BAB 3. SIAPAKAH PENGARANG BARN DAN DI MANAKAH
DITULIS?
Sekarang harus kita selidiki siapakah gerangan pengarang
Barn. Bahan-bahan keterangan apakah yang tersedia? Kita
harus mencari seorang yang hidup antara tahun 1300 dan 1600.
Orang itu mengenal isi baik Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru, meskipun pengetahuannya tidak
sempurna.1
Agaknya orang itu mengenal juga ajaran agama Islam. Hal
itu antara lain terbukti bukan saja karena disebutnya nama
Nabi Muhammad, tetapi juga karena dikemukakannya
pandangan-pandangan yang dianut oleh agama Islam
(bandingkanlah Bab 2).
Keterangan yang penting pula adalah tentang bahasanya,
yakni dialek Tuska-Venezia (jadi dari wilayah Italia bagian
Utara), dengan kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh
pengaruh bahasa Spanyol. Agaknya pengarang hidup di Spanyol
dan di Italia dan mempunyai hubungan dengan Gereja dan
dengan agama Islam.
Apakah di samping bahan-bahan yang agak samar itu masih
ada keterangan lain yang lebih jelas? Dapatkah ditunjuk
keadaan, dalam mana kitab semacam itu dikarang oleh seorang
yang mengetahui seluk-beluk Gereja dan agama Islam?
Marilah kita lihat keadaan pada zaman itu di Spanyol dan
di Italia. Pada masa itu keadaan orang Yahudi dan orang
Islam sangat menyedihkan karena penganiayaan dari pihak
Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi. Banyak
orang Yahudi dan penganut agama Islam dipaksa menjadi
Kristen. Dan mereka itu diawasi pula apakah memang berganti
agama secara serius. Penganiayaan itu mencapai puncaknya
pada akhir abad ke-16!
Apakah ada kemungkinan pemalsuan injil itu dikarang oleh
seorang yang dipaksa masuk agama Katolik Roma serta harus
mengikuti pendidikan Katolik Roma, dan dengan demikian ia
"membalas dendam" atas segala sesuatu yang dideritanya dari
pihak Gereja Katolik Roma? Anggapan tentang bentuk pemalsuan
itu tidak begitu jauh dari sasarannya. Sebab pada akhir abad
ke-16 beberapa pemalsuan injil beredar di Spanyol.
Kitab-kitab itu dikarang dalam bahasa Arab dan dikatakan
berasal dari rasul-rasul Yesus. Spanyol digemparkan oleh
kitab-kitab tersebut, akan tetapi ternyata pemalsuan belaka!
Naskah-naskah itu dikarang oleh dua orang, yakni Alonso
de Castillo dan Miguel de Luna, kedua-duanya juru bahasa
dari golongan
Morisko2.
Kelompok Morisko adalah pemeluk agama Islam yang dipaksa
berganti agama dan masuk agama Katolik Roma. Namun hal itu
dilakukannya lahiriah saja, tidak dalam lubuk hatinya. Di
samping kelompok Morisko terdapat pula golongan Marrano,
yakni orang-orang Yahudi yang dipaksa masuk agama Katolik
Roma, namun secara batin tidak dianutnya.
Perlu dikemukakan juga bahwa banyak orang di Spanyol,
yang pada akhir abad ke-16 dipaksa berganti agama, melarikan
diri ke Italia. Dapat ditambahkan pula bahwa Fra Felice
Peretti de Montalto yang kemudian menjadi Paus Sixtus V,
sangat giat menganiaya orang yang belum berganti agama di
Venezia (Italia) pada tahun-tahun 1558-1568. Apakah mungkin
pengarang Barn berasal dari golongan Morisko atau Marrano?
Adapun latar belakang pengarang yang berbau Spanyol jelas
terbukti dari Barn fasal 54. Dalam fasal itu dikemukakan
tentang sekeping uang "denarius" (Abubakar/Basjmeleh:
"sekeping emas", Rahnip: "sepotong emas") yang terbagi dalam
60 "minuti" (Abubakar/ Basjmeleh: "filis",
Rahnip: "bagian"). Yang dimaksud adalah sekeping mata uang
Spanyol kuno!
Selanjutnya harus kita lihat apakah yang diungkapkan di
dalam Barn fasal 191 dan 192. Dalam fasal-fasal itu
diceriterakan bagaimana kitab Musa yang benar diketemukan
oleh Nikodemus di perpustakaan Bait Allah. Dalam kitab Musa
itu "tersurat bahwa Ismael adalah ayah Mesias, dan Ishak
adalah "ayah utusan Mesias", dan seterusnya. Kemudian
Nikodemus mengemukakan", "Kitab itu
tidak sempat saya baca seluruhnya, karena Imam Agung --saya
berada di ruang perpustakaannya-- melarang saya, sambil
berkata bahwa kitab itu dikarang oleh seorang
Ismaeli."
Dari ayat itu jelas pula pengaruh agama Islam atas Barn.
Menarik sekali kalau bagian Barn tersebut dibandingkan
dengan bagian kata pendahuluan naskah berbahasa Spanyol.
Dalam kata pendahuluan naskah yang berbahasa Spanyol (yang
tidak termasuk Barn) dikemukakan bahwa naskah Barn bahasa
Italia dicuri oleh seorang rahib bernama Fray Marin (atau
Fra Marino) dari perpustakaan Paus Sixtus V (1585-1590).
Menurut ceritera Fray Marin adalah teman Paus Sixtus V.
Ketika mereka berdua sedang bekerja bersama-sama di
perpustakaan Vatikan Roma, tertidurlah Paus dan Fray Marin
menemukan Barn. Kemudian Barn disembunyikannya dalam lengan
bajunya dan dibawanya ke luar perpustakaan. Sesudah
dibacanya dia memeluk agama Islam. Menurut kata pendahuluan
tersebut Barn diterjemahkan oleh Mustafa de Aranda dari
bahasa Italia ke dalam bahasa Spanyol.
Apabila kita pertimbangkan bahwa a) Barn mempunyai latar
belakang Spanyol seperti terbukti oleh nama sekeping mata
uang; b) ejaan bahasa Italia dipengaruhi oleh bahasa
Spanyol: c) orang-orang yang berganti agama dan memeluk
agama Islam sering kali menggantikan namanya; dan d) banyak
orang Marrano dan Morisko melarikan diri dari Spanyol ke
Italia, sehingga kemungkinan besar Fray Marin dan Mustafa de
Aranda adalah orang yang sama. Dan orang itulah pengarang
Barn, sehingga hal itu patut dipertimbangkan. Memang
kepastiannya tak dapat dikuatkan. Namun dapat dikemukakan
bahwa Paus Sixtus V sangat giat menganiaya orang yang belum
masuk agama Katolik Roma; dan pada akhir abad ke-16 beredar
beberapa pemalsuan Injil. Jadi ada kemungkinan kitab Barn
dikarang oleh orang tersebut karena kegeramannya atas
penganiayaan dan dengan demikian secara diam-diam mendukung
agama Islam.
Dalam naskah bahasa Spanyol diungkapkan pula bahwa
Mustafa de Aranda melarikan diri ke Istambul (Turki).
Peristiwa itu mungkin dapat memberi kejelasan atas fakta
bahwa catatan-catatan dalam bahasa Arab yang terdapat pada
pinggiran naskah yang berbahasa Italia memperlihatkan
pengaruh Turki, sebagairnana ditetapkan oleh para ahli.
Apakah dalam keseluruhannya masih dapat ditempatkan juga
unsur-unsur Yahudi yang terdapat dalam Barn? Salah satu
unsur Yahudi ialah penyangkalan bahwa Yesus adalah Mesias
(Barn fasal 42 dan 96). Bahwa Yesus adalah Mesias (Almasih)
tidak disangkal dalam Alkitab dan tidak disangkal dalam
Quran, melainkan oleh orang Yahudi. Kisahnya mungkin begini:
seorang Yahudi berkebangsaan Spanyol dipaksa memeluk agama
Katolik Roma dan harus mengikuti pendidikan Katolik Roma,
kemudian ia berkenalan dengan agama Islam lalu memeluk agama
ini; sebagaimana banyak orang lainnya dia meninggalkan
Spanyol dan pergi ke Bologna (Italia), dan di kota itu
dikarangnya Barn baik dalam bahasa Italia maupun dalam
bahasa
Spanyol.3
Walaupun uraian di atas tidak dapat dibuktikan kebenarannya
secara mutlak" namun bermacam-macam unsur dalam Barn dapat
dijelaskan olehnya.
- Catatan kaki:
- 1 Dalam fasal 80
dinyatakan bahwa Daniel berumur 2 tahun ketika dia
ditangkap oleh Nebukadnezar. Akan tetapi menurut
Perjanjian Lama, kitab Daniel fasal 2 ayat l, tertulis
bahwa Daniel diminta nasihatnya oleh raja Nebukadnezar
"Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar..."
Setelah itu Daniel berkuasa atas sebuah propinsi. Kalau
begitu, hal itu terjadi ketika Daniel berumur 3 atau 4
tahun?! Mustahil!
Perihal pengetahuan pengarang Barn tentang Perjanjian
Baru periksalah catatan mengenai Barnabas pada akhir bab
4 buku ini.
- 2 Lihat T.D.
Kendrick, St. James in Spain, London, 1960, bab V, dan
Peter Dressendorfer, Islam unter der Inquisition. Die
Morisco Prozesse in Toledo, 1575-1610, Wiesbaden, l971.
- 3 Khalil Saadah pun
menarik kesimpulan sebagai berikut "bahwa penulis asli
dari Indjil ini adalah seorang Jahudi dari Spanjol jang
telah memeluk agama Islam", periksa Indjil Barnabas,
terjemahan Abubakar/Basjmeleh" hlm. XXIV.
|