ILMU PENGETAHUAN DAN WAHYU AL-QUR'AN
Penghargaan Spontan
Saat ini, terdapat sekitar satu milyar umat Islam di
dunia yang tanpa ragu-ragu menerima Al-Qur'an sebagai
"Firman Allah" dan sebuah "Mu'jizat".
Mengapa tidak seharusnya, bahkan ketika musuh-musuh
memberikan penghargaan yang tidak diminta sehubungan dengan
mu'jizat alamiah dari kitab Tuhan ini. Pendeta R.
Bosworth-Smith dalam bukunya Mohammed and Mohammedanism,
menulis opini tentang Al-Qur'an:
- "Sebuah mu'jizat dari kemurnian gaya bahasa,
kebijaksanaan dan kebenaran."
Orang Inggris yang lain --A.J. Arberry, pada kata
pengantar terjemahan Al-Qur'an berbahasa Inggrisnya--
berkata:
- "Setiap saya mendengar Al-Qur'an dibacakan,
sepertinya saya sedang mendengarkan musik. Dalam alunan
melodi, selama itu terdapat suara yang terus-menerus
memukul sebuah drum, seperti memukul-mukul hati
saya."
Dari kata-kata ini dan selebihnya pada kata pengantarnya,
ia bersuara seperti seorang Muslim, tetapi sangat
menyesal ia meninggal tidak dalam Islam. Dan orang
Inggris lainnya seperti, Marmaduke Picktall dalam kata
pengantar untuk terjemahan Al-Qur'annya, melukiskannya
sebagai:
- "Simfoni yang tak ada bandingnya, suara yang
benar-benar dapat menggerakkan manusia menangis dan luar
biasa gembira."
Penulis ini memeluk Islam sebelum menterjemahkan
Al-Qur'an, dan kita tidak dalam sebuah posisi untuk
membuktikan apakah ia menulis pengaruh tersebut sebelum
atau sesudah perubahannya.
- "Setelah Injil, Al-Qur'an adalah kitab agama yang
paling mulia dan paling mempunyai kekuatan di dunia" (J.
Christy Wilson dalam Introducing Islam, New York 1950.).
- "Al-Qur'an adalah Injil kepunyaan Mohammedan, dan
lebih dihormati daripada kitab suci lainnya, lebih dari
Perjanjian Lama orang Yahudi atau Perjanjian Baru orang
Kristen." (J. Shillidy, D.D. dalam The Lord: Jesus in the
Koran, Surat 1913, p.111).
Kita dapat dengan mudah mengemukakan selusin lebih
kata-kata pujian terhadap daftar di atas. Teman-teman dan
lawan sepertinya memberikan pujian spontan terhadap wahyu
Tuhan yang terakhir dan penghabisan --Al-Qur'an. Orang-orang
pada masa Muhammad melihat pada keindahan dan keagungannya,
kemuliaan seruannya dan keluhuran perintah sucinya,
tanda-tanda dan mu'jizat Tuhan bekerja, dan diterima Islam.
Untuk semua penghargaan dan pembuktian tersebut, orang-orang
yang tidak percaya dan meragukan mungkin berkata bahwa ini
semua adalah perasaan subyektif. Dia mungkin lebih jauh
berdalih tidak mengetahui bahasa Arab.
Terdengar dia berkata, "Saya tidak melihat apa yang kamu
lihat, tidak juga merasa seperti yang kamu rasa. Bagaimana
saya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada dan Dia-lah yang
mewahyukan utusan-Nya, Muhammad, dengan perintah suci yang
indah itu; Al-Qur'an?" Dia melanjutkan "Saya tidak
menyangkal keindahan filsafatnya, etika praktis dan
ketinggian moralnya, Saya bersedia mengakui bahwa Muhammad
adalah seorang yang tulus dan memberikan banyak ajaran yang
indah untuk kesejahteraan manusia. Yang tidak dapat saya
ikuti adalah apa yang umat Islam nyatakan 'sebuah kekuatan
gaib untuk pendikteannya.'
Logika Yang Beralasan
Untuk simpati semacam ini, meski bermental ragu-ragu,
Penulis kitab (Al-Qur' an) menggunakan berbagai macam tipe
argumen untuk memecahkan keraguannya. Bagi orang-orang
atheis dan yang ragu-ragu, pengejek dan bimbang, orang yang
mempunyai sangat banyak ilmu pengetahuan dan orang yang
menganggap dirinya sebagai "raksasa intelektual", masalah
tersebut diarahkan kembali ke dasar bahwa mereka pada
kenyataannya seperti "orang kerdil". Mereka seperti orang
kerdil yang mengalami perkembangan tidak normal dalam bagian
apapun dari panca indera, seperti ukuran kepala yang terlalu
besar pada tubuh yang kecil, Pencipta Yang Maha Tinggi
mempertanyakannya.
Tetapi sebelum kita mengajukan pertanyaan Tuhan
kepadanya, izinkan saya memuaskan keingintahuan saya
sendiri. "Anda orang berpengetahuan yang telah belajar
astronomi dan yang mempelajari alam semesta kita melalui
teleskop Anda yang hebat seperti jika meneliti dengan cermat
sebuah obyek yang berada dalam kekuasaan Anda; katakan pada
saya bagaimana terjadinya alam semesta ini?" Orang
berpengetahuan ini meski kurang dalam pemahaman spiritual,
sangat murah hati dalam membagi pengetahuannya. Dia dengan
segera memberi tanggapan. "Baik," ia memulai,
"Milyaran tahun yang lalu alam semesta kita adalah sebuah
bagian zat, dan kemudian terjadi sebuah "Big Bang" di pusat
gumpalan zat raksasa tersebut dan bongkahan zat yang kuat
itu mulai berterbangan ke segala arah. Dari "Big Bang"
tersebut sistem solar kita berasal, begitu juga galaksi, dan
sejak itu tidak ada pertahanan di angkasa terhadap momentum
yang dibangkitkan oleh ledakan awal, bintang-bintang dan
planet-planet berotasi dalam orbitnya...."
Pada titik waktu ini, ingatan saya menggelitik
--teman-teman materialis tampak dengan rahasia menyerap
pengetahuan mereka dari Surat Yaasiin.
"Dan, matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. Dan, telah Kami tetapkan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai kepada manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah
mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan, masing masing beredar pada garis edar
nya." (QS. Yaasiin: 38-40)
Ilmuwan atheis tersebut melanjutkan. "Kita adalah
'perluasan' alam semesta. Galaksi surut dari kita dengan
kecepatan yang selalu bertambah cepat, dan suatu saat
mencapai kecepatan cahaya, kita tidak akan dapat melihatnya
lagi. Secepat mungkin kita harus membuat teleskop yang lebih
besar dan lebih baik untuk mempelajarinya, jika tidak kita
akan ketinggalan"
"Kapan Anda menemukan cerita dongeng ini?" kami bertanya.
"Tidak, ini bukanlah cerita dongeng tetapi fakta ilmu
pengetahuan!" teman kami meyakinkan kami. "Baiklah, kami
menerima kenyataan yang Anda katakan, tetapi kapan Anda
benar-benar mengetahui kenyataan tersebut?"
"Baru kemarin!" Dia menjawab. Lima puluh tahun, sesudah
semuanya, baru 'kemarin' dalam sejarah umat manusia.
"Seorang Arab yang tidak berpengetahuan pada padang pasir
lebih dari 1400 tahun yang lalu tidaklah mungkin mempunyai
pengetahuan 'Big Bang' dan "perluasan alam semesta" Anda,
benar?" kami bertanya. "Tidak, tidak pernah!" ia menjawab
dengan sombong. "Baik, jika demikian dengar apa yang
dikatakan Nabi ummi tersebut:"
"Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al-Anbiyaa': 33).
Teori 'Big Bang'
Tak dapatkah Anda melihat kata-kata "Orang yang tidak
percaya" dalam kutipan pertama di atas secara khusus
ditujukan kepada Anda --orang-orang yang berpengetahuan--
para ahli geografi astronomi, orang yang setelah membuat
penemuan yang menakjubkan dan menyampaikan penemuan tersebut
kepada umat manusia, masih tetap "buta" seperti tidak
'melihat' penulisnya? "Dengan pengetahuan dan ensiklopedi,
kita mungkin melupakan ketuhanan, dalam percobaan-percobaan
kita itu", kata Thomas Carlyle.
Dimanakah pada bumi ini seorang pengendara unta di padang
pasir dapat mengumpulkan sedikit demi sedikit 'Fakta-fakta
Anda 14 abad yang lalu, kecuali dari pembuat 'Big Bang'
sendiri?
Asal Mula Kehidupan
"Dan Anda para ahli biologi yang kelihatannya me-nguasai
seluruh mahluk hidup, namun mempunyai keberani-an
mengingkari sumber kehidupan, yaitu Tuhan: katakan kepada
saya, berdasarkan penelitian kebanggaan Anda; dimana dan
bagaimana asalnya kehidupan?
Seperti sekutunya, ahli astronomi 'yang tidak percaya',
ia juga memulai--"Baik. Milyaran tahun lalu zat di laut
mulai menghasilkan protoplasma yang darinya datanglah
amoeba; dan dari lumpur di dalam laut tersebut datanglah
segala sesuatu yang hidup. Dalam satu kata "semua kehidupan"
berasal dari laut, yaitu air!"
"Dan, kapan Anda menemukan fakta bahwa semua benda yang
hidup berasal dari air?"
Jawabnya tidak berbeda dengan teman astronomnya yang
terdahulu, "Kemarin!"
"Tidak ada manusia terpelajar, tidak seorang filosof atau
penyair telah pernah dapat menebak penemuan biologis Anda 14
abad yang lalu, benar?", kami bertanya.
"Tidak, tidak pernah!", katanya.
"Baik, maka, dengarkanlah anak tak berpendidikan dari
padang pasir ini!"
"Dan, apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah
suatu yang padu. Kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan,
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiyaa':
30).
Pernyataan di atas diuraikan lebih jauh dalam Kitab
Tuhan:
"Dan, Allah telah menciptakan semua jenis
hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki; sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki: Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS.
An-Nuur: 45).
Anda tidak akan kesulitan memperhatikan bahwa kata-kata
dari pencipta alam semesta Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu
ditujukan kepada Anda orang-orang yang berpengetahuan dalam
menjawab keragu-raguan Anda saat ini. Ini kenyataan yang
berasal dari luar mereka melebihi kemampuan penduduk padang
pasir 14 abad yang lalu. Penulis tersebut (Tuhan Yang Maha
Kuasa) sedang memberi alasan kepada Anda, orang-orang yang
berpengetahuan, bagaimana Anda dapat tidak mempercayai
Tuhan? Anda seharusnya orang yang paling akhir mengingkari
keberadaan-Nya namun ternyata Anda yang pertama! Kelemahan
apa yang telah membuat Anda mengikuti ego menutupi perasaan
logis Anda?
Dan kepada para ahli botani, zoologi dan psikologi yang,
berlawanan dengan pengetahuan mereka yang mengagumkan ke
dalam kealamiahan segala sesuatu, menolak mengenali Tuhan
Pencipta. Biarkan mereka kemudian menilai ucapan Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam juru bicara Tuhan.
"Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui." (QS. Yaasiin: 36).
* "Diciptakan Berpasangan" Misteri seks berlaku atas
semua ciptaan --pada manusia, pada kehidupan hewan, pada
kehidupan tumbuhan, dan pada sesuatu yang lain yang kita
tidak tahu. Kemudian terdapat kekuatan pasangan berlawanan
di alam, misalnya listrik positif dan negatif dan lain-lain.
Atom itu sendiri terdiri dari inti yang bermuatan positif
atau proton, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Hukum materi itu sendiri karenanya mengacu sebagai
pasangan energi yang berlawanan. (Komentar oleh A. Yusuf
Ali).
Tanda-tanda Tuhan
Ayat-ayat dari "Kitab yang jelas" ini, kitab suci
Al-Qur'an dengan jelas diterangkan oleh Al-Qur'an dengan
sendirinya. Para pelajar Al-Qur'an melihat tulisan Tuhan
yang tidak pernah salah dalam setiap penemuan manusia.
Terdapat "tanda-tanda", "mu'jizat" dari kedermawanan dan
penghargaan Tuhan untuk menghilangkan keraguannya dari
menguatkan keimanannya.
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar
benar terdapat tanda bagi orang yang mengetahui." (QS.
Ar-Ruum: 22).
Ironisnya, 'orang-orang berpengetahuan' suka menentang!
Materi ilmu pengetahuan yang sangat luas membuat mereka
membusungkan dada dengan bangga. Mereka kekurangan perasaan
rendah hati yang sesungguhnya yang pergi bersama dengan
seluruh pengetahuan yang benar. Dalam kata-kata seorang
Perancis modern:
"Pengamatan di atas tersebut (berdasarkan tesisnya
sendiri) membuat hipotesa lanjutan yang dibuat oleh
orang-orang yang melihat Muhammad sebagai penulis Al-Qur'an
tak dapat dipertahankan. Bagaimana seorang manusia, dari
keadaan tidak dapat menulis, menjadi penulis yang paling
penting, dipandang dari segi literaturnya, dalam seluruh
literatur Arab?
Bagaimana ia kemudian dapat mengucapkan
kebenaran-kebenaran pengetahuan alam yang orang lain tidak
dapat membuatnya pada saat itu, tanpa sedikit pun membuat
kesalahan dalam pengucapan pada masalah tersebut?" (Lihat
The Bible, the
Qur'an and Science p. 125 oleh Maurice Bucaille).
Inspirasi Awal
Benih-benih buklet ini, "Al-Qur' an --Mu'jizat dari
mu'-jizat-mu'jizat,"-- mungkin disebar oleh duta besar
keliling Islam, orator ulung --Maulana Abdul Aleem Siddiqui.
Saya masih bersekolah ketika ia mengunjungi Afrika Selatan
dalam ceramah kelilingnya pada tahun 1934. Di antara banyak
pembicara terpelajar, saya mendengarnya berbicara pada
"Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam."
Sesudah itu, sebuah buklet dengan judul yang sama
dipublikasikan oleh World Federation of Islamic Missions
(Federasi Dunia Misi-misi Islam ), Karachi, Pakistan, yang
membawa kembali kegembiraan dan getaran hati dari ceramah,
yang telah saya dengar dalam usia belasan tahun. Kenangan
atas abdi Islam tersebut, saya produksi ulang di sini, untuk
anak cucu, beberapa kata yang telah dikatakan tentang
hubungan antara kitab suci Al-Qur'an dan cabang-cabang ilmu
pengetahuan:
Peringatan Terhadap Ilmu Pengetahuan
"Penekanan Al-Qur'an untuk mempelajari alam secara ilmiah
adalah fenomena unik dalam literatur keagamaan dunia. Hal
ini menarik perhatian kita berulang-ulang terhadap
bermacam-macam fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.
Berulang-ulang memperingatkan umat Islam bahwa mencari ilmu
pengetahuan adalah salah satu kewajiban agama. Secara
berulang menekankan kebenaran besar yang tidak diketahui
dunia sebelum turunnya Al-Qur'an bahwa segala sesuatu di
alam adalah untuk melayani manusia dan harus dimanfaatkan
untuk kegunaannya. Memperingatkan kita agar mempelajari
struktur dan fungsi organ manusia, struktur, fungsi dan
distribusi hewan, bentuk, struktur, fungsi, klasifikasi dan
distribusi tumbuhan, dan ini semua adalah masalah ilmu
biologi.
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari susunan alam
dan sifat materi secara umum sebagai pengaruh energi,
yang merupakan masalah ilmu fisika modern."
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari sifat-sifat
zat baik dasar atau campuran dan hukum-hukum kombinasinya
dan aksi satu zat atas yang lainnya yang merupakan
masalah ilmu kimia modern."
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari struktur dan
mineral penyusun bumi, lapisan susunan yang berbeda,
perubahan yang terjadi dalam materi organik dan anorganik
dan lain-lain, dan lain-lain, yang merupakan masalah ilmu
geologi modern.
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari penggambaran
bumi secara umum, pembagian fisiknya menjadi lautan,
sungai-sungai, gunung-gunung, daratan dan lain-lain,
serta mineral-mineral, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan di
dalamnya, dan pembagian politisnya yang merupakan masalah
ilmu geografi modern."
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari alasan-alasan
yang menyebabkan pergantian hari dan malam, perbedaan
musim, pergerakan planet-planet dan fenomena angkasa
lainnya, yang merupakan masalah ilinu astronomi modern."
- "Memperingatkan kita untuk mempelajari pergerakan
angin, formasi dan evolusi awan dan produksi hujan, dan
fenomena serupa lainnya, yang merupakan masalah ilmu
meteorologi modern."
Selama berabad-abad, umat Islam memimpin dunia dalam
bidang ilmu pengetahuan. Kemudian secara perlahan,
kepemimpinan itu lambat-laun mulai hilang dari tangan
mereka. Umat Islam telah gagal dalam peran kepemimpinan
mereka dan orang-orang materialistis Eropa bergerak maju
mengisi kekosongan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh umat
Islam.
Lebih jauh, Maulana mencatat kontribusi yang dibuat oleh
umat Islam sebagai berikut:
"Pergolakan intelektual yang dibuat oleh Islam adalah
salah satu yang dahsyat. Tidak ada bagian pengetahuan apapun
yang tak tersentuh oleh para sarjana Muslim dan mengukir
sebuah kedudukan tinggi bagi mereka sendiri."
"Sejujurnya, Islam menghendaki komunitas umat Islam
menjadi komunitas intelektual, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan semua bentuk pengetahuan lainnya adalah satu
dari tujuan utama Islam. Jika bukan karena umat Islam, Eropa
tidak akan pernah melihat jalan ke arah Renaissance dan era
ilmu pengetahuan modern tidak akan pernah dimulai.
Bangsa-bangsa tersebut telah menerima ilmu pengetahuan dari
Eropa secara tidak langsung; pada kenyataannya adalah
murid-murid masa lalu dari komunitas Islam. Umat manusia
berhutang pada Islam, hutang yang tidak akan pernah dapat
dibayar, dan terima kasih yang tidak akan pernah dilupakan."
Orator ulung ini (Maulana) mengakhiri penjelasan yang
bagus sekali dari topik "Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh
Umat Islam" dengan kata-kata:
"Sebelum saya menyimpulkan, izinkan saya menegaskan
sekali lagi bahwa komunitas Islam betul-betul merupakan
kreasi Islam yang pada gilirannya berakar dalam wahyu Tuhan.
Hanya iman dan penerapan (ajaran) Islam yang dapat membuat
seseorang menjadi Muslim. Dalam Islam ada yang disebut
kewajiban agama di mana seorang Muslim harus menyelidiki
realitas obyek di sekitarnya, sehingga penyelidikan
ilmiahnya itu dapat membimbingnya untuk mengetahui
penciptanya. Penyelidikan ilmu pengetahuan dalam Islam
bukanlah suatu akhir tetapi sebuah alat untuk proses
pencapaian dari sebuah akhir yang lebih tinggi. Yang
betul-betul merupakan akhir sebenarnya dari kemanusiaan.
"Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156).
Ceramah Yang Saya Tinggalkan
Saya mendapat kehormatan mendengarkan pidato di atas
secara langsung pada tahun 1934. Di akhir tigapuluhan saya
mempunyai pidato tersebut dalam bentuk sebuah buklet. Saya
menghafalnya dengan beberapa perubahan dan modifikasi,
selagi masih bekerja di toko Muslim pada stasiun Adams
Mission. Saya begitu bersemangat, sehingga saya mengatur
rencana dengan kampus Adam untuk berpidato dan memberi
kuliah kepada para mahasiswa dengan topik tersebut. Pada
waktu itu saya tidak sepenuhnya mengerti besarnya tugas saya
tetapi saya tidak akan pernah yakin sampai atasan Muslim
saya datang untuk menolong saya? Dia mengancam akan memecat
saya jika saya tidak membatalkan kuliah umum pertama saya.
Saya mundur. Atasan saya betul-betul sudah menyepelekan
peringatan Allah. Saya juga, tidak mengetahui lebih baik.
Saya tidak dapat berkata sikap apa yang harus diambil jika
saya mendapat peringatan ini:
"Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak anak,
saudara-saudara, istri istri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dan pada Allah dan Rasu1-Nya dan
dari berjihad di Jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.' Dan, Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah: 24).
Terima kasih (?) kepada saudara saya yang penakut, kuliah
pertama saya bagi misionaris Kristen dan siswa pelatihan
pendeta yang telah dengan tekun saya rencanakan, hafalkan,
dan latih menjadi tak berarti. Barangkali saya dikembalikan
10 tahun karir saya dalam pidato umum. Terdapat berjuta-juta
orang seperti atasan Muslim saya yang ketakutan oleh
pertimbangan-pertimbangan materi seperti disebutkan dalam
ayat di atas, orang yang tidak hanya tidak akan menyampaikan
perintah suci Islam sendiri tetapi menghalangi semua yang
telah dipersiapkan untuk melakukan tugas itu. Namun mereka
menunjukkan sikap yang paling shaleh: menjadi tidak berguna
--Allah melukiskan hal tersebut: "Pelanggar yang sesat!"
Terima Tantangan Tersebut
Pada pidato yang terdahulu Maulana telah menarik
perhatian kita terhadap peringatan Al-Qur'an kepada kita
untuk merenungkan ilmu biologi, fisika, kimia, geologi,
meteorologi dan lain-lain. Baru-baru ini sarjana seperti
Maurice
Bucaille, Keith Moore dan Sheik Zindani telah menulis
aspek ilmu pengetahuan yang berbeda dari Al-Qur'an. Tetapi
jangkauannya tanpa batas. Al-Qur'an yang mulia adalah sebuah
lautan pengetahuan. Pada dunia spesialisasi ini para
cendikiawan Muslim harus menerima tantangan yang
diisyaratkan oleh Maulana pada pertengahan tiga puluhan.
Mereka tidak perlu mencoba-coba dalam setiap bidang.
Masing-masing mempunyai spesialisasi khususnya sendiri.
Generasi muda Islam sangat membutuhkan informasi dan artikel
serta brosur-brosur kecil tentang berbagai ilmu pengetahuan
untuk merangsang hasrat mereka. Ensiklopedi mungkin
menyusul. Insya Allah!
Saya tidak perlu minta maaf karena menyerahkan penjelasan
ilmu pengetahuan Qur'ani kepada para cendikiawan Muslim.
Bahkan para non-Muslim harus didorong untuk menggali
kedalaman hikmah seperti diabadikan dalam kitab Allah.
Sebagai seorang awam, saya akan berbagi dengan Anda mu'jizat
alamiah dari Al-Qur'an dalam apa yang tampak buat saya
sebagai fakta-fakta yang sederhana, biasa.
|