|
Daftar Isi
- Kisah Penyakit "kaki kanan nyeri dan sulit jalan
jauh."
- Pendahuluan.
- Proses Awal Penyakit dan Terapinya.
- Proses Diagnosis Akhir dan Rencana Tindakan
Kedokteran.
- Pengobatan Alternatif.
- Latihan Kebugaran.
- Penutup.
- Internalisasi Pribadi Permasalahan Kesehatan
Diri.
- Catatan Kaki.
-
Pendahuluan
Kronologis penyakit yang saya alami, akan saya mulai
dengan perubahan dalam irama kerja selama ini; yaitu saat
saya dilantik menjadi anggota BSNP Periode 2014-2018. Secara
rinci akan saya sajikan di bawah ini.
(1) Minggu, 2 Maret 2014: Gowes santai minggu pagi
yang berakhir di UGD Bethesda [1]
(lihat Gambar 1). Peristiwa ini mungkin penyebab utama
penyakit yang tidak terdeteksi dengan sistem kedokteran
jaman sekarang.
Gambar 1. Gowes Minggu pagi yang
berakhir di UGD RS Bethesda
(2) Sabtu-Minggu, 26-27 April 2014: Keterlibatan
saya yang pertama di BSNP. Rapat BSNP PJJ (Pendidikan Jarak
Jauh) Pertama: Rapat Penyusunan Draft Awal Standar, Ruang
Rapat BSNP-Cipete, Gedung D Lantai 2, Kompleks Mandikdasmen,
Jalan RS. Fatmawati - Cipete, Jakarta Selatan.
- Kebetulan, karena kesibukan pekerjaan dan
pergantian irama pekerjaan, saya sudah tidak sempat lagi
bersepeda maupun berolahraga, karena jadwal mengajar dan
tugas baru sejak sekitar Agustus 2014.
- Pada 13-14 September 2014, saya mengadakan perjalanan
naik KA Yogyakarta-Malang pp. untuk memberikan workshop
KKNI. Sejak saat itu, karena kombinasi mengajar 5 kelas
dan tugas luar kota yang padat, menyebabkan dalam satu
minggu hanya sempat berolahraga pagi 1 kali dalam
seminggu. Selain itu karena tugas luar kota juga banyak,
maka kombinasi asupan makanan yang tidak biasa dan tidak
terkontrol ditambah perjalanan yang sebetulnya
melelahkan, namun saya abaikan; maka saya terserang
penyakit yang tidak jelas.
- Ketidakjelasan penyakit tersebut menyebabkan saya
memeriksakan darah karena takut terserang demam berdarah.
Senin, 6 Oktober 2014, hasil pemeriksaan darah di
Laboratorium Klinik Pramita, Yogyakarta. Hasil
pemeriksaan darah semuanya normal.
(3) Kamis, 14 Agustus 2014: Pengukuhan sebagai
anggota BSNP periode 2014-2018, Ruang Graha Utama lantai 3
Gedung Ki Hajar Dewantara (Gedung A) Jl. Jenderal Sudirman,
Senayan Jakarta (lihat Gambar 2).
Gambar 2. Pelantikan Anggota BSNP 2014-2018
(4) Diantara waktu sejak pengukuhan sampai dengan Rabu 15
Oktober 2014, sekitar 2 bulan, saya mengikuti seluruh
kegiatan BSNP, baik sebagai anggota maupun sebagai tenaga
ahli PJJ. Selama waktu tersebut, tampaknya kondisi kesehatan
saya mempunyai kecenderungan menurun. << faktor
pencetus.
(5) Awalnya sekujur badan terserang rasa sakit di
sekeliling dada tanpa penyebab yang jelas. Sudah cek darah
sampai dua kali semuanya normal, termasuk konsultasi ke
dokter ahli syaraf dua kali. Setelah itu penyakit seolah
datang pergi dengan pola yang tidak jelas.
Proses Awal Penyakit dan Terapinya
(6) Rabu-Jumat, 15-17 Oktober 2014: Penugasan
sebagai anggota BSNP; Rapat BSNP PJJ Ke 8: Uji publik Draft
Akhir Standar, Hotel Basco Aston Balikpapan, Jln. Jendral
Sudirman Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada saat penugasan
di Balikpapan ini, saya mulai mengalami:
- Penyakit datang pada saat tugas di
Balikpapan, 15-17 Oktober 2014, saat menjadi narasumber
maupun saat pulang, seluruh punggung belakang mengalami
nyeri hebat, akhirnya saya mencoba untuk istirahat total,
walaupun belum tahu penyakitnya apa. Yang jelas sejak
itu, nyeri punggung tidak pernah reda, hanya kadang
berkurang.
- Sejak Sabtu, 18 Oktober 2014, seluruh kegiatan
mengajar di DTSL FT UGM maupun BSNP saya hentikan semua
karena saya mengalami nyeri punggung, terutama kesemutan
sekali pada betis kaki sebelah kanan, sehingga tidak bisa
berjalan jarak jauh.
- Rabu, 22 Oktober 2014, karena kawatir terkena
serangan jantung, maka saya memeriksakan darah lagi di
Laboratorium Klinik Pramita, Yogyakarta . Hasil
pemeriksaan darah semuanya normal.
- Baru pada hari Jumat 24 Oktober 2014, pangkal jempol
kaki kiri saya untuk yang pertama kali meradang karena
asam urat (lihat Gambar 3). Serangan asam urat yang
pertama dan kedua, sudah beberapa tahun sebelumnya,
tetapi menyerang pangkal jempol kaki sebelah kanan (bukan
sebelah kiri seperti saat ini). Kemudian diobati dengan
Allupurinol selama 5 hari. Untuk keperluan dokumentasi
pribadi, saya foto perkembangan radang pangkal jempol
kaki kiri selama seminggu. Saat paling parah yang namanya
radang asam urat, ya kalau jalan harus pakai bantuan
penopang yang untuk manula itu:-)
- Pada Sabtu, 1 November 2014, kemarin setelah radang
asam urat sembuh, saya memeriksakan nyeri punggung
belakang ke dokter ahli penyakit dalam, ternyata kena
Ischialgia-HNP. Sekalian rontgen di Laboratorium Klinik
Pramita, Yogyakarta (lihat hasilnya dalam Gambar 4).
- Setelah mendapatkan obat dan fisioterapi sekali,
tampaknya rasa nyeri punggung belakang mulai membaik.
Saya harus kembali ke dokter dan klinik, untuk
fisioterapi beberapa kali. Terapi ini saya jalani selama
6 kali dari yang seharusnya 12 kali. Terapi tersebut
berlangsung 6 kali pada hari Sabtu, 1 November 2014;
Rabu, 05 November 2014; Senin, 17 November 2014; Minggu,
07 Desember 2014; Sabtu, 13 Desember 2014; dan Kamis 18
Desember 2014. Dua terapi terakhir, progresnya menjadi
tidak jelas, kadang saat selesai terapi, saya mengalami
kesakitan karena akupresur. Akhirnya saya berkonsultasi
dengan dokternya dan juga dokter syaraf, kesimpulannya
harus melakukan pemeriksaan MRI.
- Selama proses penyakit nyeri punggung ini ternyata
tubuh saya peka terhadap purin, hanya makan kacang yang
ada dalam sayur asam-pun menjadikan kaki saya mlenthung
lagi (lihat Gambar 5). Ternyata hal ini memang berkaitan
(baca paper http://world-science.ru/euro/303-21018).
Gambar 3. Pembengkakan di jempol kaki kiri karena asam urat.
Gambar 4. Hasil rontgen tulang belakang.
Gambar 5. Membengkak lagi pada Selasa, 25 November
2014.
Proses Diagnosis Akhir dan Rencana Tindakan
Kedokteran
- Kamis, 20 Desember 2014, pemeriksaan
MRI (Magnetic Resonance Imaging) di RS Bethesda
[2].
Hasil MRI disajikan dalam Gambar 6.
- Selasa, 30 Desember 2014, pemeriksaan EMG
(Electromigraphy) di RS Bethesda yang disajikan dalam
Gambar 7.
Gambar 6. Hasil MRI tulang belakang, dengan diagnosis HNP
Lumbal.
Gambar 7. Saat pemeriksaan EMG.
(7) Rabu, 31 Desember 2014: Dokter ahli syaraf RS.
Bethesdha menyarankan untuk operasi HNP Lumbal 5,
berdasarkan hasil MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan EMG
(Electromyography). << penyelesaian kedokteran.
Pengobatan Alternatif
(8) Rabu, 31 Desember 2014: tepat setelah
disarankan untuk operasi, saya, isteri, dan anak pertama
saya, diantar oleh teman dosen mencari pengobatan alternatif
yang telah berhasil untuk banyak kasus dosen UGM. Walaupun
dalam kasus saya, operasinya termasuk ringan; pertimbangan
saya untuk menghindari operasi dan mencari pengobatan
alternatif adalah (1) operasi ini terkait dengan syaraf, dan
(2) proses terjadinya penyakit ini belum bisa dijelaskan
secara gamblang.
(9) Kamis, 1 Januari 2015: Efek dari pengobatan
alternatif mulai terasa yaitu rasa nyeri pada kaki kanan
berkurang banyak. Oleh penyembuhnya, sebenarnya saya tidak
diharuskan kembali, mungkin dipandang ringan kasusnya. Namun
saya pribadi merasa perlu untuk kembali, paling tidak
memeriksakan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu saya
kembali memeriksakan pada hari Sabtu, 10 Januari 2015.
Latihan Kebugaran
(10) Di bawah ini progres kesehatan saya setelah
pengobatan alternatif:
- Minggu, 18 Januari 2015: Latihan 01:
bersepeda keliling kampung 5,5 km. Betis kaki kanan agak
kaku selama 5-10 menit setelah sampai rumah kemudian
normal kembali.
- Jumat, 23 Januari 2015: Berenang A: berenang bersama
isteri di Kolam Renang UNY, Karangmalang.
- Rabu, 28 Januari 2015: Latihan 02: bersepeda keliling
kampung 8 km. Betis kaki kanan tetap normal setelah
sampai rumah.
- Jumat, 30 Januari 2015: Berenang B: berenang bersama
isteri di Kolam Renang UNY, Karangmalang.
- Minggu, 1 Februari 2015: Latihan 03: bersepeda lintas
alam selama 1 jam menempuh jarak 13 km. Betis kaki kanan
agak kebas waktu turun dari sepeda, pada beberapa
tanjakan memang saya latih untuk lebih berat tekanan
pedalnya dibanding latihan-latihan sebelumnya.
- Kamis, 5 Februari 2015: Berenang C: berenang bersama
isteri di Kolam Renang UNY, Karangmalang.
- Rabu-Sabtu 4-7 Februari 2015 Menyiapkan AIBI Teeter
Hang Ups 950 Inversion Table (meja pembalik). Hang Ups
01: latihan percobaan menggunakan meja pembalik Teeter
Hang Ups 950.
Penutup
Sebagai penutup, saya mencoba melakukan refleksi
permasalahan kesehatan yang telah saya alami di atas. Untuk
rekapitulasi kejadian penting, maka saya sajikan kembali
kronologis kejadian penting (lihat Gambar 8a dan 8b).
- Minggu, 2 Maret 2014: Gowes santai minggu pagi
yang berakhir di UGD Bethesda.
- Periode 3 Maret - 14 Agustus 2014, periode
kesahatan prima. Periode ini, olah raga bersepeda dengan
teratur saya lakukan setiap Sabtu dan Minggu. Bahkan pada
bulan puasa, setiap akan berbuka puasa, saya bersepeda
sekitar 1-1,5 jam di sore hari, kemudian sampai di rumah
tepat buka puasa. Pada akhir puasa Ramadhan 2014 ini,
saya merasakan kesehatan saya paling prima. Bersama
teman-teman berhasil pula bersepeda bersama mengelilingi
Gunung Merapi searah jarum jam, pada hari Sabtu, 16
Agustus 2014. Kemudian pada hari Sabtu 6 September 2014
ke hutan pendidikan UGM, Wanagama pergi-pulang bersepeda
bersama teman-teman.
- Periode 15 Agustus - 17 Oktober 2014, karena
banyaknya tugas sebagai dosen di Yogyakarta maupun tugas
tambahan di Jakarta, maka kesempatan berolahraga
berkurang. Bersepeda terakhir adalah Sabtu, 13 September
2014; bersama teman mencari jalan tembus dari Cangkringan
(Mbah Maridjan) ke Kaliurang; berhasil! Setelah itu,
kesehatan saya naik-turun, dan akhirnya terkena nyeri
punggung pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014.
- Periode 18 Oktober - 31 Desember 2014, pada
periode ini, kesehatan saya sama sekali tidak bagus dan
tidak jelas. Proses penyembuhan penyakit yang saya alami
ini pada periode ini tidak jelas sama sekali. Proses
terapi kombinasi antara refleksi, pijat, dan fisioterapi
dibawah pengawasan dokter kurang memberikan hasil yang
menggembirakan. Akhirnya dilakukan MRI dan EMG, yang
berakhir dengan usulan tindakan operasi HNP Lumbal. Hal
ini menimbulkan kekhawatiran yang amat sangat kepada
saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mencoba
pengobatan alternatif.
- Periode 1 Januari 2015, pengobatan alternatif
dilakukan pada siang hari tanggal 31 Desember 2014.
Ternyata pada 1 Januari 2015, perubahan pada betis kaki
kanan saya segera tampak; kira-kira sekitar 60%
pengurangan nyeri. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi
semangat saya untuk sembuh. Akhirnya saya terapi dua kali
dengan pengobatan alternatif dan latihan dengan meja
pembalik atas inisiatif saya sendiri, serta renang;
ternyata progresnya bagus.
- Penyebab penyakit: menurut pendapat Pak
Giono yang mengobati secara alternatif, penyebab HNP
pada lumbal yang saya alami adalah semacam salah urat
yang menekan lumbal terkait. Kemudian berdasarkan
analisis teman yang mengantar saya ke pengobatan
alternatif, penyebab salah urat tersebut adalah jatuh
dari sepeda pada Minggu, 2 Maret 2014. Menurut
pendapat saya, hal-hal ini masuk akal. Alhamdulillah
akhirnya penyebab penyakit dan penyembuhan penyakit saya
berlangsung dengan baik.
Gambar 8a. Kronologi kejadian sakit nyeri kaki kanan yang
berkepanjangan (via Endomondo).
Gambar 8b. Kronologi kejadian sakit nyeri kaki kanan yang
berkepanjangan (via Garmin Edge 800).
Internalisasi Pribadi
Permasalahan Kesehatan Diri
Setelah pengalaman terkena penyakit syaraf kejepit (yang
menurut saya tidak begitu jelas, seperti dijelaskan di
atas), maka saya mempunyai pendapat bahwa kesehatan kita
sangat dipengaruhi oleh 3 hal dengan urutan mulai dari yang
paling penting yaitu:
- Kebugaran psikologis (jiwa).
- Asupan makanan sehat (jiwa dan raga)
- Kebugaran fisik (raga).
Catatan kaki:
- [1]
Gowes G4 yang berakhir di UGD RS Bethesda ...
- Seperti biasa setiap Minggu saya nggowes tandem
bersama isteri. Hari ini, Minggu 2 Maret 2014, saya
nggowes ke Embung Tambakboyo, kemudian ke utara dan turun
melalui Jalan Kaliurang untuk berkumpul dengan
teman-teman di Gelanggang Mahasiswa UGM.
- Gowes kali ini rencananya untuk menengok salah
seorang teman yang jatuh dari sepeda sekitar sebulan yang
baru lalu. Perjalanan dimulai dari Gelanggang Mahasiswa
UGM ke Jalan Kolombo ke arah timur. Saat saya melintas di
perempatan UNY, ada pengendara sepeda motor menyalib saya
dan isteri dari kanan kemudian langsung belok ke kiri.
Bagian belakang kendaraan mengenai roda depan tandem yang
saya kendarai. Ya jatuhlah isteri dan saya. Saya
pendarahan dari luka luar di kepala tetapi isteri
mengalami retak minor di bagian pangkal lengan kanan.
Akhirnya gowes kali ini berakhir di UGD RS Bethesda,
untung bisa rawat jalan.
- Semoga kejadian ini menjadi peringatan bagi para
pemakai jalan agar mengetahui etika berlalu-lintas;
karena ugal-ugalan mengakibatkan penderitaan bagi pemakai
jalan lain yang tidak bersalah.
- Bagi MBAK yang membelok tadi (sehingga berakibat
kecelakaan ini), mohon gunakan kejadian ini untuk
berjanji kepada diri sendiri agar di masa depan belajar
etika lalu lintas. Biarlah isteri dan saya saja sebagai
korban, jangan ada lagi korban-korban lain di masa
depan.
- Permintaan maaf tidak harus selalu diucapkan secara
lisan. Rasa bersalah harus ditransformasikan menjadi
komitmen perubahan sikap menjadi lebih baik di masa
mendatang. Hal ini sangat lebih berharga (untuk
masyarakat luas) dibanding permintaan maaf yang biasanya
hanya diucapkan sesaat dan tanpa makna.
- [2]
Pemeriksaan MRI membutuhkan biaya sekitar 1,2 juta, namun
bisa menggunakan fasilitas Askes/BPJS.
- [Berbagi cerita mengurus rujukan fasilitas BPJS
via Kartu Askes]
- Karena diminta oleh dokter spesialis syaraf, untuk
MRI penyakit Ischialgia HNP Lumbal, maka Jumat 19
Desember 2014, pas lainnya memperingati dies UGM ke 65;
saya mencari rujukan untuk bisa melakukan MRI di RS
Bethesda.
- Berdasarkan kartu askes, saya cari
puskesmas rujukan yaitu Puskesmas Jln. Lely Perumahan
Concat.
- Ternyata Puskesmas rujukan harus merujuk ke RS
Rujukan diatasnya yaitu RS Condongcatur.
- Baru RS Condongcatur mengeluarkan surat rujukan ke
Bethesda dibarengi surat eligibilitas RS Condongcatur
sebagai peserta BPJS.
- Dari A-C kira-kira membutuhkan waktu 08:00-14:00 wib.
Sekarang saya tinggal membawa surat rujukan tersebut ke
Poli Syaraf RS Bethesda. Semoga sembuh:-)
- Catatan:
- saya, pasien, harus datang sendiri mengurus surat
rujukan, sambil kesakitan tentu saja.
- ketemu dosen UGM yang kena stroke diterapi di RS
Condongcatur juga.
- ketemu pasien sesama sakit syaraf, kata kuncinya
"harus sabar" karena penyembuhannya lama.
- lagi dadi lelakon, pancèn kudu
sabar:-)
- Saya sebetulnya agak awam dalam penyakit ini. (1) Ada
teman FKG pernah tidak bisa bergerak selama 6 bulan
menyarankan ke RS Sardjito karena sukses menangani
beliau. (2) Saya sebetulnya sudah diterapi sekitar 2
bulan oleh dokter dari RS tertentu. (3) Ada sahabat saya
yang dokter spesialis syaraf (dosen FKU), kebetulan
isterinya pernah pakai fasilitas MRI BPJS/Askes
menyarankan untuk MRI ke RS Bethesda. Jadi saya manut
saja. Lha tidak punya alasan rasional yang lebih
baik.
|