Doa Sang Katak

oleh Anthony de Mello SJ

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


DOA TUKANG SEPATU

Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus kulakukan dengan doa pagiku. Pelangganku itu orang-orang miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima sepatu mereka sudah terlampau petang, dan mengerjakannya sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada, kalau-kalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku: Bagaimana tentang doa pagiku?"

"Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi.

"Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah: 'Orang celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa pagiku.'"

Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai desahan itu lebih daripada doa."

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team