Gambar 1. 1881-1889: Trem berkuda di Batavia dengan para
penumpangnya (sumber
foto)
Foto 2. 1890-1900: Trem uap melewati toko "Eigun Hulp" di
Molenvliet bagian barat, Batavia. (sumber
foto)
Foto 3. 1880-1910: Trem uap sedang melewati pintu air di
Batavia. (sumber
foto)
Foto 5. 1900-1940: Trem uap di sepanjang jalan Meester
Cornelis, Batavia;
sekarang Jatinegara, Jakarta (sumber
foto)
Foto 6. 1915-1920: Di Batavia, trem uap sebagai
sarana angkutan massa telah tersedia pada beberapa
lokasi. Sejak 1869, Batavia telah menggunakan trem
ditarik kuda, tetapi baru tahun 1883 trem uap
tersedia. Pada tahun 1899 trem listrik mulai
digunakan. Pada tahun yang sama, kereta api uap
dibangun pula pada dua kota besar di pantai utara
Jawa yaitu Semarang dan Surabaya. Perbedaan antara
trem uap dan kereta api uap tidak besar. Trem uap
digunakan pada daerah perkotaan, sedangkan kereta
api digunakan pada trayek Semarang-Cirebon dan
Semarang-Juana. (P. Boomgaard, 2001). Trem uap di
Batavia dibangun oleh pabrik baja Carl Schlieper.
Juru foto: K. Kroitzsch. (sumber
foto)
|
Foto 6. 1925: Postspaarbank di tepi Molenvliet
yang menjadi pusat trem uap di Batavia. (sumber
foto)
Foto 7. 1925-1938: Gedung Postspaarbank di daerah Harmoni,
Batavia. (sumber
foto)
Foto 8. 1950: Trem uap di depan Postspaarbank
di tepi Molenvliet dekat dengan Hotel des Indes di Batavia.
(sumber
foto)
Foto 9. 1890-1900: Stasiun trem uap di dekat Gerbang
Amsterdam. (sumber
foto)
Foto 10. 1920-1940: Persimpangan jalan di Gedung Teater,
Batavia.
Trem uap menuju Gedung Komedi dekat jalan Pos. Di sebelah
kanan
tampak agen berita Aneta dan jembatan menuju ke jalan Pasar
Baru. (sumber
foto)