Batavia Tempo Doeloe
Angkutan Oemoem - Trem (2/2)

dikumpulkan dari berbagai sumber
untuk mempercepat penyebaran informasi secara efisien
dan menambah percepatan kemajuan Indonesia tercinta ...


Foto 1. 1870-1900: Jembatan Kramat, Batavia. Di latar belakang,
di belakang orang yang berdiri dekat pohon, tertulis papan nama penjahit A. Kim. (sumber foto)


Foto 2. 1870-1900: Trem uap di daerah pelabuhan baru, Batavia. (sumber foto)


Foto 3. 1900-1930: Trem uap di sepanjang Molenvliet, Batavia. (sumber foto)


Foto 4. 1883-1900: Balai Kota Batavia. 1900-1940: Batavia bukan saja markas besar VOC, tetapi juga diposisikan sebagai sebuah kota Belanda di daerah tropis. Seperti suatu kota Belanda, Batavia juga dilengkapi dengan Gedung Balaikota yang dibangun antara tahun 1707 dan 1710. Sekarang tempat itu menjadi museum sejarah Jakarta, Di balaikota itu berkantor Dewan Kota dan Balai Harta Peninggalan, seperti di kota-kota Belanda pada zaman Republik. Balai Harta Peninggalan mempunyai dana besar yang dipinjamkan ke VOC dengan mendapat bunga yang lazim, sehingga para yatim-piatu Eropa dan Indo-Eropa yang berasal dari Hindia Belanda dan seringkali tinggal di negeri Belanda tidak perlu mengemis. (P. Orchard, 2001). (sumber foto)

Catatan: Balai Harta Peninggalan zaman Belanda atau lebih dikenal dengan weeskamer (wees = yatim)adalah lembaga yang mengurus warisan anak yatim di bawah umur dan menyantuninya. Rupanya pada zaman itu jaminan sosial untuk anak yatim-piatu sudah berjalan. Bagaimana dengan Balai Harta Peninggalan di Indonesia masa kini?


Foto 5. 1900-1940: Pemberhentian trem uap di samping Balai Kota Batavia. (sumber foto)


Foto 6. 1900-1940: Jalan Rijswijk Batavia. (sumber foto)


Foto 7. 1900-1940: Trem uap di Kramat-Salemba Batavia. (sumber foto)


Foto 8. 1915-1925: Sebuah trem uap sedang melewati kantor yang dahulu milik KPM,
sekarang menjadi kantor departemen sosial dan Bala Keselamatan. (sumber foto)


Foto 9. 1939: Stasiun kereta api utama Gambir kota Batavia.
Pada paruh pertama abad 20, pusat kota Batavia dipindah ke Weltevreden, tepatnya Koningsplein, sekarang Lapangan Medan Merdeka. Di sini terdapat istana Gubernur Jenderal dan Setasiun kereta api Gambir. (P. Orchard, 2001). (sumber foto)

(sebelum, sesudah)


oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Facebook - PerkuliahanTweeter - Djoko LuknantoLinkedin - Djoko LuknantoFacebook - Djoko Luknanto
(Djoko Luknanto, Jack la Motta, Luke Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/, http://luk.tsipil.ugm.ac.id/itd/)  

Pensiunan Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676, 519788