Al-Washiyyat

Indeks Islam | Indeks Ahmadiyyah | Indeks Lahore | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

AL-WASHIYYAT                                           (2/3)
 
Kabar  gembira bagimu, medan untuk mencapai kedekatan dengan
Allah masih kosong.  Setiap  umat  sedang  mencintai  dunia.
Hal-hal  yang  diridhai Allah, dunia tidak tertarik padanya.
Orang yang dengan kemauan  kuat  ingin  memasuki  pintu  ini
(pintu   keridhaan  Allah),  baginya  ada  kesempatan  untuk
diperlihatkan permata-Nya (kebaikan-Nya), dan dia memperoleh
hadiah  istimewa  dari  Allah. Janganlah kamu berpikir bahwa
Allah akan menghancurkanmu. Kamu adalah sebutir  benih  dari
tangan  Tuhan  yang  ditanam di dalam tanah. Allah berfirman
bahwa benih ini akan  tumbuh  dan  berkembang.  Akan  keluar
cabang-cabangnya  dari  segala  arah,  dan  ia  akan menjadi
sebuah pohon yang besar. Karena itu, selamat bagi orang yang
beriman  pada  firman-firman Tuhan, dan tidak takut terhadap
cobaan-cobaan yang akan datang  karena  keimanannya.  Karena
datangnya  beberapa  cobaan  pun  penting.  Agar Allah dapat
menguji kamu, siapakah yang pernyataan bai'atnya betul-betul
tulus dan siapa yang dusta. Orang yang mengelak dari cobaan,
dia sedikitpun tidak akan merugikan Allah.  Kemalangan  akan
mengantarkannya sampai Jahannam. Jika itu tidak muncul, maka
baik baginya. Namun semua orang yang tetap  bersabar  sampai
akhir,  (meskipun)  gempa  musibah menimpa mereka, berhembus
topan  kesengsaraan,  beberapa   kaum   menertawakan   serta
mengejek   dan  dunia  memperlakukan  mereka  dengan  sangat
memuakkan; mereka akhirnya akan menang.  Pintu-pintu  berkah
akan  terbuka  bagi  mereka.  Allah berfirman kepadaku, "Aku
beritahukan kepada Jemaatmu bahwa barangsiapa beriman dengan
iman  yang  tak  tercemari  dengan  keduniaan, iman yang tak
terkotori dengan kemunafikan atau sifat takut-takut dan iman
yang  tak  terlepas  dari  ketaatan  entah  seberapapun; dia
adalah orang yang dikasihi Allah. Dialah  orang  yang  benar
langkahnya."
 
Wahai  para  pendengar,  dengarlah!  Apakah  yang diinginkan
Allah darimu? Cukup, jadilah (seperti) Dia. Janganlah engkau
menyekutukan  Dia  dengan  sesuatu  baik  yang ada di langit
maupun di bumi. Tuhan kita adalah Tuhan yang sekarang hidup,
sebagaimana   sebelumnya   Dia   hidup.  Sekarang  Dia  juga
berfirman, seperti sebelumnya Dia  berfirman.  Sekarang  Dia
juga  mendengar,  sebagaimana  sebelumnya Dia mendengar. Ini
pemikiran mentah, yang menganggap bahwa pada zaman  ini  Dia
mendengar,  tetapi  tidak  berfirman.  Semua sifat-sifat-Nya
kekal. Tidak ada sifat-Nya  yang  terhenti  dan  tidak  akan
pernah  terhenti.  Dia  Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dia
Dzat yang tidak berputra dan tidak beristri. Dia  tidak  ada
yang  menyerupai, tidak ada duanya dan tidak ada seorang pun
yang mempunyai sesuatu sifat khusus seperti sifat-Nya. Tidak
ada  yang  menyamai-Nya, tidak ada yang mempunyai sifat yang
sama dengan-Nya. Tidak ada  kekuatan-Nya  yang  kurang.  Dia
dekat  sekalipun  jauh,  dan  Dia jauh sungguhpun dekat. Dia
secara kiasan dapat menampakkan diri-Nya pada  ahli  kasyaf.
Tetapi  bagi-Nya  tak ada badan dan tak ada bentuk. Dia Maha
Tinggi, namun tak dapat dikatakan  bahwa  di  bawah-Nya  ada
sesuatu  yang  lain.  Dia  ada  di  "Arsy,"  tetapi tak bisa
dikatakan bahwa Dia  tidak  ada  di  atas  bumi.  Dia  pusat
berhimpunnya  semua  sifat kesempurnaan. Dia perwujudan bagi
semua yang patut  dipuji  secara  benar.  Dia  sumber  semua
keindahan,  tempat berhimE>unnya seluruh kekuatan dan sumber
segala karunia. Dia tempat kembalinya  segala  sesuatu.  Dia
pemilik setiap negara dan pemilik setiap sifat kesempurnaan.
Dia suci dari  segala  cela  dan  kelemahan.  Merupakan  hal
khusus  bagi-Nya  bahwa  penduduk  bumi  dan penduduk langit
beribadah kepadaNya. Di hadapan-Nya tidak ada  sesuatu  yang
tidak  mungkin.  Seluruh  roh dan seluruh kekuatannya, semua
atom serta semua kekuatannya adalah ciptaan-Nya.  Tanpa  Dia
tidak  ada  sesuatu pun yang dapat terwujud. Dia menampakkan
diri-Nya    dengan    kekuatan-Nya,    kekuasaan-Nya     dan
tanda-tanda-Nya.   Dengan   perantaraan   semua   (kekuatan,
kekuasaan dan tandatanda-Nya) itu  kita  dapat  menemui-Nya.
Dia  senantiasa  menampak  kan  wujud-Nya  pada  orang-orang
tulus.  Dia  memperlihatkan  kekuasaan-Nya  kepada   mereka.
Dengan  itulah  Dia  dikenal  dan dengan itu pula jalan yang
diridhai-Nya dikenal. Dia melihat dengan tanpa mata jasmani,
Dia mendengar dengan tanpa telinga jasmani dan Dia berfirman
dengan tanpa lisan jasmani. Mewujudkan sesuatu dari  keadaan
tidak ada adalah pekerjaan-Nya. Sebagaimana kamu lihat dalam
mimpi, Dia menciptakan  sebuah  alam  (mimpi)  dengan  tanpa
suatu  bahan.  Dia juga mempertunjukkan wujud segala sesuatu
yang fana (tidak kekal).  Demikianlah  semua  kekuasaan-Nya.
Bodoh orang yang menolak kekuasaan-kekuasaan-Nya. Buta orang
yang  tidak  tahu  kekuatan-kekuatan-Nya  yang  dalam.   Dia
mengerjakan  dan  dapat  mengerjakan  segala  sesuatu  tanpa
bertentangan  dengan  keagungan-Nya  atau  tanpa  berlawanan
dengan    janji-janji-Nya.    Dia    Esa   dalam   dzat-Nya,
sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya  dan  kekuasaan  -Nya.  Semua
pintu  tertutup  untuk mencapai-Nya. Kecuali satu pintu yang
dibukakan oleh Furqon Majid (Al-Quran).  Tidak  perlu  orang
mengikuti  semua  Nabi  dan  semua  Kitab  terdahulu  secara
terpisah-pisah. Karena kenabian Muhammad saw. telah mencakup
semuanya.  Semua  jalan  tertutup  kecuali hanya itu. Segala
kebenaran yang bisa mengantarkan manusia mencapai Allah  ada
di  dalamnya  (di  dalam  Al-Quran -pent). Tidak akan datang
kebenaran baru sesudahnya dan tidak ada kebenaran sebelumnya
yang  tidak  terkandung  di dalam Al-Qur'an. Oleh karenanya,
pada Nabi  (Muhammad  saw.)  ini  semua  kenabian  berakhir.
Memang  demikianlah  hendaknya. Karena bagi sesuatu yang ada
awalnya, tentu ada pula  akhirnya.  Tetapi  pancaran  berkah
Nabi  Muhammad  saw.  ini  tidak berkurang. Bahkan di antara
semua Nabi, berkah yang paling banyak  ada  padanya.  Dengan
mengikuti  Nabi  (Muhammad  saw.)  ini  orang dapat mencapai
Tuhan  dengan  cara  yang  sangat  mudah.  Dengan  mengikuti
beliau,  orang  dapat  memperoleh  pahala  yang  lebih besar
daripada yang diperoleh orang  sebelumnya,  yaitu  kecintaan
Allah  Ta'ala  dan  dapat 'mukalamah mukhathabah,' (berwawan
sabda dengan Allah). Tetapi pengikut  beliau  yang  sempurna
(kamil)  tidak  dapat hanya disebut Nabi. Karena ini berarti
penghinaan  pada  Nabi  sempurna  Muhammad  saw.  Ya,  dapat
dibenarkan  bila  lafadh  Ummati  dan  Nabi  keduanya  dalam
perpaduan. Karena di sini tidak ada kesan peremehan terhadap
Nabi  sempurna Muhammad saw. Bahkan dengan berkah ini justru
lebih memperjelas pancaran cahaya kenabian beliau [4].
 
Tatkala 'mukalamah mukhathabah' dilihat dari  segi  kualitas
dan  kuantitasnya  telah mencapai puncak kesempurnaannya, di
dalamnya tidak ada noda  dan  kekurangan  dan  secara  jelas
mengandung  perkara-perkara  ghaibiyah, itu dengan kata lain
disebut kenabian, para Nabi sepakat  atas  itu.  Singkatnya,
mustahil umat yang dikatakan sebagai:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
(Kamu  adalah  sebaik-baik  ummat  yang  dibangkitkan  untuk
manusia, 3:109) dan yang untuknya diajarkan doa:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
(Pimpinlah kami pada jalan  yang  benar.  Jalan  orang-orang
yang   telah  Engkau  beri  kenikmatan,  1:5-6);  seluruhnya
terhalang dari  kedudukan  yang  tinggi  ini,  dan  tak  ada
seorang pun yang dapat mencapai kedudukan ini. Jika demikian
keadaannya, keburukannya bukan  hanya  ummat  Muhammad  saw.
bernoda,  tidak  sempurna  dan  semuanya seperti orang buta;
melainkan juga merendahkan daya berkah  Nabi  Muhammad  saw.
dan  menodai  kekuatan suci beliau. Dengan demikian doa yang
diajarkan agar dibaca dalam salat lima  waktu  pun  sia-sia.
Lebih  dari  itu, di sisi lain ada juga keburukan bahwa jika
kesempurnaan  ini  dapat  diperoleh  seorang  ummat   secara
langsung, tanpa mengikuti cahaya kenabian Muhammad saw. maka
makna qHotamu-n nubuwwat (Penutup kenabian)  menjadi  batal.
Pendek  kata  untuk  menyelamatkan dari kedua keburukan itu,
Allah Ta'ala menganugerahkan 'mukalamah mukhathabah  kamilah
tammah    muthaharah    muqaddasiyah'    (kesempatan   dapat
berwawansabda dengan Allah secara sempurna dan suci)  kepada
beberapa  orang  yang keadaan 'fana fi-r rosul' (lebur dalam
Rasul)-nya telah mencapai puncak kesempurnaan, dan tidak ada
tabir   yang  membatasinya.  Dalam  'fanafi-r  rosul'  telah
terkandung   pengertian   bahwa   taraf   keummatannya   dan
ketaatannya   pada   Rasul   telah  sempurna.  Pada  kondisi
demikian,wujudnya bukan  lagi  sebagai  wujudnya,  melainkan
pada  cermin  keleburannya merefleksikan wujud Nabi Muhammad
saw. Disisi  lain  mereka  mencapai  'mukalamah  mukhathabah
Ilahiyah' (dapat berwawansabda dengan Tuhan) secara sempurna
seperti para Nabi.
 
Karena itu, pada kondisi demikian beberapa orang  kendatipun
sebagai  ummat (dapat) memperoleh gelar Nabi. Sebab kenabian
yang demikian tidak terlepas  dari  kenabian  Muhammad  saw.
Bahkan   bila  diperhatikan  dengan  seksama,  kenabian  itu
(hakekatnya) kenabian  Muhammad  saw.  sendiri  yang  nampak
dalam  bentuk  baru.  Sama  juga  makna  dalam  kalimat yang
disabdakan  Nabi  Muhammad  saw.  sehubungan  dengan   Masih
Mau'ud:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Yakni,  dia  (Masih  Mau'ud)  'Nabi' juga dan 'Ummati' juga.
Kalau tidak, yang lain tidak ada tempat untuk masuk  disini.
Selamat,  orang yang mengerti masalah mendasar ini, sehingga
dia selamat dari kehancuran. Allah telah mematikan Isa a. s.
sebagaimana  Allah  Ta'ala memberi kesaksian dalam ayat yang
terang (Al-Maidah, 5:117 - pent.):
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Makna dengan ayat  selengkapnya  adalah:  Pada  Hari  Kiamat
Allah  akan  bertanya  kepada  Isa a.s., "Apakah kamu pernah
mengajarkan kepada ummatmu, agar mereka mengimani  kamu  dan
ibumu  sebagai  Tuhan?"  Maka dia akan menjawab, "Selama aku
bersama-sama mereka,  aku  menjadi  saksi  atas  mereka  dan
penjaga   mereka.  Dan  tatkala  Engkau  matikan  aku,  lalu
bagaimana aku bisa  tahu  mereka  terlibat  dalam  kesesatan
sesudahku?"
 
Sekarang bila ada yang ingin mengartikan ayat
 
                                              [Tulisan Arab]
 
"Tatkala   Kamu   mematikan   aku,"   silakan!  Atau  dengan
pertentangan yang tidak adil  ada  yang  ingin  mengartikan,
"Tatkala   Kamu  mengangkat  aku  dengan  unsur  jasmani  ke
langit," juga  silakan!  Bagaimanapun  juga  dari  ayat  ini
terbukti  bahwa  Hazrat  Isa  a.s. tidak akan datang lagi di
dunia. Sebab jika sebelum Kiamat- dia datang lagi  di  dunia
dan mematahkan salib, tentu tidak mungkin Isa a.s. yang Nabi
Allah itu pada hari Kiamat  di  hadapan  Allah  Ta'ala  akan
berkata  dengan kebohongan yang terang, "Aku sedikit pun tak
tahu bahwa sesudahku ummatku memilih akidah yang rusak  ini,
yakni menetapkan aku dan ibuku sebagai Tuhan."
 
Apakah  orang  yang  datang  lagi di dunia, tinggal di dunia
selama empat puluh tahun dan memerangi kaum  Kristiani,  dia
yang disebut Nabi itu dapat melontarkan perkataan dusta yang
menjijikkan, yakni dia sedikit  pun  tak  tahu?  Singkatnya,
ayat  ini  menolak  kedatangan  kembali  Hazrat  Isa a.s. di
dunia.  Kalau  tidak,  berarti  dia  (Isa   a.s.)   dianggap
berdusta.   Kemudian   bila   dia  di  langit  dengan  unsur
jasmaninya, dan menurut  penjelasan  ayat  ini  hingga  hari
Kiamat  dia  tidak  akan turun di bumi, lalu apakah dia akan
mati di langit dan di langit pula kuburnya? Tetapi, mati  di
langit  itu  bertentangan  dengan  ayat  (Al-A'raf,  7:25  -
pent.):
 
                                              [Tulisan Arab]
 
"Di bumi kamu meninggal." Jadi dari ayat ini terbukti  bahwa
dia  (Isa  a.s.) tidak pergi di langit dengan unsur jasmani,
melainkan dia telah wafat. Bila Kitab Allah telah memutuskan
dengan  jelas  sekali,  kemudian  orang menolak Kitab Allah,
jika bukan kedurhakaan lantas apa?
 
Kalau  aku  tidak  datang,  kesalahan  ijtihad  saja   dapat
dimaafkan.  Tetapi  ketika  aku  datang  dari sisi Allah dan
menyingkap makna Qur'an Syarif dengan terang dan benar, lalu
orang   tidak   juga   melepaskan  kesalahan,  itu  bukanlah
kebiasaan orang beriman. Tanda-tanda Tuhan untukku nampak di
langit  dan  juga  di  bumi. Kira-kira seperempat abad telah
berlalu pula. Ribuan tanda telah nampak.  Umur  dunia  telah
memasuki  ribuan  ketujuh.  Namun  orang belum juga menerima
kebenaran. Ini keangkuhan macam apa? Lihatlah! Saya  katakan
dengan  suara  tinggi  bahwa  tanda-tanda Tuhan belum habis.
Setelah terjadi tanda Ilahi yang berupa gempa  pertama  yang
terjadi  pada  tanggal  4  April 1905, yang telah dikabarkan
beberapa waktu  sebelumnya,  kemudian  Allah  memberi  kabar
kepadaku bahwa pada musim semi akan datang lagi sebuah gempa
dahsyat. Itu akan terjadi pada musim  semi.  Tak  diketahui,
mungkin  itu  akan  terjadi  pada  awal  musim  semi, ketika
pohon-pohon mulai mengeluarkan daun atau pada pertengahannya
atau pada akhirnya. Adapun kalimat wahyu Ilahinya berbunyi:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
"Kemudian  musim  semi datang, lalu firman Tuhan terpenuhi."
Berhubung  gempa  yang  pertama  terjadi  pada  musim  semi,
karenanya  Allah  memberi  kabar  bahwa gempa yang kedua pun
akan datang pada musim semi [5]
 
Karena pada akhir Januari beberapa pohon mulai bersemi, maka
sejak  bulan ini akan mulai hari ketakutan dan kira-kira itu
akan berlangsung hingga akhir Mei.
 
Allah berfirman:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Yakni: "Gempa itu akan menjadi  gambaran  Kiamat."  Kemudian
difirmankan:
 
                                          [Tulisan Arab] [6]
 
Yakni:  "Untukmu  Kami  akan memperlihatkan tanda-tanda. Dan
Kami akan meruntuhkan bangunan-bangunan yang dibuat mereka."
Selanjutnya difirmankan:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
"Gempa  datang  dan  datang  dengan  dahsyat, bumi tumbang."
Yakni: Gempa dahsyat akan datang dan  bumi,  yakni  sebagian
belahan  bumi  akan  berjungkir  balik. Seperti yang terjadi
pada zaman Nabi Luth a.s. Kemudian Allah berfirman:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Yakni: Aku (Allah)  akan  datang  bersama  beberapa  lasykar
secara  sekonyong-konyong. Pada hari itu tak ada seorang pun
mengetahuinya. Sebagaimana kampung Nabi  Luth  a.s.,  selama
belum  mengalami  kehancuran, tak ada seorang pun yang tahu.
Ketika semua (penduduk)nya sedang  makan-minum  dan  bersuka
ria,  dengan  tidak disangka-sangka bumi tumbang. Maka Allah
Ta'ala berfirman bahwa demikian juga yang  akan  terjadi  di
tempat ini. Sebab dosa telah melampaui batas, manusia sedang
asyik mencintai dunia  dengan  berlebih-lebihan  dan  mereka
memandang  rendah  jalan Allah. Kemudian difirmankan, "Akhir
kehidupan." Seterusnya Allah berfirman kepadaku:
 
                                              [Tulisan Arab]
 
Yakni: Tuhanmu berfirman bahwa akan turun satu perkara  dari
langit  yang  karenanya  kamu  akan  bergembira.  Ini adalah
rahmat dari Kami dan  ini  perkara  yang  terputuskan,  yang
telah  ditakdirkan  sejak semula. Tentu langit baru berhenti
menurunkan perkara itu hingga  ketika  ramalan  ini  tersiar
pada    beberapa   ummat.   Siapakah   yang   beriman   pada
perkataan-perkataan  kami,  kecuali  orang  yang  beruntung?
Ingatlah!   Pernyataan   ini   bukanlah   untuk  menyebarkan
kegelisahan, melainkan untuk mengantisipasi kegelisahan yang
akan datang. Setiap masalah bertalian dengan niat. Jadi niat
kami   bukanlah   untuk   menyusahkan,    melainkan    untuk
menyelamatkan  dari  kesusahan.  Orang  yang  bertobat  akan
diselamatkan dari siksa Tuhan. Namun celaka orang yang tidak
bertobat, tidak meninggalkan majelis senda-gurau serta tidak
menghentikan  diri  dari  perbuatan  buruk  dan  dosa.  Hari
kebinasaannya   dekat.   Karena   keangkuhannya,  dia  layak
mendapat murka Allah.
                                            (bersambung 3/3)


AL-WASHIYYAT oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Mujaddid Abad ke 14 H. Masih dan Mahdi Yang Dijanjikan Penerjemah Yatimin AS Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (PB GAI) Kantor Sekretariat: Jalan Kemuning 14 Telp. 565695 Yogyakarta 55225

Indeks Islam | Indeks Ahmadiyyah | Indeks Lahore | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team