Mitos atau Realitas | |
|
MUHAMMAD: UTUSAN ALLAH (1/2) Al-Quran dan Muhammad memberikan sumber dan bimbingan suci bagi pembangunan agama baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Kalau para pengikut Muhammad berpaling kepada Muhammad pada masa hidupnya, pada masa sekarang pun, orang-orang Muslim yang taat di seluruh penjuru dunia berpegang pada wahyu dan ajaran-ajaran Rasul dalam mengarahkan hidup mereka. Dilahirkan di Arab (kasarnya, sekarang, Arab Saudi) pada tahun 570 Masehi, Muhammad ibn Abdullah (570-632) mempunyai pengalaman agamais yang sangat dalam pada usia empat puluh tahun, yang mengubah dirinya dan mewujudkan umat yang kira-kira empat belas tahun kemudian menjadi agama terbesar kedua di dunia, dan mempunyai pemeluk yang berjumlah kira-kira satu milyar orang. Dibandingkan dengan kebanyakan nabi atau pendiri tradisi agama besar lainnya, yang kehidupannya tak terekam dalam sejarah, kehidupan Muhammad saw., Al-Quran dan hadis Nabi banyak dicatat dalam sejarah, dan sebuah biografi awal yang ditulis oleh Ibn Ishaq (wafat sekitar 768).[1] Bagaimanapun juga kita mengetahui sedikit tentang kehidupan Muhammad. Ia yatim sejak masa kanak-kanak, dan dibesarkan oleh sanak keluarganya. Sejarah Islam menceritakan bahwa ketika berusia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang janda kaya. Khadijah adalah pemilik suatu kafilah yang dikelola Muhammad. Ia berusia lima belas tahun lebih tua daripada Muhammad. Karena cenderung kepada agama, Muhammad sering menyepi di suatu tempat yang sunyi untuk berpikir dan merenung. Pada tahun 610 di suatu malam yang diperingati oleh kaum Muslim sebagai Malam Kemuliaan (Laylatul-Qadar), Muhammad pemimpin kafilah menjadi Muhammad Rasul Allah, yang menerima wahyu pertama melalui Malaikat Jibril: "Bacalah, dengan Nama Tuhanmu yang telah menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu Yang Maha Pemurah! Yang mengajar dengan Kalam, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya!" (QS 96: 1-5). Wahyu yang turun antara tahun 610 sampai dengan 632, dikumpulkan dan ditulis kembali setelah ia meninggal dunia dan menjadi Kitab Suci umat Islam, Al-Quran. Sejarah Islam menggambarkan seorang Rasul yang pada mulanya bingung dan cemas yang, seperti rasul-rasul dalam kitab suci Yahudi, bingung karena apa yang dialaminya, cemas akan sikap orang-orang lain yang akan menerima ajarannya. Seperti ditunjukkan dalam sejarah nabi, orang-orang yang dikatakan sebagai pemberi peringatan atau utusan Tuhan tidak mengalami kehidupan yang menyenangkan. Para rasul yang mengutuk penyelewengan dan kekafiran masyarakatnya, dan yang menentang kebudayaan yang ada, seringkali mendapatkan ejekan, penolakan dan pengejaran. Muhammad pun tidak terkecuali. Selama sepuluh tahun, ia berdakwah menyampaikan misi agama dan perbaikan sosial di Makkah. Muhammad dan Al-Quran menyatakan keesaan Tuhan, menolak politeisme yang terjadi di Arab, dan melarang ketidakadilan sosial. Muhammad tidak mengatakan bahwa ia membawa agama baru tetapi hanya memurnikan dan mengembalikan agama yang dibawa Nabi Ibrahim. Misinya adalah memperbaiki dan meluruskan kembali umat yang menyeleweng. Seperti Amos dan Jeremiah sebelum dirinya, Muhammad adalah utusan Allah yang mengutuk kekafiran masyarakatnya dan mengimbau agar orang memohon ampun dan patuh kepada Allah, karena Hari Akhir itu dekat: "Katatanlah: 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang memberi, peringatan yang nyata kepadamu.' Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia." (QS 22:49-50). (bersambung 2/2) Catatan kaki: [1]: Untuk terjemahan (dalam bahasa Inggris - penerjemah) buku klasik ini, lihat A. Guillaume, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah (London: Oxford University Press, 1955). |
|
|
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |