|
|
21/303: Al-Masih dan sekelompok pengikutnya sedang berada di [dekat] sungai yang deras dan sebuah bangkai ular ketika seekor burung berwarna-warni yang mengkilap laksana emas terbang ke arah mereka dan turun di dekat mereka. Ketika burung itu mengibaskan badannya, dia merontokkan bulu-bulunya dan memperlihatkan pemandangan yang paling jelek: botak berwarna merah. Sang burung lantas pergi ke sebuah telaga, berkubang di lumpur, dan muncul kembali dalam keadaan hitam dan jelek. Kemudian dia melihat air yang mengalir, mandi di sana, kembali ke bulu-bulunya yang lepas, mengambilnya kembali, dan kembali ke keelokkannya. Begitulah yang dilakukan orang yang berdosa, manakala dia menolak keimanan dan menjatuhkan diri dalam dosa; dan taubat mirip dengan mandi membersihkan kotoran di air tenang yang mengalir. Orang yang berdosa kembali ke keimanannya, apabila dia mengambil kembali kulit dan bulu-bulu yang telah dilepaskan. Dan ini adalah perumpamaan. Keterangan:Kisah di atas --tidak lengkap-- diriwayatkan oleh pakar hadits 'Abdallah al-Mawarzi ibn al-Mubarak (... - 181 H) dalam "Kitab al-Zuhd wa al-Raqa'iq", 171. Kisah ini direkonstruksi kembali berdasarkan "Sirat al-Sayyid al-Masih"-nya (Abu al-Qasim 'Ali bin al-Hasan) Ibn 'Asakir (... - 571 H).
22/303: Isa senantiasa berkata: "Kecintaan pada surga dan ketakutan pada neraka menimbulkan kesabaran dalam keadaan yang sulit dan menjauhkan hamba [Allah] dari kepuasan pada dunia." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits 'Abdallah al-Mawarzi ibn al-Mubarak (... - 181 H) dalam "Kitab al-Zuhd wa al-Raqa'iq", 175. Rujukan silang atas ucapan ini:
23/303: Kaum hawariyun mendatangi Isa dan berkata: "Ruhullah dan Kalamullah, perlihatkan pada kami nenek moyang kami Sem bin Nuh, mudah-mudahan Allah [dengan demikian] menguatkan keimanan kami." Maka Isa pergi bersama-sama para hawariyun ke kuburan Sem dan berkata: "Jawablah dengan izin Allah ya Sem bin Nuh!" Sem bangkit dari kuburnya dengan izin Allah dan berdiri tegak laksana pohon palem yang tinggi. Isa berkata kepadanya: "Berapa lama kau hidup, ya Sem?" Dia menjawab: "Aku hidup empat ribu tahun lamanya. Pada umur dua ribu aku [diangkat menjadi] seorang nabi, dan kemudian aku masih hidup dua ribu tahun lagi." Isa bertanya kepadanya: "Apa pendapatmu tentang dunia?" Sem menjawab: "Dunia itu seperti sebuah rumah dengan dua pintu. Aku memasukinya melalui satu pintu, dan keluar melalui pintu yang lain." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh "Kitab al-Tijam fi Muluk Himyar" karya ('Abd al-Malik) Ibn Hisyam (... - 218 H) yang juga mengarang "Sira al-Nabawiya", biografi tertua Rasulullah saw. Rujukan silang atas kisah ini:
24/303: Melalui lidah Isa: "Terkutuklah sebuah negeri yang penguasanya anak-anak kecil." Keterangan:Kalimat di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Muhammad) Ibn Sa'd (... - 230 H), Al-Tabaqat al-Kubra, 6:29. Catatan:Tarif Khalidi sendiri melontarkan kemungkinan munculnya kalimat di atas dalam hubungannya dengan naiknya Mu'awiya II (cucu Mu'awiya) menjadi khalifah, yang ketika itu masih sangat muda dan sakit-sakitan. Mu'awiya II sendiri tak lama kemudian meninggal dunia. Kemungkinan lain adalah pengaitannya dengan Ecclesiastes 10:16 yang menyebut "Unhappy is the land whose king is a boy,".
25/303: Allah berfirman kepada Isa: "Ya Isa, peringatkanlah dirimu sendiri. Bila dirimu telah diperingatkan, peringatkanlah orang lain. Tetaplah bersahaja di hadapanku." Keterangan:Hadits qudsi ini diriwayatkan oleh Imam Hanbali dalam Kitab al-Zuhd, 300. Referensi silang atas hadits qudsi ini:
26/303: Isa berdiri bersama murid-muridnya --atau menurut dia: orang-orang yang mengikutinya-- di dekat sebuah kuburan, yang di dalamnya satu jenazah sudah terkubur. Mereka [murid-murid Isa] bercakap-cakap tentang kegelapan, kesendirian, dan kesempitan kubur. Isa berkata: "Kalian pernah berada di tempat yang lebih sempit daripada ini: di rahim ibu kalian. Apabila Allah berkehendak memperluas [rahmatNya], Ia melakukannya." Keterangan:Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 301. Referensi silang atas kisah ini:
27/303: Al-Masih berkata: "Seringlah berdzikir pada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Terpuji, dan Maha Agung, serta patuhilah Dia. Bila kalia berdoa cukuplah bila kalian mengatakan --dan Allah benar-benar akan puas dengan kalian: 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, ubahlah tingkah lakuku, dan jauhkanlah aku dari hal-hal yang buruk ya Allah.'" Keterangan:Doa Isa di atas diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 302.
28/303: Isa berkata: "Berbahagialah orang yang beriman, dan sekali lagi berbahagialah, karena Allah mengawasi keturunannya setelah dia meninggal." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 304. Referensi silang atas ucapan ini:
29/303: Isa senantiasa berkata: "Jika salah seorang dari kalian memberi sedekah dengan tangan kanan, sembunyikanlah ia dari tangan kiri. Kalau dia berdoa, tutupkanlah tirai pintunya, karena Allah mengasihinya sebagaimana dia memberikannya rezeki." Keterangan:Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 307. Catatan: lihat pula ucapan nr. 4.
30/303: Orang bertanya kepada Isa: "Nabiyullah, mengapa engkau tidak mengambil keledai yang bisa kau tunggangi bila dibutuhkan?" Isa menjawab: "Aku dalam pandangan Allah terlalu tulus, sehingga dia tidak memberikanku sesuatu yang bisa mengalihkan perhatianku dariNya." Keterangan:Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 313. Referensi silang atas percakapan ini:
|
|
Sumbangan: Jajang Kurniawan [Jajang.Kurniawan@Allianz.co.id] melalui milis hikmah@isnet.org
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team |