Daging Zen Tulang Zen

oleh Paul Reps

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Ketidakterikatan

Kitano Gempo, kepala vihara Eihei berusia sembilan puluh dua tahun ketika meninggal pada tahun 1933. Ia berusaha agar sepanjang hidupnya, tidak terikat pada apa pun. Sebagai seorang pengemis, ketika berusia dua puluh tahun ia pernah bertemu dengan pengelana yang menghisap rokok kretek. Ketika ia sedang berjalan menuruni lereng gunung, mereka berhenti di bawah sebatang pohon. Pengelana itu menawarkan Kitano rokoknya, yang diterima oleh Kitano, karena pada saat itu ia sangat lapar.

"Betapa nikmatnya rokok ini," komentarnya. Temannya itu memberikan kepadanya beberapa batang rokok lagi dan mereka pun berpisah.

Kitano berpikir, "Benda nikmat seperti ini mungkin bisa mengganggu meditasi. Sebelum ini berlangsung lebih lanjut, saya akan berhenti sekarang." Oleh sebab itu, ia membuang jauh-jauh rokok yang ada padanya.

Ketika berusia dua puluh tiga tahun, ia mempelajari I-King, ajaran yang paling mendalam tentang alam semesta. Pada waktu itu musim dingin dan ia membutuhkan beberapa potong pakaian tebal. Ia menulis kepada gurunya, yang tinggal di tempat yang berjarak seratus mil dari tempat tinggalnya, memberitahukan kebutuhannya, dan menitipkan surat tersebut kepada seorang pengelana untuk disampaikan ke alamat. Musim dingin sudah hampir berakhir dan tidak ada jawaban atau pun pakaian yang tiba padanya. Oleh sebab itu Kitano beralih ke ilmu ramalan I-King, yang juga mengajarkan keahlian ramalan, untuk menentukan apakah suratnya tersasar atau tidak. Ia menemukan bahwa kenyataannya adalah demikian; sepucuk surat dari gurunya sama sekali tidak menyinggung tentang pakaian.

"Jika saya bisa melakukan sejitu ini dengan I-King, nanti bisa-bisa saya akhirnya mengabaikan meditasi," pikirnya. Oleh sebab itu ia meninggalkan ajaran yang gaib itu dan tidak pernah memanfaatkan kekuatan tersebut lagi.

Ketika berusia dua puluh delapan tahun, ia mempelajari kaligrafi dan puisi China. Ia mencapai kemajuan pesat sekali sehingga gurunya memujinya. Kitano merenung, "Jika saya tidak berhenti sekarang, saya akan menjadi seorang penulis puisi, bukan seorang guru Zen." Sejak itulah, ia tidak menulis puisi lagi.


Daging ZEN Tulang ZEN
Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen
Dikumpulkan oleh: Paul Reps
Edisi Keenam Oktober 1996
Yayasan Penerbit Karaniya
Anggota IKAPI, Kotakpos 1409 Bandung 40001

 

Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team