau ..." dan
seterusnya, sampai kira-kira sepuluh menit.
Petani itu terus mendengarkannya sampai ia berhenti. Lalu
ia berkata, "Ini satu."
Kisah selanjutnya, sesudah itu mereka hidup bahagia.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|