BUKTI LEBIH LANJUT
Ismail Anak Pertama
Sejak Dominee tanpa daya menyetujui setiap permasalahan,
saya berkata, "Dominee, sejauh ini yang saya lakukan hanya
membuktikan satu point (masalah) dari keseluruhan ramalan.
Membuktikan rangkaian kata Like Unto Thee (Seperti kamu -
Seperti Musa). Ramalan tersebut lebih banyak dari sebuah
ungkapan berikut:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara
saudara mereka, seperli engkau ini..." Penekanannya pada
kata-kata "Dari antara saudara mereka." Musa dan kaumnya,
orang-orang Yahudi, di sini ditujukan sebagai satu kesatuan
ras, dan sebagai 'saudara' mereka tanpa ragu-ragu adalah
bangsa Arab. Perhatikanlah, kitab suci Injil menyata-kan
Ibrahim (Abraham) sebagai "Sahabat Tuhan". Ibrahim mempunyai
2 orang istri, Sarah dan Hajar. Hajar melahirkan seorang
anak Ibrahim, putra pertamanya. "... dan Ibrahim menamai
anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail. "(Kejadian 16:15).
"Dan, Ibrahrim memanggil Ismail, anaknya.... " (Kejadian 17:
23). "Dan, Ismail, anaknya, berumur 13 tahun ketika dikerat
kulit khatannya." (Kejadian 17: 25). Sampai usia 13 tahun
Ismail adalah satu-satunya anak dan benih Ibrahim, ketika
perjanjian disahkan antara Tuhan dan Ibrahim. Tuhan memberi
Ibrahim anak laki-laki melalui Sarah, yang dinamakan Ishak,
yang sangat muda dibandingkan Ismail.
Bangsa Arab dan Yahudi
Jika Ismail dan Ishak adalah anak dari ayah yang sama
(Ibrahim), maka mereka adalah kakak beradik. Karena itu,
anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari anak yang
lain. Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan keturunan
Ismail adalah bangsa Arab jadi mereka bersaudara satu sama
lain. Injil menegaskan "...Dan, dia (Ismail) akan menentang
semua saudaranya." (Kejadian 16: 12). "Dan, dia (Ismail)
wafat dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya." (Kejadian 25:
17). Anak-anak Ishak adalah saudara dari keturunan Ismail.
Dengan cara yang sama Muhammad berasal dari saudara bangsa
Israel, karena dia adalah keturunan anak Ismail putra
Ibrahim. Hal ini tepat sekali dengan ramalan tersebut: "...
dari antara saudaramu" (Ulangan 18: 18). Ramalan itu dengan
jelas menyebutkan nabi yang akan datang yang seperti Musa,
harus tidak berasal dari anak-anak Ishak atau di antara
mereka sendiri, tetapi berasal dari antara saudara mereka.
Karena itu Muhammad berasal dari saudara mereka.
Firman dalam Mulut
Lebih jauh ramalan mengatakan, "... dan Aku akan menaruh
firman-Ku dalam mulutnya..." Apakah artinya jika dikatakan,
"Saya akan menaruh firman saya dalam mulut Anda?"
Perhatikan, ketika mula-mula saya meminta Anda (Dominee)
untuk membuka Ulangan 18: 18 dan jika saya meminta Anda
untuk membacanya, lalu Anda telah mem-bacanya, apakah itu
berarti saya telah menaruh firman saya dalam mulut
Anda?"
Dominee menjawab, "Tidak."
Tetapi, saya melanjutkan, "Jika saya mengajari Anda
sebuah bahasa yang Anda tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta Anda
untuk membaca atau mengulangi sesudah saya, apa yang saya
ucapkan; yaitu:
"Katakanlah, 'Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan, tidak
ada seorang pun yang setara dengan Dia.' (QS. Al-Ikhlas:
1-4).
Tidakkah saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum
pernah didengar dan telah kamu ucapkan, ke dalam mulut
Anda?" Dominee tentu saja setuju.
Dengan cara yang sama, saya berkata; "Kata-kata kitab
suci Al-Qur' an, wahyu yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa kepada Muhammad diungkapkan."
Sejarah menyatakan bahwa Muhammad ketika itu ber-usia 40
tahun. Ia berada dalam sebuah gua kira-kira 3 mil ke utara
dari kota Makkah. Hari itu adalah malam ke 17 bulan Ramadhan
(dalam buku aslinya yang berbahasa Inggris di-tulis: "malam
ke 27 bulan Ramadhan"). Dalam gua malaikat Jibril
memerintahkannya dalam bahasa daerahnya:
"'Baca!" atau 'nyatakan!' atau 'bawakan!"' Muhammad
ketakutan dan dalam keadaan kebingungan menjawab:
"Saya tak dapat membaca!" Malaikat memerintahkan untuk
kedua kalinya dengan hasil yang sama. Pada yang ke-tiga
kalinya malaikat melanjutkan.
Barulah Muhammad mengerti apa yang harus dilakukannya
hanyalah mengulangi untuk berlatih. Dan dia mengulangi
kata-kata yang ditaruh dalam mulutnya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah YangMaha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
(QS. Al-'Alaq: 1-5).
Ini semua adalah ayat pertama yang diwahyukan kepada
Muhammad, yang sekarang merupakan permulaan surat ke 96
(Al-'Alaq) dari Al-Qur'an.
Kesaksian Orang-orang Yang Beriman
Segera setelah malaikat pergi, Muhammad berlari ke
rumahnya. Dengan ketakutan dan berkeringat seluruh tubuhnya,
beliau meminta istri tercintanya, Khadijah, untuk
menyelimutinya. Beliau berbaring, dan istrinya
memandanginya. Ketika telah tenang kembali, Muhammad
menjelaskan kepada istrinya apa yang telah dilihat dan
didengarnya. Khadijah meyakinkannya bahwa ia percaya kepada
Muhammad dan bahwa Allah tidak akan membiarkan hal
mengerikan seperti itu terjadi padanya. Apakah ini semua
adalah pengakuan seorang penipu? Apakah penipu mengaku bahwa
ketika seorang malaikat mendatangi mereka dengan pesan dari
Yang Maha Tinggi, mereka menjadi kuatir, ketakutan dan
berkeringat seluruh tubuhnya, lari ke rumah menuju istrinya?
Setiap kritikus dapat melihat bahwa reaksi dan pengakuannya
ini adalah dari seorang yang jujur dan tulus, manusia
kebenaran --Al Amin-- yang jujur, yang tulus dan yang dapat
dipercaya.
Selama 23 tahun berikut dalam hidup kenabiannya,
kata-kata tersebut 'ditaruh dalam mulutnya' dan beliau
mengucapkannya. Kata-kata tersebut memberi pengaruh yang tak
terhapuskan dalam hati dan pikirannya; dan ketika jumlahnya
bertambah, kata-kata suci tersebut dicatatnya pada daun,
kulit dan tulang belikat hewan, serta di dalam hati
murid-murid yang tekun. Sebelum kematiannya, kata-kata ini
disusun dalam urutan seperti yang dapat kita temukan saat
ini dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Kata-kata wahyu tersebut
benar-benar ditaruh di dalam mulutnya; tepat seperti
dikatakan dalam ramalan pada diskusi, "Dan Aku akan menaruh
Firman-Ku dalam mulutnya." (Injil - Ulangan 18: 18)
Nabi Yang Ummi
Pengalaman Muhammad di dalam gua
Hira, kemudian dikenal sebagai Jabal
Nur, dan reaksinya terhadap wahyu pertama benar-benar
memenuhi ramalan Injil yang lain. Pada kitab Yesaya 29:12,
kita baca: "Dan apabila kitab itu" (Al-kitab, Al-Qur'an -
'pembacaan', 'pembawaan') "diberikan kepada seorang yang
tidak dapat membaca" Nabi yang ummi, Al Qur'an surat
Al-A'raf ayat 158, dengan mengatakan, "Baiklah baca ini,
Saya berdo'a untuk kamu" (Kalimat: "Saya berdo'a untuk kamu"
tidak ada dalam naskah Yahudi, bandingkan dengan Katholik
Roma "versi Douay" dan juga dengan "versi standar yang sudah
direvisi", Revised Standard Version) "Dan ia akan menjawab,
'Aku tidak dapat membaca'." "Aku tidak dapat membaca!"
adalah terjemahan yang tepat dari kata-kata yang diucapkan 2
kali oleh Muhammad kepada Roh Kudus, Malaikat Jibril, ketika
dia memerintahkan ("Baca!").
Izinkan saya mengutip ayat tersebut secara lengkap tanpa
terpotong seperti pada "versi King James" atau "versi yang
telah disahkan" yang lebih terkenal: "Dan, apabila kitab itu
diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan
mengatakan, 'Baiklah baca ini, saya berdo'a untuk kamu',
maka ia akan menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'." (Injil -
Yesaya 29: 12)
Yang perlu diperhatikan adalah belum ada Injil berbahasa
Arab pada abad 6 Masehi, ketika Muhammad hidup dan
berda'wah. Disamping itu beliau benar-benar tidak dapat
membaca dan menulis. Tak ada seorang manusia pun yang pernah
mengajarinya sebuah kata. Gurunya adalah penciptanya:
"Dan, tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. "
(QS. An-Najm: 3-5)
Tanpa pengajaran dari seorang manusia pun, ia mem-buat
malu orang-orang yang berpengetahuan.
Peringatan Penting
"Perhatikan!" Saya berkata kepada Dominee, "Bagaimana
ramalan tersebut cocok sekali dengan Muhammad. Kami tak
perlu menjabarkan ramalan agar terpenuhi dalam diri
Muhammad."
Dominee membalas, "Semua penjelasan Anda terdengar sangat
baik, tetapi itu semua tidak mempunyai konsekuensi yang
nyata, karena kami umat Kristen memiliki Yesus Kristus
sebagai reinkarnasi Tuhan, yang menyelamatkan kami dari
perbudakan dosa!"
Saya bertanya, "Tidak penting?"
Tuhan tidak menganggap demikian! Dia mengalami banyak
kesulitan agar peringatannya diingat. Tuhan tahu bahwa akan
ada orang-orang seperti Anda yang dengan kepandaian
berbicara, dengan senang akan mengurangi kata-katanya,
sehingga dia melanjutkan Ulangan 18:18 dengan peringatan
yang menakutkan: ayat terdekat berikutnya, "Dan, ha1
tersebut akan terjadi". "Orang yang tidak mendengarkan
segala Firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku,
daripadanya akan Kutuntut pertanggungjawaban." (Pada Injil
Katholik kata-kata terakhirnya adalah --"Aku akan menjadi
pembalas dendam"-- Aku akan membalas untuknya - Aku akan
membalasnya!) "Apakah hal ini tidak menakutkanmu? Tuhan Yang
Maha Kuasa sedang, mengancam pembalasan dendam! Nafas kita
terengah-engah jika beberapa penjahat mengancam, tidakkah
kamu takut pada peringatan Tuhan?"
"Ajaib dari keajaiban-keajaiban!" Pada Ulangan 18:19 kita
mendapatkan pemenuhan lebih jauh pada diri Muhammad!
Perhatikan kata-kata, "... firman-Ku yang akan diucapkan
Nabi itu dengan nama-Ku," "Atas nama siapa Muhammad
berbicara?" Saya membuka Kitab Suci Al-Qur-'an --terjemahan
Ustadz Yusuf Ali, pada surat 114, Surat An-Naas, atau
'Manusia'- surat terakhir, dan menunjukkan pada Dominee
formula di atas, surat tersebut:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang."
Dan di atas surat 113:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang."
Dan setiap surat sebelumnya 112, 111, 110, ... formula
dan artinya sama untuk setiap halaman, karena akhir
surat-surat akhir adalah pendek dan masing-masingnya
kira-kira hanya satu halaman.
"Dan apa yang diinginkan ramalan tersebut?'... yang akan
diucapkan dia (nabi itu) dengan nama-Ku' dan atas nama siapa
Muhammad berbicara? 'Dengan nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.' Isi ramalan tersebut terpenuhi dalam
diri Muhammad.
"Setiap surat dalam Al-Qur'an kecuali surat ke 9
(At-Taubah) dimulai dengan formula: "Dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."Umat Islam
memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum dengan
formula suci. Tetapi umat Kristen memulai: "Dengan nama
Bapak, Anak dan Roh Kudus."
Memperhatikan Ulangan bab 18; saya telah memberikan
kepada Anda lebih dari 15 alasan bagaimana ramalan tersebut
ditujukan kepada Muhammad bukan Yesus.
|