| |
|
AL-WASHIYYAT (2/3) Kabar gembira bagimu, medan untuk mencapai kedekatan dengan Allah masih kosong. Setiap umat sedang mencintai dunia. Hal-hal yang diridhai Allah, dunia tidak tertarik padanya. Orang yang dengan kemauan kuat ingin memasuki pintu ini (pintu keridhaan Allah), baginya ada kesempatan untuk diperlihatkan permata-Nya (kebaikan-Nya), dan dia memperoleh hadiah istimewa dari Allah. Janganlah kamu berpikir bahwa Allah akan menghancurkanmu. Kamu adalah sebutir benih dari tangan Tuhan yang ditanam di dalam tanah. Allah berfirman bahwa benih ini akan tumbuh dan berkembang. Akan keluar cabang-cabangnya dari segala arah, dan ia akan menjadi sebuah pohon yang besar. Karena itu, selamat bagi orang yang beriman pada firman-firman Tuhan, dan tidak takut terhadap cobaan-cobaan yang akan datang karena keimanannya. Karena datangnya beberapa cobaan pun penting. Agar Allah dapat menguji kamu, siapakah yang pernyataan bai'atnya betul-betul tulus dan siapa yang dusta. Orang yang mengelak dari cobaan, dia sedikitpun tidak akan merugikan Allah. Kemalangan akan mengantarkannya sampai Jahannam. Jika itu tidak muncul, maka baik baginya. Namun semua orang yang tetap bersabar sampai akhir, (meskipun) gempa musibah menimpa mereka, berhembus topan kesengsaraan, beberapa kaum menertawakan serta mengejek dan dunia memperlakukan mereka dengan sangat memuakkan; mereka akhirnya akan menang. Pintu-pintu berkah akan terbuka bagi mereka. Allah berfirman kepadaku, "Aku beritahukan kepada Jemaatmu bahwa barangsiapa beriman dengan iman yang tak tercemari dengan keduniaan, iman yang tak terkotori dengan kemunafikan atau sifat takut-takut dan iman yang tak terlepas dari ketaatan entah seberapapun; dia adalah orang yang dikasihi Allah. Dialah orang yang benar langkahnya." Wahai para pendengar, dengarlah! Apakah yang diinginkan Allah darimu? Cukup, jadilah (seperti) Dia. Janganlah engkau menyekutukan Dia dengan sesuatu baik yang ada di langit maupun di bumi. Tuhan kita adalah Tuhan yang sekarang hidup, sebagaimana sebelumnya Dia hidup. Sekarang Dia juga berfirman, seperti sebelumnya Dia berfirman. Sekarang Dia juga mendengar, sebagaimana sebelumnya Dia mendengar. Ini pemikiran mentah, yang menganggap bahwa pada zaman ini Dia mendengar, tetapi tidak berfirman. Semua sifat-sifat-Nya kekal. Tidak ada sifat-Nya yang terhenti dan tidak akan pernah terhenti. Dia Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dia Dzat yang tidak berputra dan tidak beristri. Dia tidak ada yang menyerupai, tidak ada duanya dan tidak ada seorang pun yang mempunyai sesuatu sifat khusus seperti sifat-Nya. Tidak ada yang menyamai-Nya, tidak ada yang mempunyai sifat yang sama dengan-Nya. Tidak ada kekuatan-Nya yang kurang. Dia dekat sekalipun jauh, dan Dia jauh sungguhpun dekat. Dia secara kiasan dapat menampakkan diri-Nya pada ahli kasyaf. Tetapi bagi-Nya tak ada badan dan tak ada bentuk. Dia Maha Tinggi, namun tak dapat dikatakan bahwa di bawah-Nya ada sesuatu yang lain. Dia ada di "Arsy," tetapi tak bisa dikatakan bahwa Dia tidak ada di atas bumi. Dia pusat berhimpunnya semua sifat kesempurnaan. Dia perwujudan bagi semua yang patut dipuji secara benar. Dia sumber semua keindahan, tempat berhimE>unnya seluruh kekuatan dan sumber segala karunia. Dia tempat kembalinya segala sesuatu. Dia pemilik setiap negara dan pemilik setiap sifat kesempurnaan. Dia suci dari segala cela dan kelemahan. Merupakan hal khusus bagi-Nya bahwa penduduk bumi dan penduduk langit beribadah kepadaNya. Di hadapan-Nya tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Seluruh roh dan seluruh kekuatannya, semua atom serta semua kekuatannya adalah ciptaan-Nya. Tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang dapat terwujud. Dia menampakkan diri-Nya dengan kekuatan-Nya, kekuasaan-Nya dan tanda-tanda-Nya. Dengan perantaraan semua (kekuatan, kekuasaan dan tandatanda-Nya) itu kita dapat menemui-Nya. Dia senantiasa menampak kan wujud-Nya pada orang-orang tulus. Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Dengan itulah Dia dikenal dan dengan itu pula jalan yang diridhai-Nya dikenal. Dia melihat dengan tanpa mata jasmani, Dia mendengar dengan tanpa telinga jasmani dan Dia berfirman dengan tanpa lisan jasmani. Mewujudkan sesuatu dari keadaan tidak ada adalah pekerjaan-Nya. Sebagaimana kamu lihat dalam mimpi, Dia menciptakan sebuah alam (mimpi) dengan tanpa suatu bahan. Dia juga mempertunjukkan wujud segala sesuatu yang fana (tidak kekal). Demikianlah semua kekuasaan-Nya. Bodoh orang yang menolak kekuasaan-kekuasaan-Nya. Buta orang yang tidak tahu kekuatan-kekuatan-Nya yang dalam. Dia mengerjakan dan dapat mengerjakan segala sesuatu tanpa bertentangan dengan keagungan-Nya atau tanpa berlawanan dengan janji-janji-Nya. Dia Esa dalam dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya dan kekuasaan -Nya. Semua pintu tertutup untuk mencapai-Nya. Kecuali satu pintu yang dibukakan oleh Furqon Majid (Al-Quran). Tidak perlu orang mengikuti semua Nabi dan semua Kitab terdahulu secara terpisah-pisah. Karena kenabian Muhammad saw. telah mencakup semuanya. Semua jalan tertutup kecuali hanya itu. Segala kebenaran yang bisa mengantarkan manusia mencapai Allah ada di dalamnya (di dalam Al-Quran -pent). Tidak akan datang kebenaran baru sesudahnya dan tidak ada kebenaran sebelumnya yang tidak terkandung di dalam Al-Qur'an. Oleh karenanya, pada Nabi (Muhammad saw.) ini semua kenabian berakhir. Memang demikianlah hendaknya. Karena bagi sesuatu yang ada awalnya, tentu ada pula akhirnya. Tetapi pancaran berkah Nabi Muhammad saw. ini tidak berkurang. Bahkan di antara semua Nabi, berkah yang paling banyak ada padanya. Dengan mengikuti Nabi (Muhammad saw.) ini orang dapat mencapai Tuhan dengan cara yang sangat mudah. Dengan mengikuti beliau, orang dapat memperoleh pahala yang lebih besar daripada yang diperoleh orang sebelumnya, yaitu kecintaan Allah Ta'ala dan dapat 'mukalamah mukhathabah,' (berwawan sabda dengan Allah). Tetapi pengikut beliau yang sempurna (kamil) tidak dapat hanya disebut Nabi. Karena ini berarti penghinaan pada Nabi sempurna Muhammad saw. Ya, dapat dibenarkan bila lafadh Ummati dan Nabi keduanya dalam perpaduan. Karena di sini tidak ada kesan peremehan terhadap Nabi sempurna Muhammad saw. Bahkan dengan berkah ini justru lebih memperjelas pancaran cahaya kenabian beliau [4]. Tatkala 'mukalamah mukhathabah' dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya telah mencapai puncak kesempurnaannya, di dalamnya tidak ada noda dan kekurangan dan secara jelas mengandung perkara-perkara ghaibiyah, itu dengan kata lain disebut kenabian, para Nabi sepakat atas itu. Singkatnya, mustahil umat yang dikatakan sebagai: [Tulisan Arab] (Kamu adalah sebaik-baik ummat yang dibangkitkan untuk manusia, 3:109) dan yang untuknya diajarkan doa: [Tulisan Arab] (Pimpinlah kami pada jalan yang benar. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, 1:5-6); seluruhnya terhalang dari kedudukan yang tinggi ini, dan tak ada seorang pun yang dapat mencapai kedudukan ini. Jika demikian keadaannya, keburukannya bukan hanya ummat Muhammad saw. bernoda, tidak sempurna dan semuanya seperti orang buta; melainkan juga merendahkan daya berkah Nabi Muhammad saw. dan menodai kekuatan suci beliau. Dengan demikian doa yang diajarkan agar dibaca dalam salat lima waktu pun sia-sia. Lebih dari itu, di sisi lain ada juga keburukan bahwa jika kesempurnaan ini dapat diperoleh seorang ummat secara langsung, tanpa mengikuti cahaya kenabian Muhammad saw. maka makna qHotamu-n nubuwwat (Penutup kenabian) menjadi batal. Pendek kata untuk menyelamatkan dari kedua keburukan itu, Allah Ta'ala menganugerahkan 'mukalamah mukhathabah kamilah tammah muthaharah muqaddasiyah' (kesempatan dapat berwawansabda dengan Allah secara sempurna dan suci) kepada beberapa orang yang keadaan 'fana fi-r rosul' (lebur dalam Rasul)-nya telah mencapai puncak kesempurnaan, dan tidak ada tabir yang membatasinya. Dalam 'fanafi-r rosul' telah terkandung pengertian bahwa taraf keummatannya dan ketaatannya pada Rasul telah sempurna. Pada kondisi demikian,wujudnya bukan lagi sebagai wujudnya, melainkan pada cermin keleburannya merefleksikan wujud Nabi Muhammad saw. Disisi lain mereka mencapai 'mukalamah mukhathabah Ilahiyah' (dapat berwawansabda dengan Tuhan) secara sempurna seperti para Nabi. Karena itu, pada kondisi demikian beberapa orang kendatipun sebagai ummat (dapat) memperoleh gelar Nabi. Sebab kenabian yang demikian tidak terlepas dari kenabian Muhammad saw. Bahkan bila diperhatikan dengan seksama, kenabian itu (hakekatnya) kenabian Muhammad saw. sendiri yang nampak dalam bentuk baru. Sama juga makna dalam kalimat yang disabdakan Nabi Muhammad saw. sehubungan dengan Masih Mau'ud: [Tulisan Arab] Yakni, dia (Masih Mau'ud) 'Nabi' juga dan 'Ummati' juga. Kalau tidak, yang lain tidak ada tempat untuk masuk disini. Selamat, orang yang mengerti masalah mendasar ini, sehingga dia selamat dari kehancuran. Allah telah mematikan Isa a. s. sebagaimana Allah Ta'ala memberi kesaksian dalam ayat yang terang (Al-Maidah, 5:117 - pent.): [Tulisan Arab] Makna dengan ayat selengkapnya adalah: Pada Hari Kiamat Allah akan bertanya kepada Isa a.s., "Apakah kamu pernah mengajarkan kepada ummatmu, agar mereka mengimani kamu dan ibumu sebagai Tuhan?" Maka dia akan menjawab, "Selama aku bersama-sama mereka, aku menjadi saksi atas mereka dan penjaga mereka. Dan tatkala Engkau matikan aku, lalu bagaimana aku bisa tahu mereka terlibat dalam kesesatan sesudahku?" Sekarang bila ada yang ingin mengartikan ayat [Tulisan Arab] "Tatkala Kamu mematikan aku," silakan! Atau dengan pertentangan yang tidak adil ada yang ingin mengartikan, "Tatkala Kamu mengangkat aku dengan unsur jasmani ke langit," juga silakan! Bagaimanapun juga dari ayat ini terbukti bahwa Hazrat Isa a.s. tidak akan datang lagi di dunia. Sebab jika sebelum Kiamat- dia datang lagi di dunia dan mematahkan salib, tentu tidak mungkin Isa a.s. yang Nabi Allah itu pada hari Kiamat di hadapan Allah Ta'ala akan berkata dengan kebohongan yang terang, "Aku sedikit pun tak tahu bahwa sesudahku ummatku memilih akidah yang rusak ini, yakni menetapkan aku dan ibuku sebagai Tuhan." Apakah orang yang datang lagi di dunia, tinggal di dunia selama empat puluh tahun dan memerangi kaum Kristiani, dia yang disebut Nabi itu dapat melontarkan perkataan dusta yang menjijikkan, yakni dia sedikit pun tak tahu? Singkatnya, ayat ini menolak kedatangan kembali Hazrat Isa a.s. di dunia. Kalau tidak, berarti dia (Isa a.s.) dianggap berdusta. Kemudian bila dia di langit dengan unsur jasmaninya, dan menurut penjelasan ayat ini hingga hari Kiamat dia tidak akan turun di bumi, lalu apakah dia akan mati di langit dan di langit pula kuburnya? Tetapi, mati di langit itu bertentangan dengan ayat (Al-A'raf, 7:25 - pent.): [Tulisan Arab] "Di bumi kamu meninggal." Jadi dari ayat ini terbukti bahwa dia (Isa a.s.) tidak pergi di langit dengan unsur jasmani, melainkan dia telah wafat. Bila Kitab Allah telah memutuskan dengan jelas sekali, kemudian orang menolak Kitab Allah, jika bukan kedurhakaan lantas apa? Kalau aku tidak datang, kesalahan ijtihad saja dapat dimaafkan. Tetapi ketika aku datang dari sisi Allah dan menyingkap makna Qur'an Syarif dengan terang dan benar, lalu orang tidak juga melepaskan kesalahan, itu bukanlah kebiasaan orang beriman. Tanda-tanda Tuhan untukku nampak di langit dan juga di bumi. Kira-kira seperempat abad telah berlalu pula. Ribuan tanda telah nampak. Umur dunia telah memasuki ribuan ketujuh. Namun orang belum juga menerima kebenaran. Ini keangkuhan macam apa? Lihatlah! Saya katakan dengan suara tinggi bahwa tanda-tanda Tuhan belum habis. Setelah terjadi tanda Ilahi yang berupa gempa pertama yang terjadi pada tanggal 4 April 1905, yang telah dikabarkan beberapa waktu sebelumnya, kemudian Allah memberi kabar kepadaku bahwa pada musim semi akan datang lagi sebuah gempa dahsyat. Itu akan terjadi pada musim semi. Tak diketahui, mungkin itu akan terjadi pada awal musim semi, ketika pohon-pohon mulai mengeluarkan daun atau pada pertengahannya atau pada akhirnya. Adapun kalimat wahyu Ilahinya berbunyi: [Tulisan Arab] "Kemudian musim semi datang, lalu firman Tuhan terpenuhi." Berhubung gempa yang pertama terjadi pada musim semi, karenanya Allah memberi kabar bahwa gempa yang kedua pun akan datang pada musim semi [5] Karena pada akhir Januari beberapa pohon mulai bersemi, maka sejak bulan ini akan mulai hari ketakutan dan kira-kira itu akan berlangsung hingga akhir Mei. Allah berfirman: [Tulisan Arab] Yakni: "Gempa itu akan menjadi gambaran Kiamat." Kemudian difirmankan: [Tulisan Arab] [6] Yakni: "Untukmu Kami akan memperlihatkan tanda-tanda. Dan Kami akan meruntuhkan bangunan-bangunan yang dibuat mereka." Selanjutnya difirmankan: [Tulisan Arab] "Gempa datang dan datang dengan dahsyat, bumi tumbang." Yakni: Gempa dahsyat akan datang dan bumi, yakni sebagian belahan bumi akan berjungkir balik. Seperti yang terjadi pada zaman Nabi Luth a.s. Kemudian Allah berfirman: [Tulisan Arab] Yakni: Aku (Allah) akan datang bersama beberapa lasykar secara sekonyong-konyong. Pada hari itu tak ada seorang pun mengetahuinya. Sebagaimana kampung Nabi Luth a.s., selama belum mengalami kehancuran, tak ada seorang pun yang tahu. Ketika semua (penduduk)nya sedang makan-minum dan bersuka ria, dengan tidak disangka-sangka bumi tumbang. Maka Allah Ta'ala berfirman bahwa demikian juga yang akan terjadi di tempat ini. Sebab dosa telah melampaui batas, manusia sedang asyik mencintai dunia dengan berlebih-lebihan dan mereka memandang rendah jalan Allah. Kemudian difirmankan, "Akhir kehidupan." Seterusnya Allah berfirman kepadaku: [Tulisan Arab] Yakni: Tuhanmu berfirman bahwa akan turun satu perkara dari langit yang karenanya kamu akan bergembira. Ini adalah rahmat dari Kami dan ini perkara yang terputuskan, yang telah ditakdirkan sejak semula. Tentu langit baru berhenti menurunkan perkara itu hingga ketika ramalan ini tersiar pada beberapa ummat. Siapakah yang beriman pada perkataan-perkataan kami, kecuali orang yang beruntung? Ingatlah! Pernyataan ini bukanlah untuk menyebarkan kegelisahan, melainkan untuk mengantisipasi kegelisahan yang akan datang. Setiap masalah bertalian dengan niat. Jadi niat kami bukanlah untuk menyusahkan, melainkan untuk menyelamatkan dari kesusahan. Orang yang bertobat akan diselamatkan dari siksa Tuhan. Namun celaka orang yang tidak bertobat, tidak meninggalkan majelis senda-gurau serta tidak menghentikan diri dari perbuatan buruk dan dosa. Hari kebinasaannya dekat. Karena keangkuhannya, dia layak mendapat murka Allah. (bersambung 3/3) |
|
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota |