|
"LIHAT, SIAPA YANG MENGANGGAP DIRI SEORANG
PENDOSA!"
Pada suatu hari seorang uskup berlutut di hadapan altar,
dalam perasaan hati berkobar, ia mulai memukul-mukul dada
dan berseru: "Aku seorang pendosa, kasihanilah aku. Aku
seorang pendosa, kasihanilah aku!"
Imam setempat, tergerak oleh contoh rendah hati, berlutut
di samping uskup dan mulai memukul-mukul dada dan berkata:
"Aku seorang pendosa, kasihanilah aku! Aku seorang pendosa,
kasihanilah aku!"
Koster, yang kebetulan ada di gereja di waktu itu begitu
terharu, ia tidak dapat menahan diri. Ia juga berlutut,
memukul-mukul dada dan berseru: "Aku seorang pendosa,
kasihanilah aku!"
Di sini uskup menyentuh imam, dan menunjuk kepada koster,
berkata dengan senyum. "Lihat, siapa yang menganggap diri
seorang pendosa."
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|