BAGAIMANA BUDDHA MENEMUKAN JALAN
TENGAH
Ketika Buddha pertama kali mulai pencarian batinnya, ia
melakukan banyak matiraga.
Ia duduk bermeditasi di bawah pohon. Pada suatu hari dua
orang pemain musik lewat dekat pohon itu. Yang satu sedang
berbicara dengan yang lain, "Jangan menyetel senar sitermu
terlalu kuat, nanti putus. Jangan juga memasangnya terlalu
lembek, nanti tidak dapat berbunyi. Setellah dengan ukuran
tengah-tengah."
Kata-kata itu sangat kuat menyentuh hati Buddha, sampai
mengubah seluruh cara pendekatan hidup batinnya. Ia yakin
bahwa kata-kata itu ditujukan kepadanya. Sejak saat itu ia
berhenti dari matiraganya yang keras dan mulai mengikuti
jalan yang mudah dan ringan, yaitu jalan keugaharian.
Pendekatannya ke arah penerangan batin disebut Jalan
Tengah.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|