Kumpulan Artikel
Mengenai Peristiwa Ambon

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

 

Date: Sat, 29 Jul 2000 22:30:56 -0500
From: "Ikranagara" <ikranagara@mindspring.com>

Kebetulan saya dapat kiriman dari kenalan, Banteng Johan Mukaram, berkenaan dengan soal Ambon. Dia minta saya menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggeris untuk disebarkan di luar negeri. Sudah saya terjkemahkan, dan sudah saya kirimkan kepadanya. Anda boleh baca, silahkan!

Ikra


Pak Ikranagara;

Saya mendapat tugas dari teman. dia pernah berhubungan dengan Pak Ikra urusan Ambon. Katanya Pak Ikra ingin dapat kronologi soal Ambon. Kata teman saya itu, kronologi ini harus Pak Ikra terjemahkan ke dalam bahasa Ionggeris. Untuk disebarkan di internet di luar negeri. Pokoknya, kronologi ini sebarkan ke pada siapa saja yang dikenal. Demikianlah harapan kami berdua kepada Pak Ikra.

Saya kenal nama Pak Ikra di koran dan TV Pak Ikra bikin pentas drama yang bikin pertunjukan di TIM. Juga Pak Ikra main jadi Markum dalam film dengan Dedy Miswar. Filmnya lucu sekali. Saya bangga bisa membantu Pak Ikra, siapa tahu bahan saya ini bisa jadi drama untuk TIM. Tapi jangan dibikin lucu.

Kalau bisa yang sedih, bikin orang menangis.

Saya sudah buka kembali berita-berita tentang Ambon. Jadi, saya susun secara kronologi. Tapi kawan saya itu bilang terlalu panjang kalau untuk internet. Dia ikut memendekkan.

Jadi, inilah hasilnya, setelah dipendekkan, saya susun kembali menjadi tulisan pendek dan ringkas "Tragedi Ambon Dalam Tiga Bagian".

Kalau jadi drama, jangan lupa mengundang saya.


BANTENG JOHAN MUKARAM

"TRAGEDI AMBON DALAM TIGA BAGIAN"

Bagian "Pembukaan" Tragedi Ambon dimulai di Jakarta. Sudah lebih dari dua tahun yang lewat. Waktu itu ada preman (penjaga keamanan club malam atau kafe) yang beragama Nasrani bikin onar di kawasan Ketapang di Jakarta Pusat. Keonaran seperti ini sudah sering dilakukan dan masyarakat sekitar sebenarnya tidak suka. Akhirnya penduduk yang tinggal di situ kehilangan kesabaran. Peristiwanya, adalah seorang anak muda muslim digebug preman Ambon, kemudian ada jendela mesjid yang dipecah, dan sebuah sepeda motor juga rusak. Berita ini menyebar luas, akibatnya orang-orang Ambon Nasrani yang jadi kliknya datang, tapi juga orang Islam datang, mereka berhadap-hadapan di sana. Tapi preman Ambon Nasrani itu jumlahnya kalah dibandingkan dengan yang Islam, akibatnya mereka ketakutan dan sembunyi di sebuah gedung. Kafe tempat preman bekerja itu terbakar. Preman Ambon itu bersembunyi di sebuah gedung, tapi rakyat mengancam akan membakar gedung itu. Tapi untung ada polisi memisahkan, sehingga preman yang bersembunyi itu bisa keluar dengan selamat setelah ada perjanjian gedung tempat sembunyi tidak akan dibakar asal pereman itu menyerah kepada polisi. Dan akhirnya preman itu semua digiring ke kantor polisi tanpa diganggu lagi. "Pembukaan" ini berakhir dengan damai.

Kabarnya polisi mengirim preman itu pulang ke daerahnya, ke Pulau Ambon. Paling tidak, sebagian daripada preman Ambon yang beragama Nasrani ini ketika di Ambon bikin onar dengan pemuda muslim pada hari suci Iedul Fitri. Inilah awal kejadian di Bagian "Pertama" di Ambon ini. Demikianlah, perang antara orang Islam dan orang Nasrani di Ambon yang berlangsung lama ini dimulai pada hari itu. Banyak korban jatuh di kedua belah fihak. Tapi di Bagian "Pertama" ini, orang Islam yang sudah turun temurun tinggal di Ambon justeru yang jadi korban pembantaian. Ratusan yang mati. Rumah-rumah mereka juga musnah dibakar dan juga mesjid-mesjid. Mereka mengungsi keluar dari Ambon, dan jadi pengungsi di kota-kota terdekat seperti Makasar. Sebagian kecil ada juga yang lari sampai ke Pulau Jawa. Di Bagian "Pertama" ini beberapa orang polisi dan tentara ikut membantu kelompok Nasrani, karena mereka seagama.

Bagian "Kedua", seorang pemimpin tingkat nasional yang beragama Islam di Jakarta minta agar Amerika Serikat melakukan intervensi ke Ambon agar bisa berhenti semuanya kembali jadi damai seperti semula. Itu diucapkan ketika Menlu Albright datang berkunjung ke Jakarta. Tapi Amerika Serikat tidak perduli waktu itu. Masyarakat muslim di Jawa kemudian malah memfitnah tokoh Islam itu dituduh agen CIA. Memang ada perasaan Anti-Barat di Indonesia, terutama terhadap Amerika, Belanda dan terakhir Anti- Australia. Dalam Bagian "Kedua" ini Ummat islam di seluruh Indonesia marah waktu presiden baru, Gus Dur,terkenal suka ngomong semaunya, mengatakan yang mati di Ambon itu cuma lima orang saja. Dan juga mengatakan biarlah orang Ambon sendiri yang menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi, juga kalangan Nasrani juga marah kepada Gus Dur soal jumlah itu. Sebab, menurut kalangan Nasrani, juga jatuh korban banyak. Ada yang bilang berpuluh-puluh orang mati dibunuh. Ada malah yang bilang jumlahnya ratusan, sama besar jumlahnya dengan yang beragama Islam. Akhirnya Jakarta mencoba mencari jalan penyelesaian agar damai. Pemimpin pemerintahan baru datang ke Ambon. Tapi semua gagal. Pertempuran dan pembunuhan masih terus terjadi. Juga tersebar berita bahwa polisi atau tentara membantu kelompok Nasrani di sana, selain juga ada yang membantu kelompok Islam. Kelompok pemuda Islam membentuk kelompok-kelompok untuk membantu Ummat Islam di Ambon. Mereka bawa makanan dan obat-obatan. Juga tenaga dokter dan perawat untuk yang jadi korban. Dan mereka yang datang ke Ambon ini akhirnya tahu apa yang benar-benar terjadi di medan pertempuran. Mereka menyaksikan kelompok Nasrani itu ada yang mengibarkan bendera RMS ketika menyerbu pemukiman Ummat Islam. Kesimpulan mereka, ada sekelompok orang Nasrani yang memanfaatkan kekacauan ini untuk memproklamirkan kemerdekaan supaya bisa lepas dan Indonesia. Pendapat ini akhirnya merupakan pendapat yang umum di kalangan pemuda Islam akhirnya. Ini berarti pemuda Islam mempunyai perasaan nasionalisme yang menjadi semangat juang mereka melawan kaum separatis di Ambon

Bagian "Ketiga" diawali dengan pasukan Jihad yang terdiri dari pemuda Islam yang terlatih datang dari Jawa menuju ke Ambon. Dengan adanya mereka kelompok Islam di Ambon mendapat tambahan kekuatan fisik dan senjata. Kabarnya ada fihak militer yang ikut membantu pasukan Jihad ini. Mereka merasa berjuang bersama melawan kelompok Nasrani yang mau memisahklan diri dari Indonesia, yang bernama kelompok RMS. Alasan perjuangan bukan saja adanya kesamaan agama. Tapi juga rasa nasionalisme. Mereka yakin berjuang untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan NKRI. Dan sekarang yang meminta kepada negara asing agar melakukan intervensi adalah fihak gereja Nasrani. Mereka dulunya di Bagian "Pertama" justeru diam saja.

Bagian "Penutup" Tragedi Ambon ini adalah sejumlah orang Ambon meninggalkan Ambon. Di antara mereka itu ada yang pergi ke Poso, wilayah Sulawesi, dan di sana mereka melakukan pembantaian terhadap Ummat Islam yang mereka temukan. Tapi akhirnya polisi berhasil menangkap salah seorang pemimpin mereka. Pemimpin ini dijebloskan ke dalam penjara.

(Banteng Johan Mukaram)

ISNET Homepage | MEDIA Homepage
Program Kerja | Koleksi | Anggota | Indeks Artikel

Please direct any suggestion to Media Team