Gambar 1. Lukisan empat penari Jawa dalam
L'Exposition Universelle, 1889, Supplément
no 27 (Bibliothèque Historique de la Ville
de Paris). Tarian inilah yang membuat terpana
seniman besar Perancis, Claude
Debussy. Lihat foto penari ini di bawah.
(sumber
foto). Paper/artikel terkait Jawa dalam pameran
ini dapat diperoleh dalam: 01
02
03
|
Foto 2. Empat Penari Jawa (foto tahun 1889;
Bibliothèque Historique de la Ville de Paris).
(sumber
foto)
Foto 3. Penari Jawa (foto tahun 1889;
Bibliothèque Historique de la Ville de Paris).
(sumber
foto)
Foto 4. Penari Jawa (foto tahun 1889;
Bibliothèque Historique de la Ville de Paris).
(sumber
foto)
Foto 5. Empat Penari dan Dua Wanita Jawa (foto tahun
1889;
Bibliothèque Historique de la Ville de Paris).
(sumber
foto)
Foto 6. Gamelan Jawa dalam Pameran Dunia Peringatan ke 400
penemuan Amerika oleh
Columbus yang diselenggarakan di Chicago, 1 Mei-31 Oktober
1893. (sumber
foto)
Gambar 7. 1876: Tarian Bedaya Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat
(lukisan F.C. Wilsen) (sumber
foto)
Foto 8. Tari Srimpi Renggawati karya
Hamengkubuwana V (24 Januari 1820 5 Juni
1855).
Kisah Dewi Renggawati (Ambarawati) yang menemukan
burung Mliwis penyamaran Prabu Angling Darma raja
Malawapati yang sedang mencari pengganti almarhumah
istrinya Dewi Setyawati. Biasanya Tari Srimpi
dibawakan oleh 4 putri,namun Srimpi Renggowati
ditarikan oleh 5 orang: 4 penari Srimpi dan 1
penari Renggowati yang biasanya adalah gadis yang
belum menstruasi. Cerita ini sering ditampilkan
dalam pementasan kethoprak tradisional
Penjelasan dari ahli tari gaya Yogyakarta,
Susetyo
Hario Putero. (sumber
foto)
|
Foto 9. 1900-1940: Pertunjukan wayang kulit di nDalem
Sompilan 12, Ngasem, Yogyakarta.
Peringatan 15 tahun naik tahta Hamengku Buwono VIII.
(sumber
foto)
Foto 10. 1910-1925: Pertunjukan wayang orang di Pura
Mangkunegaran Sala. (sumber
foto)