| |
|
AL-WASHIYYAT (1/3) Berhubung Allah Yang Maha Agung telah memberikan kabar kepadaku lewat wahyu yang terus menerus bahwa waktu wafatku sudah dekat, dan wahyu-Nya telah turun begitu derasnya bahwa keberadaanku dipindahkan dari dasarnya, lagi pula bagiku sudah tidak ada lagi gairah. Terhadap kehidupan ini, oleh karenanya saya menganggap tepat bila menulis beberapa nasehat untuk teman-temanku dan semua orang yang ingin mengambil manfaat dari perkataanku. Pertama-tama saya sampaikan wahyu suci yang mengandung kabar kematianku, yang bagiku dapat menimbulkan dorongan ini. Wahyu itu dalam bahasa Arab, seterusnya akan ditulis juga wahyu dalam bahasa Urdu. [Tulisan Arab] Terjemah: "Ajalmu telah dekat. Dan Kami tidak akan meninggalkan sedikitpun hal-hal yang bila diingat membuatmu terhina. Tinggal sedikit batas waktu yang telah ditentukan Tuhan untukmu. Dan Kami akan menjauhkan serta menghilangkan semua celaan. Dan tak ada sedikitpun celaan yang tersisa. yang jika dijelaskan membuatmu terhina. Dan Kami Maha Kuasa untuk menunjukkan kepadamu sebagian ramalan-ramalan Kami sehubungan dengan para musuh. Atau Kami wafatkan engkau. Kamu akan wafat dalam keadaan Aku Ridha denganmu. Dan Kami akan selalu menampakkan tanda-tanda yang terang untuk menguatkan kebenaranmu. Apa yang telah dijanjikan itu dekat. Jelaskanlah kepada orang-orang, kenikmatan Tuhan yang telah dilimpahkan padamu. Barangsiapa bertakwa dan bersabar, niscaya Allah tidak akan memusnahkan pahala orang-orang yang berbuat baik itu." Ingatlah, di sini Allah Ta'ala berfirman, "Kami tidak akan membiarkan ada ingatan lagi yang menghinakan engkau." Kalimat ini mempunyai makna: 1. Allah akan menjauhkan celaan-celaan yang disebarkan dengan niat untuk menghinakan, sehingga celaan-celaan itu lenyap sama sekali. 2. Para pengadu yang tidak mau menghentikan kejahatan-kejahatannya dan tidak mau menghentikan ingatan buruknya, mereka akan disirnakan dari dunia dan dihapuskan dari permukaan bumi, sehingga dengan kebinasaan mereka, celaan-celaan mereka pun akan musnah. Kemudian, bertalian dengan kewafatanku, Allah Ta'ala berfirman kepadaku dalam bahasa Urdu sbb.: [Tulisan Urdu] "Sangat sedikit hari tersisa. Pada hari itu semuanya akan diliputi kesedihan. Ini akan terjadi, ini akan terjadi, ini akan terjadi. Setelah itu akan terjadi peristiwamu. Setelah penampakan semua peristiwa (musibah) dan keajaiban-keajaiban alam akan datang peristiwamu." Pengertian peristiwa (musibah) menurut ilmu yang diberikan padaku, yaitu akan merajalela kematian dari setiap penjuru dunia. Dan akan terjadi gempa dengan dahsyatnya yang menggambarkan Kiamat. Bumi akan dirobohkan. Banyak kehidupan akan menjadi pahit (sulit). Kemudian orang yang bertobat dan menjauhi dosa, Allah akan mengasihinya. Sebagaimana setiap Nabi telah memberi kabar waktu itu, pasti semua itu terjadi. Namun orang yang memperbaiki hatinya dan berjalan pada jalur yang diridhai Allah, dia tak akan takut dan tak akan sedih. Allah berfirman kepadaku, "Kamu juru ingat dari sisi-Ku. Aku mengutusmu agar memisahkan orang yang berdosa dengan orang yang berbuat baik." Firman-Nya lagi, "Di dunia datang seorang juru ingat, tetapi dunia tidak menerimanya. Namun Allah akan menerimanya. Dan dengan serangan yang dahsyat kebenarannya akan ditampakkan [1]. Aku akan memberikan berkah kepadamu begitu banyak, bahkan raja akan mencari berkah dari pakaian-pakaianmu." Aku diberitahu tentang gempa yang akan datang, merupakan gempa yang amat dahsyat. Firman-Nya, "Kemudian musim semi datang, lalu pernyataan Tuhan terpenuhi." Oleh karenanya gempa yang dahsyat pasti datang. Tetapi orang yang tulus dalam suasana aman. Maka jadilah orang tulus! Dan bertakwalah! Agar engkau selamat. Hari ini, takutlah kepada Allah! Agar pada hari yang menakutkan itu engkau dalam suasana aman. Pasti, langit memperlihatkan sesuatu dan bumi menampakkan sesuatu. Namun orang yang takut kepada Allah akan diselamatkan. Allah berfirman kepadaku bahwa banyak musibah akan muncul dan banyak bencana akan turun di muka bumi. Sebagian musibah akan datang pada masa kehidupanku. Sebagian yang lain akan terjadi sesudahku. Dia (Allah) akan mengembangkan silsilah (Jemaat) ini. Sebagian dengan tanganku dan sebagian sesudahku. Allah menolong para Nabi dan Rasul-Nya. Dia memenangkan mereka. Ini merupakan Sunnah Allah Ta'ala. Sejak Dia menciptakan manusia di bumi, Dia senantiasa memperlihatkan Sunnah ini. Sebagaimana difirmankan Allah: [Tulisan Arab] [2] terjemahnya: "Allah telah menulis bahwa Dia dan Nabi-Nya akan menang." (Al-Mujadilah, 58:21, - pent.). Sebagaimana maksud (kebangkitan) para Rasul dan para Nabi untuk melaksanakan missi Allah di muka bumi, serta tak ada seorangpun yang mampu menandinginya: yang dimaksud menanng (di sini) yaitu, Allah Ta'ala menampakkan kebenaran mereka dengan tanda-tanda yang kuat. Ketulusan yang diharapkan menyebar di dunia, penaburan benihnya oleh tangan mereka (para Nabi). Tetapi penyempurnaannya bukan oleh tangan mereka. Melainkan pada waktu mereka telah wafat, yang secara lahiriah kekhawatiran akan kegagalan menyertainya. Ketika para musuh memperoleh peluang untuk menertawakan dan memakinya. Setelah mereka menertawakan dan mencaci, maka kemudian pihak lain (Allah) memperlihatkan kekuasaan-Nya. Dia mendatangkan penyebab yang dengan perantaraannya maksud-maksud yang belum terpenuhi, akhirnya terpenuhi dengan sempurna. Singkatnya. ada dua macam penampakan kekuasaan: l. Dengan tangan para Nabi sendiri, Allah memperlihatkan tangan kekuasaan-Nya 2. Pada waktu sesudah wafatnya Nabi. Ketika muncul kesulitan-kesulitan dan musuh datang dengan kuatnya. Diperkirakan bahwa kini tugas menjadi kacau dan diyakini bahwa sekarang Jemaat ini akan hancur. Orang Jemaat sendiri akan terjerat dalam kegelisahan. Mereka menjadi putus asa. Banyak orang yang malang berusaha menempuh jalan murtad. Pada waktu itulah Allah Ta'ala memperlihatkan kekuasaan-Nya yang hebat kedua kalinya. Dia menegakkan kembali Jemaat yang telah jatuh. Maka barangsiapa bersabar sampai akhir, Allah Ta'ala akan menunjukkan mukjizat itu. Sebagaimana yang terjadi pada zaman Hazrat Abu Bakar ash-Shidiq r.a. Tatkala kematian Nabi Muhammad saw. dianggap kematian yang belum waktunya. Banyak orang pedalaman yang jahil menjadi murtad. Para sahabat karena pukulan kesedihan menjadi seperti orang gila. Pada waktu itu Allah Ta'ala memperlihatkan lagi contoh kekuasaan-Nya dengan menampilkan Abu Bakar ash-shidiq r.a. Dia menegakkan Islam yang hampir hancur dan Dia memenuhi janji-Nya (dalam Q.S. An-Nur, 24:55, - pent): [Tulisan Arab] yakni: Kemudian Kami menguatkan mereka setelah ada ketakutan. Begitu pula, pernah terjadi pada masa Musa a.s. Ketika dalam perjalanan antara Mesir dan Kan'an, Musa a.s. wafat sebelum sampai tempat tujuan seperti yang dijanjikan pada Bani Israil. Pada waktu Bani Israil diliputi rasa bela sungkawa yang mendalam karena kematian Musa a.s. yang belum waktunya dan perpisahan dengannya yang mendadak, Bani Israil menangis sampai empat puluh hari. Begitu pula kejadian yang berhubungan dengan Isa a.s. Pada waktu peristiwa penyaliban, seluruh kaum Hawariyyin lari kesana kemari. Bahkan salah seorang di antara mereka menjadi murtad. Maka wahai saudara-saudaraku yang tercinta! Sudah menjadi Sunnah Allah sejak dahulu bahwa Allah Ta'ala menunjukkan dua kekuasaan, supaya terlihat kehancuran dua kebahagiaan palsu para musuh. Kini tidak mungkin, Allah Ta'ala meninggalkan Sunnah-Nya (hukumNya) yang 'qadim.' Oleh karenanya, janganlah engkau sedih karena masalah yang saya jelaskan di hadapanmu. Janganlah hatimu gelisah. Karena engkau pasti juga akan melihat "kekuasaan kedua." Dan kedatangannya lebih baik bagimu. Karena itu abadi, yang silsilahnya tidak terputus hingga Kiyamat. "Kekuasaan kedua" itu tidak dapat datang selama aku tidak pergi. Namun tatkala aku pergi, maka Allah akan mendatangkan "kekuasaan kedua" untukmu, yang senantiasa akan menyertaimu. Sebagaimana Allah telah berjanji dalam Barahin-i Ahmadiyah. Janji itu tidak berhubungan dengan saya pribadi, melainkan janji yang berhubungan denganmu. Sebagaimana difirmankan oleh Allah, "Aku akan menjadikan Jemaat yang menjadi pengikutmu ini unggul di atas yang lain hingga Kiamat." Karena itu, pasti akan datang hari perpisahan antara kamu dengan aku. Agar sesudah itu datang hari yang disebut hari perjanjian abadi. Tuhan kita adalah Dzat yang menepati janji, setia dan Yang Maha Benar. Dia akan memperlihatkan segala apa yang lelah dijanjikanNya kepadamu. Meskipun hari ini merupakan hari akhir dunia, dan waktu turunnya banyak cobaan, namun tentu dunia ini tetap lestari. Selama semua hal yang telah dikabarkan Allah itu belum terpenuhi, aku (tetap) nampak dalam warna "kekuasaan" dari sisi Allah. Dan saya adalah satu bentuk jasmani kekuasaan Allah. Sesudahku akan ada wujud yang lain, yang akan menjadi mazhar (manifestasi) "kekuasaan kedua." Maka dalam kamu menunggu "kekuasaan Tuhan kedua" (qadrat-i tsani), selalulah berdoa bersama-sama. Setiap Jemaat orang-orang saleh di berbagai negara, hendaknya senantiasa berkumpul dan berdoa bersamasama. Supaya "kekuasaan kedua" turun dari langit, dan memperlihatkan kepadamu bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Anggaplah kematianmu telah dekat. Kamu tidak tahu, kapan waktu itu akan tiba? Hendaknya sesepuh Jemaat yang mempunyai jiwa suci, mengambil bai'at atas namaku dari orang-orang sesudahku [3]. Allah Ta'ala menghendaki, seluruh ruh yang ada dalam penduduk di berbagai belahan bumi, baik di Eropa maupun di Asia, semuanya yang memiliki fitrah baik, tertarik ke arah Tauhid dan semua hamba-Nya berhimpun dalam satu agama. Inilah maksud dan kehendak Allah Ta'ala, untuk itulah aku dikirim ke dunia ini. Maka ikutilah maksud ini! Tetapi hendaknya lebih mengutamakan dengan kehalusan, akhlak (luhur) dan doa-doa. Selama belum ada orang yang bangkit dengan menerima Ruhul Qudus, semuanya hendaknya bekerja bersama-sama sesudahku. Hendaknya kamu sekalian juga berupaya memperoleh Ruhul Qudus dengan berbelas kasih terhadap sesama dan menyucikan jiwa. Tanpa Ruhul Qudus orang tidak mungkin dapat mencapai takwa yang hakiki. Tempuhlah jalan untuk memperoleh ridha Allah dengan melepaskan sama sekali gejolak hawa nafsu. Tidak ada jalan yang lebih sempit dari itu. Janganlah engkau tergiur pada kelezatan-kelezatan dunia. Karena itu dapat memisahkan hamba dengan Tuhan. Demi Allah rasakanlah kepahitan hidup! Kepedihan yang mendatangkan ridha Allah itu lebih baik daripada kelezatan (kemewahan) yang menjadikan murka Allah. Kekalahan yang mendatangkan ridha Allah itu lebih baik daripada kemenangan yang menyebabkan kemurkaan Ilahi. Tinggalkanlah kecintaan yang mendekatkan pada murka Allah. Jika kamu datang mendekat kepada-Nya dengan hati yang suci, niscaya Dia akan membantumu pada setiap jalan. Tidak ada musuh yang akan mampu menimbulkan kerugian padamu. Bagaimanapun kamu tidak dapat memperoleh ridha Allah, selama kamu tidak mau menanggung kepahitan di jalan-Nya yang menampakkan kematian dihadapanmu, dengan melepaskan kemewahanmu, kehormatanmu, hartamu dan jiwamu. Tetapi apabila kamu mau mengenyam kepahitan, maka kamu akan berada di pangkuan Allah, seperti seorang anak yang tersayang. Kamu akan menjadi pewaris orang-orang tulus yang telah mendahuluimu. Setiap pintu kenikmatan akan terbuka bagimu. Tetapi hanya sedikit yang bisa demikian. Allah berfirman kepadaku bahwa takwa itu seperti pohon yang hendaknya ditanam dalam hati. Air yang dapat membantu penghidupan takwa, membasahi seluruh taman. Takwa itu seperti akar, apabila ia tidak ada maka segalanya akan sia-sia. Apabila ia masih ada maka semuanya tetap ada. Apa faedahnya omong kosong? Secara lisan manusia menyatakan mencari Allah, tetapi dia tidak melangkah dengan benar. Lihatlah! Dengan sungguh-sungguh saya katakan, binasalah orang yang mencemari agama dengan dunia. Sangat dekat dengan Jahannam, jiwa yang semua kehendaknya bukan untuk Allah, melainkan sebagian untuk Allah dan sebagian untuk dunia. Singkatnya jika kamu mencampurkan dunia sedikit saja dalam tujuan-tujuanmu, maka seluruh ibadahmu sia-sia. Dengan demikian kamu tidak mengikuti Allah, melainkan mengikuti Setan. Sekali-kali janganlah kamu berharap bahwa dalam kondisi begini Allah akan membantumu. Bahkan dalam keadaan demikian kamu sebagai cacing di bumi. Sampai batas waktu yang tak lama lagi kamu akan binasa, seperti binasanya cacing. Tidak akan ada Tuhan dalam dirimu Sebaliknya Tuhan akan senang dengan kebinasaanmu. Namun bila nafsumu (terhadap dunia) benar-benar mati, pada waktu itu kamu terlihat di hadapan Tuhan, dan Tuhan akan menyertaimu. Rumah tempat tinggalmu akan mengandung berkah. Pada dinding-dinding rumahmu akan turun rahmat Allah. Kota yang di dalamnya tinggal orang seperti itu akan menjadi kota yang berberkah. Apabila kehidupanmu, kematianmu, setiap gerakanmu, kelembutanmu dan kehangatanmu hanya untuk Allah; pada setiap ada kepahitan (kesulitan) dan musibah kamu tidak menguji Allah serta tidak memutuskan hubungan dengan-Nya, bahkan semakin maju melangkah; maka saya katakan dengan sungguh-sungguh bahwa kamu akan menjadi satu umat yang istimewa bagi Allah. Kamu pun manusia, sebagaimana aku manusia. Tuhanku adalah Tuhanmu juga. Oleh karenanya, janganlah kamu musnahkan kekuatan sucimu! Apabila kamu benar-benar tunduk ke hadapan Allah, lihatlah! Sesuai dengan kehendak Allah saya katakan kepadamu bahwa kamu akan menjadi satu umat pilihan Tuhan. Tanamkanlah keagungan Allah dalam hatimu! Janganlah ikrar ketauhidan-Nya hanya terbatas dengan lisan, tetapi hendaknya engkau aktualisasikan dalam perbuatan. Agar Allah dalam perbuatannya juga memperlihatkan kemurahan dan kebaikan-Nya padamu. Hindarilah kedengkian, dan perlakukanlah sesama manusia dengan penuh kasih sayang. Tempuhlah setiap jalan kebaikan. Belum diketahui, dari jalan mana engkau akan diterima. (bersambung 2/3) |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |