PUTERA MAHKOTA YANG PANDIR
Karena Putra Mahkota kurang pandai, Raja mempekerjakan
seorang guru pribadi yang khusus buatnya. Pelajaran mulai
dengan penjelasan yang teliti mengenai dalil pertama
Euclid.
"Apakah sudah jelas, Sri Paduka?" tanya sang guru.
"Belum," kata Putra Mahkota.
Lalu sang guru mengulangi lagi menjelaskan dalil itu.
"Apakah sekarang sudah jelas?"
"Belum," kata Putra Mahkota.
Sekali lagi sang guru menjelaskan dalil tadi - tanpa
hasil. Sesudah sepuluh kali ia menjelaskan dan Putra Mahkota
itu tetap saja belum menangkap dalil itu, guru yang malang
itu menangis. "Percayalah pada saya Baginda," tangisnya,
"Dalil ini benar dan inilah cara dalil itu dibuktikan. "
Mendengar itu Putra Mahkota berdiri dan berkata sambil
membungkuk hormat, "Guru, saya percaya penuh akan yang anda
katakan. Maka kalau anda menjelaskan bahwa dalil itu benar,
dengan sepenuh hati saya menerimanya. Satu-satunya yang saya
sesalkan, anda tidak meyakinkan saya lebih cepat, sehingga
kita dapat meneruskan dengan dalil yang kedua tanpa membuang
banyak waktu."
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|